23 Apr 2012

Konsep Imunisasi Dasar Pada Bayi dan Anak

Konsep Imunisasi Dasar Pada Bayi dan Anak

 

 

 

 

 

 

 

A.Pengertian imunisasi dasar pada anak

     Imunisasi adalah upaya yg dilakukan dgn sengaja memberikan kekebalan (imunitas) pada bayi atau anak sehingga terhindar dari penyakit dengan memasukan vaksin kedalam tubuh agar tubuh membuat zat anti untuk mencegah penyakit tertentu.

 TUJUAN IMUNISASI DASAR

Agar tubuh kebal terhadap penyakit tertentu. Yang dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu :
  • Tingginya kadar antibodi pada saat dilakukan imunisasi
  •  Potensi antigen yang disuntikkan

Jenis-jenis imunisasi

  1. Imunisasi Aktif
Merupakan pemberian zat sebagai antigen  yang diharapkan akan terjadi suatu proses infeksi buatan sehingga tubuh mengalami reaksi imunologis spesifik yang akan menghasilkan respon seluler dan humoral serta dihasilkannya sel memori, sehingga apabila benar-benar terjadi infeksi maka tubuh secara cepat dapat  merespon.

  1. Imunisasi Pasif
>  Merupakan pemberian zat yaitu suatu zat yang dihasilkan melalui suatu proses infeksi yang dapat berasal dari plasma manusia atau binatang yang digunakan untuk mengatasi mikroba yang diduga sudah masuk dalam tubuh yang terinfeksi.


Adapun imunisasi yg dianjurkan untuk anak adalah :

1.   Imunisasi BCG ( Bacillus Calmette Guerin)
            imunisasi BCG digunakan untuk mencegah terjadinya penyakit TBC, yang dapat terjadi meskipun sudah dilakukan imunisasi BCG. BCG diberikan 1 kali sebelum anak berumur 2 bulan. BCG ulangan tidak dianjurkan karena keberhasilannya diragukan. Vaksin disuntikkan secara intrakutan pada lengan atas.

>  Penyebab : m. TB, m. Bovis
>  Jaringan yg diserang :
   1. Paru-paru
   2. Selaput otak
   3. Tulang
   4. Kelenjar superfisialvaksin : BCG
>  Sifat vaksin : mengurangi resiko tbc berat
>  Efek proteksi : 8-12 minggu stl imunisasi

>  Cara pemberian :
    1. Anak : ic 0,1 ml
    2. BBL : 0.05 ml
>  Waktu pemberian :
    1. Anak : tes mantoux (-)
    2. Bayi : < 2 bulan

>  Cara kerja faksin :
    meningkatkan daya tahan tubuh thd inf basil yg virulen
    imunitas timbul stl 8 minggu
    imunitas bisa tdk lengkap
>  Efek samping :
   1. Reaksi pembengkakan kecil
   2. Kemerahan,
   3. Abses
   4. Scar
>  Waktu pemberian :
    1. Anak : tes mantoux (-)
    2. Bayi : < 2 bulan
>  Cara kerja faksin :
    meningkatkan daya tahan tubuh thd inf basil yg virulen
    imunitas timbul stl 8 minggu
    imunitas bisa tdk lengkap
>  Kontra indikasi
   1. Uji mantoux (+)
   2. Immunodefisiensi
   3. Gizi buruk
   4. Demam tinggi
   5. Infeksi kulit yg luas
   6. Riwayat tb
   7. Kehamilan
>  Cara menyimpan vaksin
    1. Pd suhu 2-80c
    2. Tdk dlm keadaan beku
    3. Tdk kena sinar mth langsung
    4. Exp stl 8 jam pengenceran

2. Imunisasi DPT (Diphteri, Pertusis, dan Tetanus)
           
Merupakan imunisasi yang digunakan untuk mencegah terjadinya penyakit diphteri pertusis dan tetanus. Waktu pemberiannya antara umur 2-11 bulan dgn interval 4 minggu. Cara pemberian imunisasi DPT melalui intramuskular.
Reaksi : biasanya demam dalam 24-48 jam sakit, kemerahan, dan bengkak pada sisi injeksi 
  •   CARA PENYIMPANAN VAKSIN
    PD SUHU 0-80C


3. Imunisasi Polio
           
Merupakan imunisasi yg digunakan untuk mencegah terjadinya penyakit poliomyelistis yg dapat menyababkan kelumpuhan pada anak. Kandungan vaksin ini adalah virus yg dilemahkan. Frekuensi pemberiannya 4 kali, waktu pemberiannya pada umur 0-11 bulan dgn interval pemberian 4 minggu. Cara pemberiannya melalui oral.





  •  CARA KERJA :
    Vaksin akan masuk  ke dlm saluran pencernaan dan memacu pembentukan antibody baik di dlm darah maupun pd epitelium usus, shg tjd pertahanan lokal terhadap polio yg masuk.


4. Imunisasi Campak

Merupakan imunisasi yg digunakan untuk mencegah terjadinya penyakit campak pada anak karena penyakit ini sangat menular.
Kandungan vaksin ini adalah virus yg dilemahkan. Pemberiannya 1 kali, waktu pemberiannya pada umur 9-11 bulan. Cara pemberiannya melalui subkutan kemudian efek sampingnya adalah dapat terjadi ruam pada tempat suntikan dan panas.

5. Imunisasi hepatitis B

Merupakn imunisasi yang digunakan untuk mencegah terjadinya penyakit hepatitis yang kandungannya adalah HbsAg dalam bentuk cair. Pemberiannya 3 kali, waktu pemberian pada umur 0-11 bulan, cara pemberiannya melalui intramuskular.
: distoleransi dengan baik efek samping sedikit
  •   Penyebab : virus hep.b
  •   Penularan :
    1. Perenteral
    2. Sexual
    3. Transplasental
    4. Asi


  •  Cara kerja vaksin
    igm (sementara)   >>>>>   igg (tetap)
  •   Efek samping ;
   1. Nyeri sendi / otot
   2. Bengkak
   3. Panas
   4. Mual
   5. Anafilaksis
  •   Kontra indikasi
   - ibu hamil
  •   Cara penyimpanan vaksin :
   1. Suhu 0-80c
   2. Waktu max 10 bulan
6. Imunisasi MMR ( Measles, Mumps, Rubela)

Digunakan untuk mencegah terjadinya penyakit campak, gondong, parotis epidemika dan rubela. Antigen yang dipakai adalah virus campak strain.
Reaksi :
  •   Measles : Anoreksia, malaise, ruam dan demam dalam 2 bulam imunisasi,
  •   Mumps : demam ringan yang singkat
  •   Rubela  : demam atau ruam ringan yang berakhir 1 atau 2 hari dalam beberapa hari setelah imunisasi
 Teknik atau cara pemberian imunisasi

  •   Teknik atau cara pemberian imunisasi umumnya dilakukan dengan melemahkan virus atau bakteri penyebab penyakit lalu diberikan kepada seseorang dengan cara suntik atau minum / telan.
1.Orang tua anak harus ditanyakan :
  1. Status kesehatan anak saat ini, apakah dlm kondisi sehat atau sakit.
  2. Pengalaman/reaksi terhadap imunissi yg pernah  di dpt sebelumnya.
  3. Penyakit yg dialami dimasa lalu dan sekarang.
2. Orang tua hrs mengerti ttg hal-hal yg berkaitan dgn penyakit yg dpt dicegah dgn imunisasi.
3.Catatan imunisasi yg lalu(apabila sdh pernah mendpt imunisasi sebelumnya), pentingnya menjaga kesehatan melalui tindakan imunisasi.

 Reaksi Imunisasi ( KIPI )

 Menurut Komite Nasional Pengkajian dan Penanggulangan (KN PP) KIPI adalah semua kejadian sakit dan kematian yang terjadi dalam masa satu bulan setelah imunisasi. 

Faktor KIPI yang bisa terjadi pasca imunisasi :

 

Faktor KIPI yang bisa terjadi pasca imunisasi :

1.       Reaksi suntikan

Semua gejala klinis yang terjadi akibat trauma tusukan jarum suntik, baik langsung maupun tidak langsung harus dicatat sebagai reaksi KIPI. Reaksi suntikan langsung misalnya rasa sakit, bengkak dan kemerahan pada tempat suntikan. Sedangkan reaksi suntikan tidak langsung misalnya rasa takut, pusing, mual, sampai sinkope atau pingsan.

2.       Reaksi vaksin

Gejala KIPI yang disebabkan masuknya vaksin ke dalam tubuh umumnya sudah diprediksi terlebih dahulu karena umumnya “ringan”.

Misal, demam pasca-imunisasi DPT yang dapat diantisipasi dengan obat penurun panas. Meski demikian, bisa juga reaksi induksi vaksin berakibat parah karena adanya reaksi simpang di dalam tubuh (keracunan), yang mungkin menyebabkan masalah persarafan, kesulitan memusatkan perhatian.

3.       Faktor kebetulan

ada juga kejadian yang timbul secara kebetulan setelah bayi diimunisasi. Petunjuk “faktor kebetulan” ditandai dengan ditemukannya kejadian sama di saat bersamaan pada kelompok populasi setempat, dengan karakterisitik serupa tetapi tidak mendapatkan imunisasi.

4.       Penyebab tidak diketahui

Bila kejadian atau masalah yang dilaporkan belum dapat dikelompokkan ke dalam salah satu penyebab, maka untuk sementara dimasukkan ke kelompok “penyebab tidak diketahui” sambil menunggu informasi lebih lanjut. Biasanya, dengan kelengkapan informasi akan dapat ditentukan kelompok penyebab KIPI

Cold Cain

Merupakan cara menjaga agar vaksin dapat digunakan dalam keadaan baik atau tidak rusak sehingga mempunyai kemampuan atau efek kekebalan pada penerimanya.akan tetapi apabila vaksin di luar temperatur yang dianjurkan akan mengurangi potensi kekebalannya .

      Vaksin harus disimpan dalam keadaan dingin mulai dari pabrik sampai ke sasaran

      Simpan vaksin di lemari es pada suhu yang tepat

      Pintu lemari es harus selalu tertutup dan terkunci

      Taruh vaksin polio, campak, pada rak I dekat freezer

      Untuk membawa vaksin ke posyandu harus menggunakan vaccine carrier/termos yang berisi es

Konsep Pemberian Nutrisi  dan Cairan Pada Bayi dan Anak

Pengertian Konsep Nutrisi dan Cairan pada Bayi dan Anak

Kebutuhan nutrisi merupakan kebutuhan yang sangat penting dalam membantu proses pertumbuhan dan perkembangan pada bayi dan anak, dan mencegah terjadinya berbagai penyakit.

  •   Selain itu, nutrisi membantu dalam aktifitas sehari-hari.

Jenis-jenis nutrisi dan cairan

Karbohidrat

   adalah komposisi yang terdiri dari elemen karbon, hidrogen dan oksigen.

  •   Karbohidrat dibagi atas :

a. Karbohidrat sederhana (gula) ; bisa berupa monosakarida (molekul tunggal yang terdiri dari glukosa, fruktosa, dan galaktosa). Juga bisa berupa disakarida (molekul ganda), contoh sukrosa (glukosa + fruktosa), maltosa (glukosa + glukosa), laktosa (glukosa + galaktosa).

b. Karbohidrat kompleks (amilum) adalah polisakarida karena disusun banyak molekul glukosa.

c. Serat adalah jenis karbohidrat yang diperoleh dari tumbuh-tumbuhan, tidak dapat dicerna oleh tubuh dengan sedikit atau tidak menghasilkan kalori tetapi dapat meningkatkan volume feces.

 

 

Lemak

       Lemak merupakan sumber energi yang dipadatkan. Lemak dan minyak terdiri atas gabungan gliserol dengan asam-asam lemak.

  •   Fungsi lemak :

1. sebagai sumber energi ; merupakan sumber energi yang dipadatkan dengan memberikan 9 kal/gr.

2. Ikut serta membangun jaringan tubuh.

3. Perlindungan.

4. Penyekatan/isolasi, lemak akan mencegah kehilangan panas dari tubuh.

5. Perasaan kenyang, lemak dapat menunda waktu pengosongan lambung dan mencegah timbul rasa lapar kembali segera setelah makan.

6. Vitamin larut dalam lemak.

Protein

Protein merupakan konstituen penting pada semua sel, jenis nutrien ini berupa struktur nutrien kompleks yang terdiri dari asam-asam amino. Protein akan dihidrolisis oleh enzim-enzim proteolitik. Untuk melepaskan asam-asam amino yang kemudian akan diserap oleh usus.

Fungsi protein :

 Protein menggantikan protein yang hilang selama proses metabolisme yang normal dan proses pengausan yang normal.

  •    Protein menghasilkan jaringan baru.

  •    Protein diperlukan dalam pembuatan protein-protein yang baru dengan fungsi khusus dalam tubuh yaitu enzim, hormon dan haemoglobin.

  • Protein sebagai sumber energi.

Vitamin

        adalah bahan organic yang tidak dapat dibentuk oleh tubuh dan berfungsi sebagai katalisator proses metabolisme tubuh.

Ada 2 jenis vitamin :

  •   Vitamin larut lemak yaitu vitamin A, D, E, K.

  •   Vitamin larut air yaitu vitamin B dan C (tidak disimpan dalam tubuh jadi harus ada didalam diet setiap harinya).

Mineral dan Air

       Mineral merupakan unsure esensial bagi fungsi normal sebagian enzim, dan sangat penting dalam pengendalian system cairan tubuh. Mineral merupakan konstituen esensial pada jaringan lunak, cairan dan rangka. Rangka mengandung sebagian besar mineral. Tubuh tidak dapat mensintesis sehingga harus disediakan lewat makanan.

Suplementasi pada Bayi

  •   Pemberian dua suplementasi lain yang masih

menjadi perdebatan adalah :

Zat besi

  •   Sebagian klinisi menganjurkan agar bayi bayu lahir diberi 7 mg Fe Sulfat (keterserapan 10%).

  • Sebagian lagi tidak setuju, kecuali jika bayi telah berusia 4-6 bulan. Gejala lain yang tidak diinginkan akibat Fe adalah sembelit,muntah,diare, pewarnaan gigi, serta defisiensi Zn.

Vitamin K

  •    Untuk mencegah pendarahan dianjurkan pemberian vitamin K secara parenteral. Sebab produksi vitamin K oleh mukosa usus belum berlangsung karena selama beberapa hari sesudah lahir, saluran usus bayi masih steril.

Kebutuhan Nutrisi Berdasarkan Tingkat perkembangan

Makanan Bayi

  •   ASI merupakan makanan ideal bagi bayi berusia 1-2 tahun hingga usia 4 bulan bayi hanya perlu ASI sebagai makanan satu-satunya dan setelah itu ASI diberi bersama-sama makanan mereka. 4-12 bulan mulai dikenalkan dengan makanan padat. 8 bulan ke atas mulai bisa memakan makanan orang dewasa.

 

Toodler dan Preschool

Rata-rata anak-anak toddler atau preschool umumnya membutuhkan :

  •  Susu ; 2 atau 3 kali dalam 1 hari. Dalam I kali minum kira-kira ½ - ¾ gelas.

  •   Daging ; 2 kali atau lebih dalam 1 hari.

  •   Sereal dan roti ; 4 kali atau lebih dalam 1 hari.1 kali pemberian kira-kira ½-1 potong roti atau ½ - ¾ gelas bubur.

  •   Sayur dan buah-buahan ; 4 kali atau lebih dalam 1 hari. Itu meliputi sekurang-kurangnya 1 kali atau lebih pemberian jeruk dan 1 kali pemberian sayuran hijau/kuning.

Anak Sekolah

  •   Anak sekolah membutuhkan jumlah yang sama dengan penyediaan makanan dasar yang dibutuhkan oleh anak usia preschool. Tapi kebutuhan lebih banyak dari anak preschool.

  •   Contoh :

  •   Susu satu gelas, daging 6-8 potong, sayur 1/3 - 1/2 gelas, roti 1 - 2 iris, sereal ½ - 1 mangkok.

 Masalah yang berkaitan dengan pemberian nutrisi

 Kelebihan nutrisi:

Overweight : BB  110 – 120% standar

Obesitas : BB > 120% BB standar

                Penyebab :

                - Kurang aktifitas (nonton TV, Game, Komputer)

                - Makan berlebihan ( porsi terlalu besar, rewards, hukuman)

                - Pemberian makanan padat terlalu dini

OBESITAS

*Penyebab Obesitas :

  •  Pemberian susu botol yang terlalu dipaksakan oleh ibu.

  •  Kebiasaan memberikan minuman/makanan setiap kali anak menangis

  •  Pemberian makanan tambahan tinggi kalori pada usia yang terlalu dini

  •  Jenis susu yang diberikan osmolaritasnya tinggi (terlalu kental, teralu manis, kalorinya tinggi) sehingga bayi selalu haus/ minta minum.

Pencegahan Obesitas

*Pencegahan harus sedini mungkin yang dimulai sejak dari bayi, yaitu dengan memberikan ASI.

*Bayi yang minum ASI jarang yang menjadi obesitas, karena komposisi ASI mempunyai mekanisme tersendiri dalam mengontrol berat badan bayi.

*Komposisi ASI pada saat baru mulai disusu (fore milk) lemaknya sedikit, sedangkan pada akhir menyusu (hind milk) kadar lemaknya lebih tinggi sehingga menimbulkan rasa nek pada bayi, akibatnya bayi akan menghentikan menyusu.

Kekurangan Nutrisi

  a. Kekurangan Energi Protein

  •      Kwashiorkor :

                didefinisikan sebagai defisiensi primer protein kualitas tinggi,

> Tanda dan gejala:

  •                 Ekstremitas kecil dan kurus

  •                Abdomen yang menggembung

  •                  Kulit bersisik dan kering

  •                  Rambut kering kasar dan kusam

  •                  Sering Mengalami diare akibat rendahnya ketahanan terhadap infeks

>   Malnutrisi

         Kekurangan intake dari zat-zat makanan terutama protein dan karbohidrat. Dapat mempengaruhi pertumbuhan, perkembngan dan kognisi serta dapat memperlambat proses penyembuhan.

>   Defisiensi Nutrien ; contoh : kurang makan buah dan sayur menyebabkan kekurangan vitamin C yang dapat mengakibatkan perdarahan pada gusi.

> Marasmus ; kekurangan protein dan kalori sehingga terjadinya pembongkaran lemak tubuh dan otot.

>   Kwashiorkor ; kekurangan protein karena diet yang kurang protein atau disebabkan karena protein yang hilang secara fisiologis (misalnya keadaan cidera dan infeksi). Ciri-cirinya : lemah, apatis, hati membesar, BB turun, atropi otot, anemia ringan, perubahan pigmentasi pada kulit dan rambut.

 

 

b. Kekurangan Vitamin & Mineral

        - Anemia defisiensi Besi (Hb < 10 gr/dl)

       - Kekurangan Vitamin A

       - Gangguan Akibat Kekurangan Iodium

       - Defisiensi Vitamin C ( intake < 10 mg/hr)

       - Defisiensi Flour à  insiden karies gigi

 

Meminimalkan masalah nutrisi dan cairan pada anak

Berikan makanan yang bervariasi dan menarik

>    Ganti makanan yang ditolak dengan makanan dari kelompok yang sama

>   porsi kecil tapi sering

>    Tidak berbumbu tajam, atau berlemak (bersantan kental)

>    Jangan memaksakan makanan

>    Hindari makanan dengan suhu ekstrim

>    Anak lebih menyukai “single food”

>  Hindari minum berlebihan atau snack 1 jam sebelum makan

>   Sediakan tempat duduk yang nyaman, alat makan tidak mudah pecah &  menarik.

>   Untuk meningkatkan selera makan anak, lakukan aktifitas di luar ruangan

>   Menu seimbang (cukup Energi dan zat-zat gizi)

INDEKS BB/U

Kelebihan

>  Menggambarkan status gizi saat ini

>  Mudah & cepat dimengerti oleh masyarakat umum

>  Beik untuk mengukur status gizi akut dan kronis

>  Sensitif terhadap perubahan kecil

>  Baik digunakan utk mengukur status gizi bayi & balita

 

Kelemahan :

>  Jika terjadi udema atau asites akan keliru

>  Perlu timbangan dgn ketelitian 0,1 kg

>  Perlu data umur yg akurat

>  Sering terjadi kesalahan dalam pengukuran berat badan

 

Indeks TB/ U

KELEBIHAN :

>  Menggambarkan status gizi masa lampau

>  Terkait dgn faktor sosial ekonomi

>  Mudak dimengerti masyarakat

>  Murah dan mudah dibawa

>  Ukuran panjang badan dapat dibuat sendiri

 

KELEMAHAN

  •   Sulit karena anak/ bayi belum bisa berdiri tegak utk mengukur TB

  •   Perlu dibantu 2 orang pengukur

  •   Perlu data umur yang akurat

  •   Sering terjadi kesalahan mngukur TB karena anak/ bayi bergerak-gerak saat diukur

Indeks bb/tb

Kelebihan;

  •   -BB mempunyai hubungan linier dengan TB

  •   -indikator yang baik untuk mengukur status gizi saat ini

  •   -independen terhadap umur

  •  -mudah dan cepat dimengerti oleh masyarakat umum

  • -dapat membedakan proporsi badan (gemuk,normal dan kurus)



REFERENSI

Wong ajar keperawatan pediatric volume 1

Pengantar ilmu keperawatan ( Azis Alimul Hidayat )

Kapita selekta Kedokteran edisi 3

DEPKES Imunisasi Anak Di Indonesia.





0 comments:

Posting Komentar