25 Apr 2012

Pembelahan Meiosis

  Pembelahan Meiosis disebut juga pembelahan reduksi, di karena terjadinya pengurangan jumlah kromosom dalam prosesnya dari 2n menjadi n.

               Menghasilkan sel anakan dengan jumlah kromosom separuh dari jumlah kromosom sel induknya. Contoh, sel induk gamet jantan (spermatogonium) merupakan sel yang diploid (2n) setelah membelah, sel anak yang terbentuk (spermatozoa) merupakan sel yang haploid (n).

               Dalam pembelahan Meiosis terjadi dua kali pembelahan sel secara berturut –turut, tanpa diselingi adanya interfase, yaitu tahap meiosis 1 dan meiosis 2 dengan hasil akhir 4 sel anak dengan jumlah kromosom haploid (n).
Meiosis I
1. Profase I
     a. Leptoten

          Kromatin menebal membentuk kromosom.
     b. Zygoten

         Kromosom yang homolog mulai berpasangan, kedua sentriol bergerak menuju ke kutub yang berlawanan.
    c. Pakiten

        Tiap kromosom menebal dan mengganda menjadi dua kromatida dengan satu sentromer.
    d. Diploten

         Kromatida membesar dan memendek, bergandengan yang homolog dan menjadi rapat.
    e. Diakenesis

        Ditandai dengan adanya pindah silang (crossing over) dari bagian kromosom yang telah mengalami duplikasi. Hal ini hanya terjadi pada meiosis saja,, yang dapat mengakibatkan terjadinya rekombinasi gen. nucleolus dan dinding inti menghilang. Sentriol berpisah menuju kutub yang berawanan, terbentuk serat gelendong diantara dua kutub.


2. Metafase 1

     Pada tahap ini, tetrad menempatkan dirinya pada bidang ekuator. Membrane inti sudah tidak tampak lagi dan sentromer terikat oleh spindel pembelahan.

3. Anafase I

     Pada tahap ini, spindel pembelahan memendek dan menarik belahan tetrad (diad) ke kutub sel berlawanan sehingga kromosom homolog dipisahkan. Kromosom hasil crossing over yang bergerak ke kutub sel membawa materi genetic yang berbeda.

4. Telofase I

     Pada tahap ini, membrane sel membentuk sekat sehingga terbentuk dua sel anak yang bersifat haploid, tetapi setiap kromosom masih mengandung dua kromatid (siser cromatid) yang terhubung melalui sentromer.
Meiosis II
1. Profase II

    a. Benang – benang kromatin berubah kembali menjadi kromosom.

    b. Kromosom yang terdiri dari 2 kromatida tidak mengalami duplikasi lagi.

    c. Nucleolus dan dinding inti menghilang.

    d. Sentriol berpisah menuju kutub yang berlawanan.

    e. Serat – serat gelendong terbentuk diantara 2 kutub pembelahan.
2. Metafase II

     Kromosom kebidang ekuator menggantung pada serat gelendong melalui sentromernya.

3. Anafase II

     Kromatida berpisah dari homolognya, dan bergerak menuju ke kutub yang berlawanan.

4. Telofase II

     a. Kromosom berubah menjadi benang – benang kromatin kembali.

     b. Nucleolus dan dinding inti terbentuk kembali.

     c. Serat – serat gelendong menghilang dan terbentuk sentrosom kembali.

Hasil meiosis :

1.) Satu sel induk yang diploid (2n) menjadi 4 sel anakan yang masing – masing haploid (n)

2.) Jumlah kromosom sel anak setengah dari jumlah kromosom sel induknya.

3.) Pembelahan meiosis hanya terjadi pada sel – sel generative atau sel – sel gamet seperti sperma dan ovum (sel telur).

       

             Gambar di bawah ini merupakan fase – fase pembelahan meiosis. Sel – sel eukariot tertentu menghasilkan sel haploid (misalnya gamet pada hewan dan manusia, serta spora pada tumbuhan) dengan pembelahan sel yang disebut meiosis. Pada meiosis terjadi satu kali penggandaan kromosom dan dua kali pembelahan sel, yang disebut meiosis I dan meiosis II.

Pembelahan Meiosis

Pembelahan meiosis merupakan pembelahan sel yang menghasilkan sel anak dengan jumlah kromosom setengah dari jumlah kromosom sel induknya. Meiosis terjadi pada alat reproduksi, yaitu pada gametosit (sel kelamin jantan dan sel kelamin betina). Pembelahan kromosom berlangsung dua kali berurutan tanpa diselingi interfase, yaitu meiosis I dan meiosis II.

Meiosis I

Profase I

Pada profase I terjadi beberpa tahapan, yaitu sebagai berikut.

    Leptonema (leptoten), kromatin membentuk kromosom.
    Zigonema (zigoten), terbentuk pasangan kromosom homolog.
    Pakinema (pakiten), kromosom mengganda menjadi 2 kromatid.
    Diplonema (diploten), kromatid menebal, membesar, rapat, dan bergandengan.
    Diaknesis, terjadi pindah silang rekombinasi gen, dan sentriol berpisah.

Metafase I

Pasangan kromosom homolog mengatur diri dan saling berhadapan di daerah ekuator. Setengah dari pasangan kromosom homolog mengarah ke kutub yang satu dan setengah pasangan kromosom homolog lainnya mengarah ke kutub yang lain.

Anafase I

    Kromosom homolog berpisah dan menuju kutub yang berlawanan.
    Kromatid belum berpisah karena sentromer masih satu untuk satu kromosom.

Telofase I

Kromosom yang masih terdiri dari dua kromatid berada di kutub. Selanjutnya terbentuk membran nukleus yang diikuti oleh proses sitokinesis. Akhir telofase I terbentuk dua sel anak. Setiap sel anak mengandung n kromosom sehingga pada akhir meiosis I terbentuk dua sel anak yang haploid.

Meiosis II

Profase II

    Benang-benang kromatin kembali menebal menjadi kromosom.
    Kromosom yang terdiri dari 2 kromatid tidak mengalami duplikasi lagi.
    Nukleus dan dinding inti melebur.
    Sepasang sentriol bergerak menuju ke kutub yang berlawanan, kemudian mulai terbentuk benang-benang spindel.

Metafase II

    Kromosom yang telah membelah menjadi dua kromatid berjajar pada bidang pembelahan. Selanjutnya sentromer menempatkan diri di tengah sel.

Anafase II

    Sentromer membelah menjadi dua. Masing-masing kromatid berpisah dan bergerak ke kutub yang berlawanan.
    Kromatid tersebut merupakan kromosom baru.

Telofase II

    Kromatid sampai di kutub dan berubah menjadi benang kromatin.
    Terbentuk kembali membran inti dan anak inti.
    Terjadi sitokinesis dan terbentuk 4 sel anakan yang memiliki kromosom setengah dari induknya.

0 comments:

Posting Komentar