9 Mei 2011

SISTEM ENDOKRIN

A.  FUNGSI
Sistem endokrin memiliki fungsi untuk mempertahankan homeostatis, membantu mensekresikan hormon-hormon yang bekerja dalam sistem persyarafan, pengaturan pertumbuhan dan perkembangan dan kontrol perkembangan seksual dan reproduksi.
Hormon merupakan senyawa kimia yang khusus diproduksi oleh kelenjar endokrin tertentu . Terdapat hormon setempat dan hormon umum. Contoh darihormon setempat adalah: Asetilkolin yang dilepaskan oleh bagian ujung-ujung syaraf parasimpatis dan syaraf rangka. Sekretin yang  dilepaskan oleh dinding duodenum dan diangkut dalam darah menuju pankreas untuk menimbulkan sekresi pankreas dan Kolesistokinin yang  dilepaskan di usus halus, diangkut ke kandung empedu sehingga timbul kontraksai kandung empedu dan pankreas sehingga timbul sekresi enzim.
Selain hormone setempat terdapat hormon umum. Yang dimaksud dengan hormon umum adalah hormon yang disekresikan oleh kelenjar endokrin khusus. Beberapa hormon mempengaruhi hampir semua sel tubuh misalnya hormon pertumbuhan dan hormon tiroid. Hormon lain hanya mempengaruhi jaringan spesifik yang disebut jaringan target, hal ini disebabkan adanya reseptor sel target spesifik yang akan mengikat hormon-hormon tertentu yang sesuai.
 B. SEGI KIMIAWI HORMON
Secara kimiawi hormon dapat dibagi dalam tiga jenis yaitu:
1.      Hormon steroid; Sebagian besar tipe ini berasal dari kolesterol. Contoh hormon ini adalah hormon Korteks adrenal seperti kortisol dan aldosteron, hormon Ovarium yaitu estrogen dan progesteron, hormon testis yaitu testosteron dan hormon plasenta (estrogen dan progesteron).
2.      Derivat asam amino tirosin; Contoh dari hormone jenis ini DlH Tiroksin, triiodotironin, epinefrin, dan norepinefrin
3.      Protein atau peptida; Pada dasarnya semua hormon endokrin yang penting dapat merupakan derivat protein, peptida atau derivat dari keduanya. Semua hormon protein dibentuk oleh retikulum endoplasma granular dari sel-sel kelenjar. Protein pertama yang dibentuk merupakan molekul besar yang disebut preprohormon. Preprohormon di pecah menjadi prohormon . Prohormon diangkut dalam vesikel pengangkut retikulum endoplasma menuju badan golgi
   C. PENYIMPANAN DAN SEKRESI HORMON
Prohormon dipecah  menjadi hormon protein aktif bentuk akhir. Hormon dipadatkan dan disimpan dalam vesikel sekretorik atau granula sekretorik. Hormon akan tetap disimpan sampai dengan ada sinyal spesifik misalnya sinyal syaraf, hormon lain atau sinyal kimiawi atau fisik setempat.
D. SISTEM KONTROL UMPAN BALIK DALAM SEKRESI HORMON.
Kelenjar endokrin memiliki kecenderungan alami untuk mensekresikan secara berlebihan hormonnya. Oleh karena kecenderungan ini hormon akan semakin menggunakan efek pengaturannya pada organ target. Organ target kemudian akan melakukan fungsinya. tapi bila terlalu  banyak fungsi yang terjadi, biasanya beberapa faktor dari fungsi  itu akan menjadi umpan balik bagi kelenjar endokrin sehingga kelenjar mengurangi kecepatan sekresinya. Dalam arti kata lain, sistem umpan balik pada sistem endokrin adalah dimana efek dari suatu hormon pada organ targetnya akan mengurangi sekresi hormon itu sendiri. Hal ini terjadi untuk menjaga keseimbangan.
 E. RESEPTOR HORMON DAN AKTIVITASNYA
Hormon endokrin hampir tidak pernah bekerja langsung pada sistem intraseluler. Hormon biasanya pertama kali bergabung dengan reseptor hormon yang terdapat pada sel. Kombinasi hormon dengan reseptor menimbulkan satu rangkaian reaksi di dalam sel sehingga memiliki efek yang besar.
Lokasi Reseptor
Di dalam atau pada permukaan membran sel. Reseptor ini khusus untuk hormon golongan protein,peptida,  epinefrin dan norepinefrin. Reseptor juga ada yang terletak di dalam sitoplasma sel. Reseptor  ini untuk berbagai hormon steroid. Reseptor yang berada di dalam inti sel. Reseptor ini untuk hormon metabolik tiroid seperti tiroksin dan triiodotironin.
 F. KELENJAR HIPOFISIS
  1. Anatomi Kelenjar  Hipofisis / Kelenjar Pituitary
Kelenjar hipofisis terletak dibawah hipotalamus. Terdapat dua lobus yaitu anterior dan posterior. Perbedaan adenohipofisis dengan neurohipofisis adalah dalam adanya sel sekretorik Lobus anterior disebut Adenohipofisis (lobus terbesar). Lobus Posterior disebut Neurohipofisis. Neurohipofisis sebagian besar merupakan sekumpulan ujung-ujung syaraf dari hipotalamus (sel-sel neurosekretorik). Akson dari sel syaraf neurosekretorik turun ke bawah membentuk tangkai yang disebut dengan infundibulum ke kelenjar hipofisis membentuk hubungan langsung antara sistem syaraf dengan sistem endokrin. Neurosekretorik sel hipotalamus lain mensekresikan releasing hormon ke pembuluh darah portal dan dibawa ke sel sekretorik di adenohipofisis dan sel sekretorik memberikan respon dengan mensekresikan hormon.
2. Hubungan antara hipotalamus dengan hipofisis
Kelenjar hipofisis  disebut “master Gland” walaupun ada juga yang menyebut master gland sebenarnya adalah hipotalamus. Hipotalamus mensekresikan hormon releasing factor atau inhibiting factor. Neurohipofisis merupakan neuron dengan akson tak bermyelin. Hormon diproduksi di badan sel di hipotalamus dan disekresikan oleh ujung sel yang ada di hipofisis.
3. Hormon hipotalamus
Hipotalamus mengeluarkan hormon-hormon sebagai berikut:
a.      Growth Hormon Releasing Factor (GHRF)
b.      Growth Hormon inhibiting Factor (GHIF)
c.       Prolactin Inhibiting Factor (PIH)
d.     Prolactin Releasing Factor (PRF)
e.      Thyrotropin Releasing Hormon (TRH)
f.        Gonadotropik Releasing Hormon (GnRh )
g.      Corticotropic Releasing Hormon (CRH)
h.      Follicle Stimulating Hormone Releasing Factor (FSHRH)
4. Hormon Neurohipofisis
Hormon yang disekresikan oleh Neurohipofisis adalah Antidiuretik Hormon/Vasopresin dan Oksitosin.
a. Antidiuretik Hormon/Vasopresin
Organ target  antidiuretik hormone adalah ginjal. Hormon ini bekerja di epitel tubulus ginjal. Meningkatkan absorpsi air di duktus kolektifus ginjal, kontraksi otot polos di arteriol, meningkatkan tekanan darah. Antidiuretik hormone/ADH berperan penting dalam pengaturan keseimbangan cairan tubuh. Kekurangan hormon ini menyebabkan diabetes insipidus
            b. Oksitosisn
Oksitosin  berfungsi merangsang kontraksi kontraksi otot polos di uterus saat melahirkan dan merangsang myoepitel sel di payu dara menyebabkan kontraksi myoepitel sehingga terjadi pengeluaran ASI.
 5. Hormon Adenohipofisis
Hormon yang disekresikan oleh Adenohipofisis adalah: Growth Hormone, Prolaktin, Adrenocortricotropic Hormone, Luteinizing Hormone, Follicle-Stimulating Hormone, Melanocyte Stimulating Hormone, dan Thyroid Stimulating Hormone
            a.      Growth Hormon
Growth hormon disebut sebagai hormon somatotropik atau somatotropit. Hormon ini menyebabkan pertumbuhan seluruh jaringan tubuh yang memang mampu untuk tumbuh. Growth Hormon menyebabkan penambahan ukuran sel dan meningkatkan proses mitosis yang diikuti dengan bertambahnya jumlah sel dan diferensiasi khusus dari beberapa tipe sel seperti sel-sel pertumbuhan tulang dan sel-sel otot .
Efek Metabolik Hormon Pertumbuhan
Hormon pertumbuhan/ growth hormon menyebabkan peningkatan kecepatan sintesis protein diseluruh sel-sel tubuh, meningkatkan mobilisasi asam lemak  bebas dalam darah, dan meningkatkan penggunaan asam lemak untuk energi, dan menurunkan kecepatan pemakaian glukosa diseluruh tubuh.Jadi, sebenarnya, efek hormon pertumbuhan adalah meningkatkan protein tubuh, menggunakan lemak dari tempat penyimpangan, dan menghemat karbohidrat.
   b.      Prolaktin
    Prolaktin memiliki fungsi sebagai berikut:
1)      Bersama dengan estrogen merangsang pembentukan sistem duktus di kelenjar air susu selama kehamilan
2)      Merangsang pembentukan ASI setelah proses kelahiran
   c.       Thyroid Stimulating Hormon
  Tyroid Stimulating Hormon atau TSH disebut juga Thyrotropin dan  Merangsang sintesa dan sekresi hormon tiroid.
   d.     Adrenocortricotropic Hormon
 Adrenocorticotropic Hormon d(ACTH) isebut juga corticotropin atau adrenocortricotropin berfungsi merangsang korteks adrenal untuk mensekresikan hormon steroid yaitu glukokotikoid.
   e.      Luteinizing Hormon
Luteinizing hormon merangsang proses ovulasi (pelepasan sel telur matang dari ovarium setiap bulannya) dan pada laki-laki merangsang pengeluaran hormon testosterone.
   f.        Filllicle-Stimulating Hormone
Follicle Stimulating Hormon disebut juga follitropin, berfungsi merangsang pertumbuhan follikel di ovarium menjadi sel telur yang matang dalam siklus menstruasi, Juga merangsang folikel untuk mensekresikan estrogen. Pada laki-laki berperan dalam produksi sperma (spermatogenesis).
   g.      Melanocyte Stimulating Hormon
Fungsi pasti belum jelas, fungsi yang telah teridentifikasi adalah meningkatkan aktivitas melanosit.
 G. KELENJAR TIROID

1. Anatomi Kelenjar Tiroid
Kelenjar tiroid terletak di Leher, didepan trachea. Terdiri dari dua lobus yaitu kiri dan kanan, agian tengah sebagai penghubung disebut Isthmus. Kelenjar tiroid merupakan kumpulan dari ratusan bahkan ribuan follikel seperti bola dan hormon tiroid disimpan didalamnya. Follikel tersusun atas lapisan tunggal dari sel epitel kuboid. Kelenjar tiroid teridiri dari dua jenis sel yaitu sel follikular dan sel parafollikular. Sel follikular merupakan sel utama , ukuran Sel parafollikular lebih besar dari sel follikuler. Kelompok sel  parasfollikuler ditemukan diantara follikel.
2. Hormon Kelenjar Tiroid
Kelenjar tiroid menghasilkan hormone tiroksin, Triiodotironin dan Kalsitonin/ Tirokalsitonin. Kelenjar tiroid satu-satunya kelenjar yang mampu menyimpan sekresinya diluar sel utamanya dan disimpan dalam bentuk yang berbeda dengan bentuk asli dari hormonnya yang disekresikan ke pembuluh darah.Bahan kimia yang disimpan akan dipecah terlebih dahulu oleh suatu enzim sebelum dilepaskan ke pembuluh darah. Karena banyaknya pembuluh darah yang melalui follikel maka hormon tiroid dapat dengan mudah keluar ke kapiler.
 a. Tiroksin dan Triiodotironin
Molekul tiroksin memiliki 4 atom yodium sehingga sering disebut tetraiodotironin atau T4. Molekul Triiodotironin memiliki 3 atom yodium sehingga disebut T4. Sel Parafollikuler (disebut juga sel C) menghsailkan kalsitonin yangberperan dalam menurunkan kadar kalsium darah
T3 dan T4 berperan dalam Meningkatkan metabolisme tubuh, Meningkatkan sensitivitas sistem kardiovaskular terhadap aktivitas simpatis dan Homeostasis otot skeletal
        b.      Kalsitonin
Kalsitonin berperan dalam menurunkan kadar kalsium darah. Kalsitonin bekerja langsung pada osteoklas untuk mengurangi efektivitasnya dalam reabsorpsi kalsium juga memberikan dampak meningkatnya pergerakan kalsium dari darah ke tulang. Kalsitonin bekerja hanya dalam waktu pendek. Untuk pengaturan jangka panjang diatur oleh hormon paratiroid. Cara kerja kalsitonin lebih dirangsang secara langsung oleh kadar kalsium darah daripada diatur oleh pusat yang lebih tinggi dengan mekanisme umpan balik dari hipotalamus-hipofisis. Kalsitonin juga menurunkan kadar posfat dalam darah.
 H. KELENJAR PARATIROID
1. Anatomi Kelenjar Paratiroid
Kelenjar paratiroid terletak pada bagian belakang kelenjar tiroid. Terdapat dua kelenjar paratiroid  dalam masing-masing lobus kelenjar tiroid. Tugas utama adalah mengatur kadar kalsium dan posfatdalam darah.
2. Kerja hormon paratiroid dalam menjaga keseimbangan klasium darah dapat dijabarkan sebagai berikut:
a.      Merangsang aktivitas osteoklas untuk menghancurkan jaringan tulang dan melepaskan kalasium dari tulang kedalam darah
b.      Meningkatkan absorpsi kalsium dan posfat di usus halus. Proses ini memerlukan asupan vit D yang adekuat dari Diet dan hormon 1,25-dihydroxyvitamin D3 yang di produksi di ginjal
c.       Meningkatkan reabsorpsi kalsium di tubulus ginjal sehingga kalsium yang dibuang ke urine lebih sedikit.
Tiga hormon yang berperan dalam pengaturan kalsium darah:
1.      Kalsitonin yang menurunkan kalsium darah dengan menghanmbat reabsorpsi dari tulang
2.      Paratiroid hormon yang meningkatkan kadar kalsium darah dengan melepaskan kalsium dari tulang dengan merangsang osteoklas dan meningkatkan reabsorpsi di tubulus ginjal
3.      1,25-dihydroxyvitamin D3 dari ginjal meningkatkan absorpsi kalsium di usus dan mobilisasi kalsium dari tulang

Secara  skematik, pengaturan kalsium dapat digambarkan pada halaman  berikut:
 I. KELENJAR PANKREAS

1. Anatomi Kelenjar Pankreas

Kelenjar pancreas terletak di belakang lambung. Terdiri dari bagian kepala, badan dan ekor, memiliki dua fungsi yaitu endikrin dan eksokrin. Fungsi eksokrin dengan mengeluarkan enzim-enzim yang disekresikan kedalam saluran/duktur  sedangkan Fungsi endokrin dengan sekresi langsung kedalam pembuluh darah. Bagian pankreas yang berfungsi endokrin hanya sekitar 1 persen dari keseluruhan anatomi pankreas yang disebut dengan pulau-pulau langerhans. Pulau langerhans terdiri atas 3 jenis sel yaitu sel Alfa, beta dan delta. Sel alfa memproduksi glukagon, Sel Beta memproduksi insulin dan Sel delta memproduksi somatostatin
a. Glukagon
Glukagon berfungsi merangsang proses glikogenolisis di hati untuk meningkatkan kadar gula darah (fungsi terbesar), selain itu juga dapat merangsang terjadinya glukoneogenesis, dan merangsang pelepasan asam lemak dan gliserol dari jaringan adipose. Efek lain glukagon lainnya terjadi jika konsentrasi glukagon meningkat diatas nilai normalnya daam darah. Efeknya adalah glukagon akan mengaktifkan lipase sel lemak, sehingga meningkatkan oersediaan asam lemak yang dapat dipakai sebagai sumber energi tubuh. Glukagon juga menghambat penyimpanan trigliserida di dlam hati, sehingga mencegah hati membuang asam lemak dari darah. Keadaan tersebut membantu menambah jumlah persediaan asam lemak yang nantinya dapat dipergunakan oleh jaringan tubuh lain. Glukagon dengan konsentrasi yang sangat tinggi dapat meningkatkan kekuatan jantung, meningkatkan sekresi empedu dan menghambat sekresi asam lambung.
            Pengeluaran glukagon dirangsang oleh keadaan penurunan kadar glukosa dalam darah. Hal tersebut bertentangan dengan sekresi insulin. Tetapi keadaan yang berbeda terjadi pada keadaan peningkatan kadar asam amino. Meningkatnya kadar asam amino dalam darah akan menrangsang pengeluaran baik glukagon maupun insulin. Manfaat glukagon pada keadaan peningkatan kadar asam amino adalah untuk memacu kecepatan konversi asam amino menjadi glukosa.
 b. Insulin
Insulin berperan untuk memfasilitasi transport glukosa melewati membran plasma juga berperan dalam proses glikogenesis (pembentukan glikogen dari glukosa) di hati. Insulin juga memberikan efek penurunan kadar gula dalam darah. Sekresi insulin dipicu oleh keadaan meningkatnya kadar karbohidrat, protein dan lemak dalam darah. Pada kelebihan karbohidrat insulin menyebabkan karbohidrat disimpan sebagai glikogen di dalam hati dan otot. Insulin menyebabkan kelebihan lemak di simpan dalam jaringan adiposa. Semua kelebihan karbohidrat yang tidak dapat disimpan sebagai glikogen diubah menjadi lemak dan disimpan di dalam jaringan adiposa. Pada keadaan kelebihan protein, insulin menyebabkan efek langsung dalam memacu ambilan asam amino oleh sel dan pengubahan asam amino menjadi protein. Insulin juga menghambat pemecahan protein di dalam sel.
            Untuk menimbulkan efek insulin pada sel target, insulin berikatan dengan reseptor. Ikatan insuli dan reseptor inilah yang akan mengaktifka enzim-enzim dalam sel. Setelah insulin berikatan dengan reseptor, sel menjadi sangat permeabel terhadap glukosa. Hal ini terutama terjadi pada sel-sel otot dan sel lemak, tetapi tidak pada sebagian besar sel neuron dalam otak. Di dalam sel, glukosa dengan cepat di fosforilasi dan menjadi zat yang di perlukan untuk semua fungsi metabolisme karbohidrat yang umum. Selain itu, peremeabilitas sel juga menjadi lebih meningkat terhadap asam amino, ion kalium dan ion fosfat.
Jika jumlah glukosa yang masuk kedalam sel hati  melebihi kemampuan sel hati untuk menyimpannya  maka insulin akan memacu pengubahan semua kelebihan glukosa ini menjadi asam lemak yang selanjutnya akan di bentuk menjadi trigliserida dalam bentuk lipoprotein densitas sangat rendah dan di transport melalui darah ke jaringan adiposa dan ditimbun sebagai lemak.
Berbeda dengan sel hati dan otot, sel otak permeabel terhadap glukosa sehingga sel otak dapat menggunakan glukosa tanpa perantara insulin. Dengan demikian penting untuk mempertahankan kadar glukosa dalam keadaan normal. Jika terjadi hipoglikemik akan menyebabkan iritabilitas saraf progresif yang menyebabkan penderita menjadi pingsan, kejang bahakan koma.
Sekresi insulin di pacu oleh banyak hal. Faktor utama yang memicu sekresi insulin adalah peningkatan kadar glukosa dalam darah. Faktor lain yang memacu sekresi insulin adalah meningkatnya kadar protein aatau asam amino terutama arginin dan lisin, pengeluaran hormon-hormon pencernaan seperti gastrin, sekretin, kolesistokinin, dan peptida penghambat asam lambung. Hormon-hormon lain yang yang secara langsung dapat meningkatkan sekresi insulin atau dapat memperkuat rangsangan glukosa terhadp sekresi insulin adalah glukagon, hormon pertumbuhan, kortisol, epinefrin dan yang lebih lemah adalah estrogen dan progesteron.
 Peranan insulin dan glukagon dalam pengaturan keseimbangan gula darah secara skematik dapat digambarkan sebagai berikut:
c. Somatostatin.
            Pengeluaran somatostatin dipicu oleh hampir semua faktor yang berhubungan dengan pencernaan makanan. Faktor-faktor tersebut adalah naiknya kadar glukosa darah, naiknya asam amino, naiknya asam lemak dan naiknya konsentrasi beberapa macam hormon pencernaan. Sebaliknya, somatostatin mempunyai berbagai efek penghambat yaitu:
1)      Somatostatin bekerja secara lokal dalam pulau langerhans untuk menekan sekresi insulin dan glukagon.
2)      Somatostatin menurunkan gerakan lambung, duodenum dankandung empedu.
3)      Somatostatin mengurangi sekresi dan absorpsi dalam saluran cerna.
 J. KELENJAR  ADRENAL

1. Anatomi Kelenjar Adrenal
Kelenjar adrenal terdapat di bagian atas dari ginjal. Terdiri dari dua lapisan yaitu korteks dan medulla. Korteks Adrenal terdiri atas 3 lapisan yaitu: Zona glomerulosa (bagian luar), Zona fasiculata (bagian tengah) dan Zona Retikularis (Dibawah Zona Fasiculata). Kelenjar adrenal menghasilkan 3 jenis hormon steroid yaitu: Glukokortikoid, mineralokortikoid/aldosteron dan Gonadokortikoid/hormon seks.
a. Korteks Adrenal
1) Zona Glomerulosa
Zona ini menghasilkan hormon mineralokortikoid/ aldosteron. Hormon tersebut bekerja di epitel tubulus renalis, hormon berperan dalam pengaturan kadar natrium. Sistem kerja Aldosteron tersebut dapat dijelaskan dalam mekanisme RAA Sistem atau Renin-Angiotensin- Aldosteron Sistem.
      2) Zona Fasiculata
Zona ini menghasilkan glukokortikoid hormon, 4 macam glukokortikoid yaitu Cortisol, Cortisone, Corticosterone dan 11-deoxycorticosterone. Glukokortikoid berperan dalam membantu mengendalikan kadar gula dalam darah. Cortisol memegang 95% dari aktivitas glukokortikoid. Glukokortikoid mempengaruhi metabolisme semua jenis makanan, berperan sebagai agen anti inflamasi, mempengaruhi pertumbuhan  dan menurunkan efek stress fisik dan emosional.
Efek terbesar glukokortikoid adalah Glukoneogenesis (pembentukan glukosa dari non karbohidrat seperti dari asam amino dan lemak). Karena efek glukoneogenesis menyebabkan sel tidak membutuhkan  gula dari darah sehingga gula dalam darah meningkat yang disebut dengan efek diabetogenic yang disebut dengan diabetes adrenal. Cortisol berperan dalam memfasilitasi metabolisme protein, meningkatkan metabolisme lemak dengan merubah asam lemak dari jaringan adiposa dan membuat lemak memungkinkan sebagai sumber energi dan Efek lain dari cortisol adalah menekan reaksi allergi dan respon peradangan
    3) Zona retikularis 
Menghasilkan hormon androgen dan estrogen.
   b. Medulla Adrenal
Medulla adrenal memproduksi adrenalin dan noradrenalin. Adrenalin berguna dalam membongkar glikogen otot, hati, dan bersifat fight (bertengkar), flight (terbang), Fright (takut).
  Efek Epinefrin
1)      Dilatasi pembuluh darah koroner
2)      Dilatasi arteriol otot skelet dan visceral
3)      Meningkatkan HR dan CO
4)      Meningkatkan TD
5)      Menghambat kontraksi otot polos di GI
6)      Menyebabkan relaksasi
7)      Dilatasi jalan nafas
8)      Meningkatkan RR dan volume pernafasan
9)      Menurunkan kelelahan
10)  Merangsang glikogenolisis
11)  Meningkatkan glukosa darah
12)  Meningkatkan konsumsi oksigen
13)  Menghambat pelepasan insulin oleh pankreas
   Efek Norepinefrin
1)      Dilatasi pembuluh darah koroner
2)      Vasokontriksi di organ lain
3)      Meningkatkan HR dan CO
4)      Meningkatkan TD karena vasokontriksi perifer
5)      Relaksasi otot polos di GI
6)      Meningkatkan metabolisme lemak dan melepaskan asam lemak bebas dari jaringan adiposa

Respon korteks adrenal dan medulla adrenal terhadap keadaan stress dapat dijelaskan dalam bagan berikut ini:
 K. GONAD
 Gonad merupakan organ reproduksi dari laki-laki ataupun perempuan. Organ reproduksi pada wanita adalah Ovarium  dan testis pada laki-laki. Mensekresi hormon yang berperan dalam pengaturan fungsi reproduksi. Hormonnya: hormon sex laki-laki (androgen), hormon sex wanita (estrogen, progesteron dan relaxin).
 1. Hormon sex  laki-laki
Tiga hormon  yang berperan dalam pengaturna fungsi reproduksi. Hormon yang paling berperan adalah testosteron yang diproduksi oleh sel interstisial testis. Hormon lain adalah LH dan FSH yang dikeluarkan oleh adenohipofisis.Testosteron bekerja bersama LH dan FSH untuk merangsang proses spermatogenesis.
Hormon seks juga penting dalam pertumbuhan dan mempertahankan organ-organ sex dan meningkatkan perkembangan serta mempertahankan perilaku seksual. Hormon seks merangsang pertumbuhan rambut di wajah dan pubis, pelebaran laring sehingga terjadi perubahan suara.
 2. Hormon sex wanita
Pada igamen seks wanita yaitu Estrogen (estrin, estrone dan estradiol) membantu pengaturan siklus menstruasi dan perkembangan kelenjar mamma dan karakteristik organ sex sekunder wanita. Progesteron (progestin) Juga mengatur siklus menstruasi dan perkembangan kelenjar mamma dan untuk pembentukan awal plasenta pada kehamilan sedangkan Relaksin  hanya sedikit di produksi, berperan selama proses persalinan dengan melunakkan cervix dan menyebabkan relaksasi ligament-ligamen simphisis pubis.
 L. SUMBER HORMON YANG LAIN
1. Ginjal
Ginjal memproduksi beberapa hormon diantaranya:
a.      Erythropoietin
b.      1,25-dihydroxyvitamin D3
c.       Prekalikrein
d.     Prostaglandin
 Erythropoietin berperan dalam produksi eritrosit dengan memfasilitasi sintesa hemoglobin dan pelepasan eritrosit dari sumsum tulang
2. Kelenjar  Pineal/Epifisis
Epifisis memproduksi melatonin yang merupakan derivat dari serotonin. Melatonin dikeluarkan kelenjar ini pada malam hari, cahaya menghambat pengeluaran hormon ini. Fungsi pasti belum diketahui, Berperan dalam pengaturan siklus tidur
3. Kelenjar Thymus
Kelenjar thymus terletak dibelakang sternum. Merupakan organ limphoid dengan dua lobus. Pada lapisan luar/korteks banyak mengandung limfosit dan dibagian dalamnya kurang mengandung limfosit. Banyak terdapat pembuluh darah tetapi sedikit sekali serabut syaraf, banyak bekerja pada usia anak sampai dengan  awal dewasa lalu atropi menjadi jaringan lemak. Stress berkepanjangan mempercepat atropi kelenjar ini akibat pengeluaran hormon adrenocorticoid yang merusak jaringan kelenjar timus. Fungsi utama kelenjar ini memproses sel T untuk imunitas. Hormonnya adalah: Thymosin alpha, Thymosin B1-B5, Thymopoietin I dan II, Thymic humoral Factor, Thymostimulin dan Factor Thymic Serum
4. Jantung
Dibagian atrium terdapat granula yang mengeluarkan hormon atriopeptin. Hormon dikeluarkan hampir setiap saat dan beredar di pembuluh darah.Sekresi hormone ini meningkat jika: Peningkatan kadar garam, Peningkatan volume darah yang cukup untuk merangsdang reseptor regangan di atrium atau ketika TD meningkat dengan signifikan. Reseptornya ditemukan di PD, ginjal dan kelenjar adrenal. Atriopeptin juga mempengaruhi neuron di otak khususnya hipotalamus, memiliki peran utama dalam pengaturan tekanan darah, ekskresi natrium, kalium dan air oleh ginjal.
5. Sistem pencernaan
Pada sistem pencernaan di hasilkan hormon Gastrin yang disekresi oleh mukosa lambung, berfungsi merangsang produksi HCl dan enzim-enzim pencernaan saat makanan memasuki lambung. Hormon lain adalah Secretin yang disekresi mukosa duodenum. Sekretin merangsang pengeluaran bikarbonat dari pankreas untuk menetralkan asam lambung. Cholecystokinin disekresikan oleh dinding duodenum. Merangsang kontraksi kandung empedu untuk mengeluarkan empedu ke duodenum juga merangsang pengeluaran enzim-enzim pencernaan dari pankreas. Villikinin, merangsang kontraksi villi, Motilin untuk  merangsang pergerakan usus, Bombesin merangsang sekresi asam di lambung dan menghambat motilitas lambung sedangkan Gastric-inhibitory polypeptide berperan dalam  menghambat sekresi asam di lambung.
6. Plasenta
Plasenta mensekresi estrogen, progesteron, dan hCG atau Human Chorionic Gonadotropin untuk mempertahankan kehamilan. Organ target dari hormon-hormon tersebut adalah ovarium, kelenjar mamma, dan uterus.




0 comments:

Posting Komentar