27 Apr 2012

Pendarahan pada kehamilan muda

Perdarahan pada kehamilan muda adalah perdarahan pervaginam pada kehamilan kurang dari 22 minggu.
Penanganan umum perdarahan pada kehamilan muda :
- Lakukan penilaian secara cepat mengenaii keadaan umum pasien, termasuk
tanda-tanda vital (nadi, tekanan darah, pernapasan, dan suhu).
- Periksa tanda-tanda syok (pucat, berkerringat banyak, pingsan, tekanan sistolik
kurang 90 mmHg, nadi lebih 112 kali per menit).
- Jika dicurigai terjadi syok, segera mullai penanganan syok. Jika tidak terlihat tanda-
tanda syok, tetap pikirkan kemungkinan tersebut saat penolong melakukan
evaluasi mengenai kondisi wanita karena kondisinya dapat memburuk dengan
cepat. Jika terjadi syok, sangat penting untuk memulai penanganan syok dengan
segera.
- Jika pasien dalam keadaan syok, pikirkaan kemungkinan kehamilan ektopik
terganggu.
- Pasang infus dengan jarum infus besar ((16 G atau lebih), berikan larutan garam
fisiologik atau ringer laktat dengan tetesan cepat (500 cc dalam 2 jam pertama).
Diagnosis perdarahan pada kehamilan muda :
1. Pikirkan kemungkinan kehamilan ektopik pada wanita dengan anemia, penyakit
radang panggul (pelvic inflammatory disease- PID), gejala abortus atau keluhan
nyeri yang tidak biasa.
Catatan : Jika dicurigai adanya kehamilan ektopik, lakukan pemeriksaan
bimanual secara hati-hati karena kehamilan ektopik awal bisa sampai mudah
pecah.
2. Pikirkan kemungkinan abortus pada wanita usia reproduktif yang mengalami
terlambat haid (lebih 1 bulan sejak haid terakhir) dan mempunyai 1 atau lebih
tanda berikut : perdarahan, kaku perut, pengeluaran sebagian produk konsepsi,
serviks yang berdilatasi atau uterus yang lebih kecil dari seharusnya.
3. Jika abortus merupakan kemungkinan diagnosis, kenali dan segera tangani
komplikasi yang ada.
1. Diagnosis abortus imminens :
- Bercak perdarahan hingga perdarahan sedang. Perdarahan ringan
membutuhkan waktu lebih 5 menit untuk membasahi pembalut atau kain
bersih.
- Serviks tertutup.
- Uterus sesuai dengan usia kehamilan.
- Gejala / tanda : kram perut bawah dan uterus lunak.
2. Diagnosis kehamilan ektopik terganggu :
- Bercak perdarahan hingga perdarahan sedang.
- Serviks tertutup.
- Uterus sedikit membesar dari usia kehamilan normal
- Gejala / tanda : limbung atau pingsan, nyeri perut bawah, nyeri goyang porsio,
massa adneksa, dan cairan bebas intra abdomen.
3. Diagnosis abortus komplit :
- Bercak perdarahan hingga perdarahan sedang.
- Serviks tertutup atau terbuka.
- Uterus lebih kecil dari usia kehamilan normal
- Gejala / tanda : sedikit atau tanpa nyeri perut bawah, dan riwayat ekspulsi hasil
konsepsi.
4. Diagnosis abortus insipiens :
- Perdarahan sedang hingga masif (banyak). Perdarahan berat membutuhkan
waktu kurang 5 menit untuk membasahi pembalut atau kain bersih.
- Serviks terbuka.
- Uterus sesuai usia kehamilan.
- Gejala / tanda : kram / nyeri perut bawah, dan belum terjadi ekspulsi hasil
konsepsi.
5. Diagnosis abortus inkomplit :
- Perdarahan sedang hingga masif (banyak).
- Serviks terbuka.
- Uterus sesuai usia kehamilan.
- Gejala / tanda : kram / nyeri perut bawah, dan ekspulsi sebagian hasil konsepsi.
6. Diagnosis abortus mola :
- Perdarahan sedang hingga masif (banyak).
- Serviks terbuka.
- Uterus lunak dan lebih besar dari usia kehamilan
- Gejala / tanda : mual / muntah, kram perut bawah, sindrom mirip pre
eklampsia, tidak ada janin, dan keluar jaringan seperti anggur.
Tanda dan gejala abortus antara lain nyeri abdomen bawah, nyeri lepas, uterus terasa lemas, perdarahan berlanjut, lemah, lesu, demam, sekret vagina berbau, sekret & pus dari serviks, dan nyeri goyang serviks. Komplikasinya adalah infeksi / sepsis. Penanganannya adalah mulai memberikan antibiotik sesegera mungkin sebelum melakukan aspirasi vakum manual. Antibiotiknya berupa ampisilin 2 gr IV tiap 6 jam ditambah gentamisin 5 mg/kgbb IV tiap 24 jam ditambah metronidazol 500 mg IV tiap 8 jam sampai ibu bebas demam 48 jam.
Tanda dan gejala lainnya adalah nyeri / kaku pada abdomen, nyeri lepas, distensi abdomen, abdomen terasa tegang & keras, nyeri bahu, mual-muntah, dan demam. Komplikasinya adalah perlukaan uterus, vagina atau usus. Penanganannya yaitu lakukan laparotomi untuk memperbaiki perlukaan dan lakukan aspirasi vakum manual secara berurutan. Mintalah bantuan lebih lanjut jika dibutuhkan.
Jenis-Jenis Abortus
___________________
Jenis-jenis abortus :
1. Abortus spontan
2. Abortus yang disengaja
3. Abortus tidak aman
4. Abortus septik
Abortus spontan adalah penghentian kehamilan sebelum janin mencapai viabilitas (usia kehamilan 22 minggu). Tahapan abortus spontan meliputi :
1. Abortus imminens (kehamilan dapat berlanjut).
2. Abortus insipiens (kehamilan tidak akan berlanjut dan akan berkembang menjadi
abortus inkomplit atau abortus komplit).
3. Abortus inkomplit (sebagian hasil konsepsi telah dikeluarkan).
4. Abortus komplit (seluruh hasil konsepsi telah dikeluarkan).
Abortus yang disengaja adalah suatu proses dihentikannya kehamilan sebelum janin mencapai viabilitas.
Abortus tidak aman adalah suatu prosedur yang dilakukan oleh orang yang tidak berpengalaman atau dalam lingkungan yang tidak memenuhi standar medis minimal atau keduanya.
Abortus septik adalah abortus yang mengalami komplikasi berupa infeksi-sepsis dapat berasal dari infeksi jika organisme penyebab naik dari saluran kemih bawah setelah abortus spontan atau abortus tidak aman. Sepsis cenderung akan terjadi jika terdapat sisa hasil konsepsi atau terjadi penundaan dalam pengeluaran hasil konsepsi. Sepsis merupakan komplikasi yang sering terjadi pada abortus tidak aman dengan menggunakan peralatan.
Penanganan
____________
Jika dicurigai suatu abortus tidak aman terjadi, periksalah adanya tanda-tanda infeksi atau adanya perlukaan uterus, vagina dan usus, lakukan irigasi vagina untuk mengeluarkan tumbuh-tumbuhan, obat-obat lokal atau bahan lainnya.
Penanganan abortus imminens :
1. Tidak perlu pengobatan khusus atau tirah baring total.
2. Jangan melakukan aktifitas fisik berlebihan atau hubungan seksual.
3. Jika perdarahan :
- Berhenti : lakukan asuhan antenatal seperti biasa, lakukan penilaian jika
perdarahan terjadi lagi.
- Terus berlangsung : nilai kondisi janin (uji kehamilan atau USG). Lakukan
konfirmasi kemungkinan adanya penyebab lain. Perdarahan berlanjut,
khususnya jika ditemukan uterus yang lebih besar dari yang diharapkan,
mungkin menunjukkan kehamilan ganda atau mola.
4. Tidak perlu terapi hormonal (estrogen atau progestin) atau tokolitik (misalnya
salbutamol atau indometasin) karena obat-obat ini tidak dapat mencegah
abortus.
Penanganan abortus insipiens :
1. Jika usia kehamilan kurang 16 minggu, lakukan evaluasi uterus dengan aspirasi
vakum manual. Jika evaluasi tidak dapat, segera lakukan :
- Berikan ergometrin 0,2 mg intramuskuler (dapat diulang setelah 15 menit bila
perlu) atau misoprostol 400 mcg per oral (dapat diulang sesudah 4 jam bila
perlu).
- Segera lakukan persiapan untuk pengeluaran hasil konsepsi dari uterus.
2. Jika usia kehamilan lebih 16 minggu :
- Tunggu ekspulsi spontan hasil konsepsi lalu evaluasi sisa-sisa hasil konsepsi.
- Jika perlu, lakukan infus 20 unit oksitosin dalam 500 ml cairan intravena
(garam fisiologik atau larutan ringer laktat) dengan kecepatan 40 tetes per
menit untuk membantu ekspulsi hasil konsepsi.
3. Pastikan untuk tetap memantau kondisi ibu setelah penanganan.
Penanganan abortus inkomplit :
1. Jika perdarahan tidak seberapa banyak dan kehamilan kurang 16 minggu,
evaluasi dapat dilakukan secara digital atau dengan cunam ovum untuk
mengeluarkan hasil konsepsi yang keluar melalui serviks. Jika perdarahan
berhenti, beri ergometrin 0,2 mg intramuskuler atau misoprostol 400 mcg per
oral.
2. Jika perdarahan banyak atau terus berlangsung dan usia kehamilan kurang 16
minggu, evaluasi sisa hasil konsepsi dengan :
- Aspirasi vakum manual merupakan metode evaluasi yang terpilih. Evakuasi
dengan kuret tajam sebaiknya hanya dilakukan jika aspirasi vakum manual
tidak tersedia.
- Jika evakuasi belum dapat dilakukan segera, beri ergometrin 0,2 mg
intramuskuler (diulang setelah 15 menit bila perlu) atau misoprostol 400 mcg
per oral (dapat diulang setelah 4 jam bila perlu).
3. Jika kehamilan lebih 16 minggu :
- Berikan infus oksitosin 20 unit dalam 500 ml cairan intravena (garam fisiologik
atau ringer laktat) dengan kecepatan 40 tetes per menit sampai terjadi
ekspulsi hasil konsepsi.
- Jika perlu berikan misoprostol 200 mcg per vaginam setiap 4 jam sampai
terjadi ekspulsi hasil konsepsi (maksimal 800 mcg).
- Evaluasi sisa hasil konsepsi yang tertinggal dalam uterus.
4. Pastikan untuk tetap memantau kondisi ibu setelah penanganan.
Penanganan abortus komplit :
1. Tidak perlu evaluasi lagi.
2. Observasi untuk melihat adanya perdarahan banyak.
3. Pastikan untuk tetap memantau kondisi ibu setelah penanganan.
4. Apabila terdapat anemia sedang, berikan tablet sulfas ferrosus 600 mg per hari
selama 2 minggu. Jika anemia berat berikan transfusi darah.
5. Konseling asuhan pasca keguguran dan pemantauan lanjut.
Pemantauan Pasca Abortus
__________________________
Insidens abortus spontan kurang lebih 15% (1 dari 7 kehamilan) dari seluruh kehamilan.
Syarat-syarat memulai metode kontrasepsi dalam waktu 7 hari pada kehamilan yang tidak diinginkan :
1. Tidak terdapat komplikasi berat yang membutuhkan penanganan lebih lanjut.
2. Ibu menerima konseling dan bantuan secukupnya dalam memilih metode
kontrasepsi yang paling sesuai.
Metode kontrasepsi pasca abortus :
1. Kondom
- Waktu aplikasinya segera.
- Efektivitasnya tergantung dari tingkat kedisiplinan klien.
- Dapat mencegah penyakit menular seksual.
2. Pil kontrasepsi
- Waktu aplikasinya segera.
- Cukup efektif tetapi perlu ketaatan klien untuk minum pil secara teratur.
3. Suntikan
- Waktu aplikasinya segera.
- Konseling untuk pilihan hormon tunggal atau kombinasi.
4. Implan
- Waktu aplikasinya segera.
- Jika pasangan tersebut mempunyai 1 anak atau lebih dan ingin kontrasepsi
jangka panjang.
5. Alat kontrasepsi dalam rahim
- Waktu aplikasinya segera dan setelah kondisi pasien pulih kembali.
- Tunda insersi jika hemoglobin kurang 7 gr/dl (anemia) atau jika dicurigai
adanya infeksi.
6. Tubektomi
- Waktu aplikasinya segera.
- Untuk pasangan yang ingin menghentikan fertilitas.
- Jika dicurigai adanya infeksi, tunda prosedur sampai keadaan jelas. Jika
hemoglobin kurang 7 gram/dl, tunda sampai anemia telah diperbaiki.
- Sediakan metode alternatif (seperti kondom).
Beberapa wanita mungkin membutuhkan :
1. Jika klien pernah diimunisasi, berikan booster tetanus toksoid 0,5 ml atau jika
dinding vagina atau kanalis servikalis tampak luka terkontaminasi.
2. Jika riwayat imunisasi tidak jelas, berikan serum anti tetanus 1500 unit
intramuskuler diikuti dengan tetanus toksoid 0,5 ml setelah 4 minggu.
3. Penatalaksanaan untuk penyakit menular seksual.
4. Penapisan kanker serviks.
Kehamilan Ektopik Terganggu
___________________________
Kehamilan ektopik adalah kehamilan dengan implantasi terjadi di luar rongga uterus. Tuba Fallopii merupakan tempat tersering terjadinya implantasi kehamilan ektopik (lebih 90%).
Tanda dan gejala kehamilan ektopik sangatlah bervariasi tergantung dari pecah tidaknya kehamilan tersebut. Alat penting yang dapat digunakan untuk mendiagnosis kehamilan ektopik yang pecah adalah tes kehamilan dari serum yang dikombinasi dengan pemeriksaan USG. Jika diperoleh haril darah yang tidak membeku segera mulai penanganan.
Tanda dan gejala kehamilan ektopik :
1. Gejala kehamilan awal berupa flek atau perdarahan ireguler, mual, pembesaran
payudara, perubahan warna pada vagina & serviks, perlunakan serviks,
pembesaran uterus, frekuensi buang air kecil meningkat.
2. Nyeri pada abdomen dan pelvis.
Tanda dan gejala kehamilan ektopik terganggu :
1. Kolaps dan kelelahan.
2. Denyut nadi cepat dan lemah (110 kali per menit atau lebih).
3. Hipotensi.
4. Hipovolemia.
5. Abdomen akut dan nyeri pelvis.
6. Distensi abdomen. Distensi abdomen dengan shifting dullness merupakan
petunjuk adanya darah bebas.
7. Nyeri lepas.
8. Pucat.
Diagnosis banding kehamilan ektopik yang tersering adalah abortus imminens. Diagnosa banding lainnya adalah penyakit radang panggul akut & kronik, kista ovarium (terpuntir atau ruptur) dan appendisitis akut. USG dapat membedakan antara kehamilan ektopik, abortus imminens dan kista ovarium terpuntir.
Penanganan awal kehamilan ektopik :
1. Segera lakukan uji silang darah dan laparatomi. Jangan menunggu darah
sebelum melakukan pembedahan.
2. Jika tidak ada fasilitas, segera rujuk ke fasilitas lebih lengkap dan lakukan
penilaian awal.
3. Pada laparatomi, eksplorasi kedua ovarium dan tuba Fallopii :
- Kerusakan tuba yang berat : lakukan salpingektomi (hasil konsepsi dan tuba
keduanya dikeluarkan). Ini merupakan terapi pilihan pada sebagian besar
kasus.
- Kerusakan tuba yang kecil : lakukan salpingostomi (hasil konsepsi dikeluarkan
dan tuba dipertahankan). Ini dilakukan dengan mempertimbangkan
konservasi kesuburan karena resiko kehamilan ektopik berikutnya cukup tinggi.
Jika terjadi perdarahan banyak dapat dilakukan autotransfusi apabila darah intraabdominal masih segar dan tidak terinfeksi atau terkontaminasi (pada akhir kehamilan, darah dapat terkontaminasi dengan air ketuban dan lain-lain sehingga sebaiknya tidak digunakan untuk autotransfusi). Darah dapat dikumpulkan sebelum pembedahan atau setelah abdomen dibuka :
1. Sewaktu ibu berbaring di atas meja operasi sebelum operasi dan abdomen
tampak tegang akibat terkumpulnya darah, saat itu memungkinkan untuk
memasukkan jarum melalui dinding abdomen dan darah dikumpulkan diset
donor.
2. Cara lain, bukalah abdomen :
- Ambil darah ke dalam suatu tempat dan saringlah darah dengan menggunakan
kasa untuk memisahkan bekuan darah.
- Bersihkan bagian atas dari kantong darah dengan cairan antiseptik dan bukalah
dengan pisau steril.
- Tuangkan darah wanita tersebut ke dalam kantong dan masukkan kembali
melalui set penyaring dengan cara biasa.
- Jika tidak tersedia kantong donor dengan antikoagulan, tambahkan sodium
sitrat 10 ml untuk setiap 90 ml darah.
Penanganan selanjutnya :
1. Sebelum membolehkan ibu pulang, lakukan konseling dan nasehat mengenai
prognosis kesuburannya. Mengingat meningkatnya resiko kehamilan ektopik
selanjutnya, konseling metode kontrasepsi dan penyediaan metode kontrasepsi,
jika diinginkan, merupakan hal yang penting.
2. Perbaiki anemia dengan sulfas ferrous 600 mg/hr per oral selama 2 minggu.
3. Jadwalkan kunjungan berikutnya untuk pemantauan dalam waktu 4 minggu.
Klasifikasi
Berdasarkan lokasi terjadinya, dibagi menjadi :
-         Kehamilan tuba ( >95%), paling banyak di pars ampularis (55%)
-         Kehamilan ektopik lain (<5%), antara lain terjadi di serviks uteri, ovarium, atau abdominal.
-         Kehamilan intraligamenter
-         Kehamilan heterotopik
-         Kehamilan ektopik bilateral
Kehamilan Tuba
Sebagian besar kehamilan tuba akan terganggu pada umur 6-10 minggu kemudian, dan nasib hasil konsepsi :
1.      Mati dan lalu diresorbsi
2.      Terjadi abortus tuba (65%), hasil konsepsi terlepas dari tuba, dan terjadi perdarahan, sedikit maupun banyak. Hasil konsepsi dan perdarahan bisa keluar ke arah kavum uteri dan dikeluarkan pervaginam, atau keluar ke arah kavum abdominal sehingga bertumpuk di belakang rahim, disebut hematoma retrouterina.
3.      Terjadi ruptur tuba (35%), bila robekan kecil maka hasil konsepsi tetap tinggal di dalam tuba,namun terjadi perdarahan banyak. Bila robekan besar, maka hasil konsepsi keluar lalu masuk rongga perut, hasil konsepsi mati dan berkumpul di retrouterina bersama darah.Bila janin agak besar, akan menjadi litopedion. Jika janin keluar diselubungi kantong amnion dan plasenta yang utuh, plasenta akan mencari kebutuhan makanan janin pada usus, lig.latum, dan organ disekitarnya, janin akan tumbuh bahkan sampai aterm, terjadi kehamilan abdominal sekunder.

Gambaran Klinik dan Diagnosa
1.      Kehamilan tuba yang belum terganggu
Tidak khas, tanda-tanda hamil muda, sedikit nyeri pada perut, pada pemeriksaan vaginal, uterus membesar dan lembek sehingga sukar diraba pada pemeriksaan bimanual, USG sangat membantu menegakkan diagnosis, dengan didapatkan uterus tanpa kantong gestasi, gambaran kantong gestasi berisi mudigah di luar uterus.

2.      Kehamilan tuba terganggu
Amenore, timbul nyeri perut bagian bawah mendadak disertai perdarahan pervaginam mendadak sehingga pasien pingsan atau syok. Darah dapat merangsang diafragma, sehingga menyebabkan nyeri bahu dan bila membentuk hematokel retrouterina menyebabkan nyeri defekasi.
Diagnosis:
    Pemeriksaan laboratorium : pemeriksaan hemoglobin dan hematokrit serial setiap 1 jam selama 3 kali berturut-turut, pemeriksaan leukosit menunjukkan leukositosis.
    Pemeriksaan vaginal :
-     nyeri goyang (+) dengan menggerakkan serviks menimbulkan nyeri
-     kavum douglasi menonjol dan nyeri pada perabaan karena terisi darah
-     teraba tumor di samping uterus denganm konsistensi lunak pada abortus tuba
    Pada palpasi perut dan pada perkusi ada tanda perdarahan intraabdominal (shifting dullness).
    Pemeriksaan USG bila sudah terganggu (ruptur): kantong gestasi tidak jelas, massa hiperekoik tidak beraturan,  tidak berbatas tegas, dan di sekitarnya didapati cairan bebas (gambaran darah intraabdominal).
    Kuldosentesis (douglas pungsi) untuk mengetahui adakah darah dalam kavum douglasi
    Laparoskopi merupakan alat bantu diagnostik pilihan terakhir jira yang lain meragukan.

Pengelolaan
-     rawat inap
-     pemberian cairan pada pasien yang mengalami syok
-     laparatomi atau salpingektomi
-     kemoterapi dengan metotreksat 1mg/kg i.v dan factor sitrovorum 0,1 mg/kg i.m berselang seling tiap hari selama 8 hari.
Indikasi tindakan : 1) kehamilan di pars ampularis tuba; 2) diameter kantong gestasi ≤ 4cm; 3) perdarahan dalam rongga perut ≤ 100 ml; 4) tanda vital baik dan stabil


Mola Hidatidosa
_______________
Kehamilan mola merupakan proliferasi abnormal dari vili khorialis.
Penanganan awal kehamilan mola :
Jika diagnosa kehamilan mola telah ditegakkan, lakukan evaluasi uterus :
- Jika dibutuhkan dilatasi serviks, gunakkan blok paraservikal.
- Pengosongan dengan aspirasi vakum manuaal lebih aman daripada kuretase
tajam. Resiko perforasi dengan menggunakan kuret tajam cukup tinggi.
- Jika sumber vakum adalah tabung manual,, siapkan peralatan aspirasi vakum
manual minimal 3 set agar dapat digunakan secara bergantian hingga
pengosongan kavum uteri selesai. Isi uterus cukup banyak tetapi penting untuk
cepat dikosongkan.
Penanganan selanjutnya kehamilan mola :
- Pasien dianjurkan untuk menggunakan konntrasepsi hormonal (apabila masih ingin
anak) atau tubektomi apabila ingin menghentikan fertilitas.
- Lakukan pemantauan setiap 8 minggu selaama minimal 1 tahun pasca evakuasi
dengan menggunakan tes kehamilan dengan urin karena adanya resiko
timbulnya penyakit trofoblas yang menetap atau khoriokarsinoma. Jika tes
kehamilan dengan urin tidak negatif setelah 8 minggu atau menjadi positif
kembali dalam 2 tahun pertama, rujuk ke pusat kesehatan tersier untuk
pemantauan dan penanganan lebih lanjut.
Definisi
Statu kehamilan yang berkembang dengan tidak ditemukannya janin, dan terjadi perubahan pada vili korialis berupa degenerasi hidropik.
Gejala dan Tanda
-         Perdarahan intermiten, sedikit-sedikit maupun langsung banyak (gejala utama) antara bulan pertama sampai ketujuh
-         Preeklampsia terjadi lebih muda daripada kehamilan biasa
-         Tirotoksikosis
-         Emboli sel trofoblas ke paru
-         Kista lutein yang menyebabkan risiko degenerasi keganasan meningkat
Diagnosis
-         ­Amenorea
-         Perdarahan pervaginam
-         Uterus lebih besar dari usia kehamilan, dan tidak ditemukan tanda kehamilan pasti, seperti balotement dan detak jantung janin
-         Peninggian kadar hCG
-         Gambaran khas USG berupa badai salju atau sarang lebah
-         Keluarnya gelembung mola (diagnosa paling tepat)
-         Pemeriksaan histologik : vili edema dengan sel trofoblas yang tidak begitu berproliferasi, sedangkan di tempat lain tampak vili normal
Pengelolaan Terdiri dari 4 tahap :
Perbaiki KU
Yaitu transfusi darah untuk memperbaiki syok atau anemia dan mengurangi penyulit seperti preeklampsia atau tirotoksikosis.
Pengeluaran jaringan mola
Ada 2 cara :
-         Vakum kuretase
Vakum kuretase dilanjutkan kuretase, dan diberikan uterotonika untuk memperbaiki kontraksi
-         Histerektomi
Pada pasien umur tua dan paritas tinggi karena merupakan faktor predisposisi terjadinya keganasan














     ABORTUS
Definisi
Adalah ancaman atau pengeluaran hasil konsepsi sebelum janin dapat hidup di luar kandungan. Sebagai batasan, kehamilan < 20 minggu atau berat janin < 500 gram.

Etiologi
-     Faktor genetik
-     Kelainan kongenital uterus
-     Autoimun
-     Defek fase luteal
-     Infeksi
-     Hematologik
-     Lingkungan

Macam Abortus
Abortus Iminens
Definisi
Abortus tingkat permulaan atau ancaman terjadinya abortus yang ditandai perdarahan pervaginam.

Diagnosis
Diawali keluhan perdarahan pervaginam pada umur kehamilan < 20 minggu, mulas atau tidak ada keluhan selain perdarahan pervaginam. Ostium uteri masih tertutup, besarnya uterus masih sesuai usia kehamilan, dan tes kehamilan urin masih positif.

Tata Laksana
-         Tirah baring sampai perdarahan berhenti
-         Spasmolitik agar uterus tidak berkontraksi
-         Hormon progesteron atau derivatnya untuk mencegah abortus
-         Jika perdarahan setelah beberapa minggu masih berlangsung, maka perlu ditentukan apakah kehamilan masih baik

Abortus Insipiens
Definisi
Abortus yang sedang mengancam, ditandai dengan serviks telah mendatar dan ostium uteri telah membuka, tetapi hasil konsepsi masih di dalam kavum uteri dan dalam proses pengeluaran.

Diagnosa
Penderita mulas karena kontraksi yang sering dan kuat, perdarahan bertambah sesuai pembukaan serviks uterus dan umur kehamilan. Besar uterus masih sesuai umur kehamilan dengan tes urin kehamilan masih positif. Pada pemeriksaan USG didapati pembesaran uterus masih sesuai umur kehamilan, gerak janin dan gerak jantung janin masih jelas, dan terlihat penipisan serviks uterus atau pembukaannya.

Tata Laksana
Bila ada tanda syok< atasi dengan pemberian cairan dan transfusi darah, lalu segera lakukan tindakan evakuasi disusul kuretase bila perdarahan banyak. Pada umur kehamilan > 12 minggu, evakuasi dengan cara digital disusukl kuretase dan pemberian uterotonika untuk mencegah terjadinya perforasi pada dinding uterus. Pasca tindakan, perbaiki keadaan umum, pemberian uterotonika, dan antibiotika profilaksis.

Abortus Kompletus
Definisi
Seluruh hasil konsepsi telah keluar dari kavum uteri, sehingga rongga rahim kosong.


Diagnosa
Semua hasil konsepsi telah keluar, ostium uteri telah menutup, uterus sudah mengecil sehingga perdarahan sedikit. Besar uterus tidak sesuai umur kehamilan. Tes urin masih positif sampai 7-10 hari setelah abortus.

Tata Laksana
Tidak ada pengobatan khusus, hanya roboransia atau hematenik bila keadaan pasien memerlukan. Tidak perlu uterotonika.

Abortus Inkompletus
Definisi
Sebagian hasil konsepsi telah keluar dari kavum uteri, namun masih ada yang tertinggal.

Diagnosis
Kanalis servikalis masih terbuka dan teraba jaringan pada kavum uteri atau menonjol pada ostium uteri eksternum. Besar uterus lebih kecil dari usia kehamilan. Jumlah perdarahan tergantung pada jaringan yang tersisa. Pasien dapat mengalami anemia atau syok hemoragik.

Tata Laksana
Bila ada tanda syok maka atasi dulu dengan pemberian cairan atau transfusi darah. Bila perdarahan hebat, segera evakuasi secara manual agar kontraksi uterus baik dan perdarahan berhenti, lalu segera lakukan kuretase. Pasca tindakan, berikan uterotonika (parenteral atau per oral), dan antibiotik.

Missed Abortion
Definisi
Abortus yang ditandai dengan embrio atau fetus telah meninggal sebelum usia kehamilan 20 minggu dan hasil konsepsi masih tertahan dalam kandungan.

Diagnosa
Pasien tidak ada keluhan kecuali merasakan pertumbuhan kehamilannya tidak seperti harapan. Bila kehamilan 14-20 minggu, pasien merasa rahim semakin mengecil dan tanda-tanda kehamilan sekunder pada payudara mulai menghilang. Pada pemeriksaan USG didapatkan uterus mengecil, kantong gestasi mengecil, dan bentuknya tidak beraturan disertai gambaran fetus dengan tidak adanya tanda kehidupan. Pada pemeriksaan tes urin, hasilnya negatif setelah 1 minggu dari terhentinya pertumbuhan kehamilan.

Tata Laksana
Pada umur kehamilan < 12 minggu, evakuasi secara langsung dengan melakukan dilatasi dan kuretase bila serviks uterus memungkinkan. Bila umur kehamilan 12-20 minggu dengan serviks uterus yang masih kaku,lakukan induksi (oksitosin i.v atau mesoprostol 400mg sublingual) atau mematangkan kanalis servikalis. Setelah janin keluar dengan induksi, lakukan kuretase. Pasca tindakan, bila perlu, berikan oksitosin i.v dan antibiotika.

Abortus Habitualis
Definisi
Abortus spontan yang terjadi 3 kali atau lebih berturut-turut.

Etiologi
-         Reaksi imunologik
-         Inkompetensia serviks
-         Etiologi lain seperti disfungsi tiroid, malnutrisi, dll

Tata Laksana
Pada inkompetensia serviks, operasi pada umur kehamilan 12-14minggu dengan cara SHIRODKAR atau McDONALD.

Abortus Infeksious, Abortus Septik
Definisi
Abortus infeksius adalah yang disertai infeksi pada alat genitalia. Abortus septik adalah abortus yang disertai penyebaran infeksi pada peredaran darah tubuh atau peritoneum (septikemia atau peritonitis).

Diagnosis
Anamnesis yang cermat tentang upaya tindakan abortus yang tidak menggunakan peralatan yang asepsis dengan didapat gejala dan tanda panas yang tinggi, tampak sakit dan lelah, takikardia, perdarahan pervaginam yang berbau, uterus yang membesar dan lembut, serta nyeri tekan. Bila sampai terjadi sepsis dan syok, pasien akan tampak lelah, panas tinggi, menggigil, dan tekanan darah turun. Pada laboratorium didapatkan leukositosis.

Tata Laksana
-         Pengelolaan mempertimbangkan keseimbangan cairan tubuh
-         Antibiotika sesuai hasil kultur sampai 2 hari bebas demam
-         Kuretase bila keadaan umum sudah baik minimal 6 jam setelah antibiotika diberikan
-         Injeksi ATS dan irigasi kanalis vagina dengan larutan peroksida bila ditakutkan terjadi tetanus. Jika perlu, segera histerektomi total.

0 comments:

Posting Komentar