. Latar Belakang
Sejarah menunjukkan bahwa bidan adalah salah satu profesi tertua di dunia sejak adanya peradaban umat manusia. Bidan muncul sebagai wanita terpercaya dalam mendampingi dan menolong ibu yang melahirkan. Peran dan posisi bidan dimasyarakat sangat dihargai dan dihormati karena tugasnya yang sangat mulia, memberi semangat, membesarkan hati, mendampingi, serta menolong ibu yang melahirkan sampai ibu dapat merawat bayinya dengan baik.
Sejak zaman pra sejarah, dalam naskah kuno sudah tercatat bidan dari Mesir yang berani ambil resiko membela keselamatan bayi-bayi laki-laki bangsa Yahudi yang diperintahkan oleh Firaun untuk di bunuh. Mereka sudah menunjukkan sikap etika moral yang tinggi dan takwa kepada Tuhan dalam membela orang-orang yang berada dalam posisi yang lemah, yang pada zaman modern ini, kita sebut peran advokasi.
Bidan sebagai pekerja profesional dalam menjalankan tugas dan prakteknya, bekerja berdasarkan pandangan filosofis yang dianut, keilmuan, metode kerja, standar praktik pelayanan serta kode etik yang dimilikinya.
b. Bidan sebagai Profesi
Sebagai anggota profesi, bidan mempunyai ciri khas yang khusus. Sebagaii pelayan
profesional yang merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan. Bidan mempunyai
tugas yang sangat unik, yaitu:
1. Selalu mengedepankan fungsi ibu sebagai pendidik bagi anak-anaknya.
2. Memiliki kode etik dengan serangkaian pengetahuan ilmiah yang didapat melalui
proses pendidikan dan jenjang tertentu
3. Keberadaan bidan diakui memiliki organisasi profesi yang bertugas meningkatkan
mutu pelayanan kepada masyarakat,
4. Anggotanya menerima jasa atas pelayanan yang dilakukan dengan tetap memegang
teguh kode etik profesi.
Hal tersebut akan terus diupayakan oleh para bidan sehubungan dengan anggota profesi
yang harus memberikan pelayanan profesional. Tentunya harus diimbangi dengan
kesempatan memperoleh pendidikan lanjutan, pelatihan, dan selalu berpartisipasi aktif
dalam pelayanan kesehatan.
Sehubungan dengan profesionalisme jabatan bidan, perlu dibahas bahwa bidan tergolong
jabatan profesional. Jabatan dapat ditinjau dari dua aspek, yaitu jabatan struktural dan
jabatan fungsional. Jabatan struktural adalah jabatan yang secara tegas ada dan diatur
berjenjang dalam suatu organisasi, sedangkan jabatan fungsional adalah jabatan yang
ditinjau serta dihargai dari aspek fungsinya yang vital dalam kehidupan masyarakat dan
negara.
Selain fungsi dan perannya yang vital dalam kehidupan masyarakat, jabatan fungsional
juga berorientasi kwalitatif. Dalam konteks inilah jabatan bidan adalah jabatan fungsional
profesional, dan wajarlah apabila bidan tersebut mendapat tunjangan profesional.
B. Isi
1. Falsafah dan Paradigma Asuhan Kebidanan
Falsafah kebidanan merupakan pandangan hidup atau penuntun bagi bidan dalam memberikan pelayanan kebidanan.
Isi Falsafah kebidanan tersebut adalah :
1. Profesi kebidanan secara nasional diakui dalam Undang – Undang maupun peraturan pemerintah Indonesia yang merupakan salah satu tenaga pelayanan kesehatan professional dan secara internasional diakui oleh International Confederation of Midwives (ICM), FIGO dan WHO.
2. Tugas, tanggungjawab dan kewenangan profesi bidan yang telah diatur dalam beberapa peraturan maupun keputusan menteri kesehatan ditujukan dalam rangka membantu program pemerintah bidang kesehatan khususnya ikut dalam rangka menurunkan AKI, AKP, KIA, Pelayanan ibu hamil, melahirkan, nifas yang aman dan KB.
3. Bidan berkeyakinan bahwa setiap individu berhak memperoleh pelayanan kesehatan yang aman dan memuaskan sesuai dengan kebutuhan manusia dan perbedaan budaya. Setiap individu berhak untuk menentukan nasib sendiri, mendapat informasi yang cukup dan untuk berperan di segala aspek pemeliharaan kesehatannya.
4. Bidan meyakini bahwa menstruasi, kehamilan, persalinan dan menopause adalah proses fisiologi dan hanya sebagian kecil yang membutuhkan intervensi medic.
5. Persalinan adalah suatu proses yang alami, peristiwa normal, namun apabila tidak dikelola dengan tepat dapat berubah menjadi abnormal.
6. Setiap individu berhak untuk dilahirkan secara sehat, untuk itu maka setiap wanita usia subur, ibu hamil, melahirkan dan bayinya berhak mendapat pelayanan yang berkualitas.
7. Pengalaman melahirkan anak merupakan tugas perkembangan keluarga yang membutuhkan persiapan mulai anak menginjak masa remaja.
8. Kesehatan ibu periode reproduksi dipengaruhi oleh perilaku ibu, lingkungan dan pelayanan kesehatan.
9. Intervensi kebidanan bersifat komprehensif mencakup upaya promotif, preventif, kuratif dan rehabilitative ditujukan kepada individu, keluarga dan masyarakat.
10. Manajemen kebidanan diselenggarakan atas dasar pemecahan masalah dalam rangka meningkatkan cakupan pelayanan kebidanan yang professional dan interaksi social serta asas penelitian dan pengembangan yang dapat melandasi manajemen secara terpadu.
11. Proses kependidikan kebidanan sebagai upaya pengembangan kepribadian berlangsung sepanjang hidup manusia perlu dikembangkan dan diupayakan untuk berbagai strata masyaraka
pengertian paradigma
1. Suatu cara pandang dalam memberikan pelayanan kebidanan.
2. Paradigma asuhan kebidanan adalah berupa pandangan terhadap manusia/wanita, lingkungan, layanan kesehatan dan kebidanan.
Komponen Paradigma
MANUSIA
a. Adalah makhluk Bio-Psiko-Sosio-Kultural-Spiritual serta unik dan utuh.
b. Punya Siklus tumbuh dan berkembang
c. Punya kemampuan untuk mengatasi perubahan dunia (kemampuan dari lahir atau belajar dari lingkungan).
d. Cenderung mempertahankan keseimbangan Homeostasis.
e. Cenderung beradaptasi dengan lingkungan
f. Memenuhi kebutuhan melalui serangkaian peristiwa belajar
g. Mempunyai kapasitas berfikir, belajar merasionalisasi, berkomunikasi dan mengembangkan budaya serta nilai-nilai.
h. Mampu berjuang untuk mencapai tujuan.
i. Terdiri dari pria dan wanita.
j. Keluarga
Peran wanita di dalam keluarga
a. Sebagai Pendamping
b. Sebagai Pengelola
c. Sebagai Pencari Nafkah
d. Sebagai Penerus Generasi
Peran bidan untuk individu dan masyarakat
a. Menolong individu mengatasi dan beradaptasi terhadap perubahan lingkungan.
b. Membawa perubahan tingkah laku yang positif
c. Merencanakan perawatan yang bersifat individual.
d. mengetahui budaya-budaya yang berkembang dalam masyarakat
e. Menerapkan Pendektan komprehensif
LINGKUNGAN
a. Semua yang ada dilingkungan dan terlibat dalam interaksi individu pada waktu melaksanakan aktivitasnya.
b. Adalah organisasi biologis yang meliputi semua organisme yang berada dalam wilayah tertentu yang berinteraksi dengan lingkungan fisik.
c. Lingkungan menjadi persyaratan yang penting agar kesehatan ibu dapat terjaga
d. Penyesuaian ibu terhadap lingkungan sekitarnya serta tempat tinggal yang memadai juga menunjang kesehatan ibu.
e. Lingkungan Fisik
• Terdiri dari semua benda-benda mati yang berada disekitar kita.
• Wanita merupakan bagian dari keluarga serta unit dari komuniti
• Keluarga bisa mempengaruhi dan dipengaruhi oleh lingkungan
f. Budaya
• Meliputi sosial-ekonomi, pendidikan, kebudayaan.
• Lokasi tempat tinggal keluarga sangat menentukan derajat kesehatan bumil, bulin dan bufas.
g. Psikososial
• Ibu sebagai wanita terlibat dalam interaksi antara keluarga, kelompok, dan masyarakat
• Keberadaan wanita yang sehat jasmani, rohani, dan sosial sangat diperlukan karena wanita mempunyai 5 peran yang sangat penting dalam keluarga.
h. Biologis
• Meliputi genetika, biomedik dan maturistik
• Manusia merupakan susunan sistem organ tubuh yang mempunyai kebutuhan untuk mempertahankan hidupnya.
KESEHATAN
a. Terdapat “PERILAKU”, yaitu : hasil dari berbagai pengalaman serta interaksi manusia dgn lingkungan nya.
b. Sehat menurut WHO adalah suatu keadaan yang sempurna baik fisik, mental dan sosial serta tidak hanya bebas dari penyakit atau kelemahan.
c. Sehat bukan merupakan suatu kondisi tetapi merupakan proses, yaitu proses adaptasi individu yang tidak hanya tehadap fisik tetapi juga terhadap lingkungan sosial.
d. Wujud : dalam bentuk pengetahuan, sikap dan tindakan.
Karakteristik Sehat
• Merefleksikan perhatian pada individu sebagai manusia
• Memandang sehat dalam konteks eksternal & internal.
• Sehat diartikan sebagai hidup yang kreatif dan produktif.
PERILAKU
Perilaku merupakan hasil seluruh pengalaman serta interaksi manusia dengan lingkungannya, yang terwujud dalam bentuk pengetahuan, sikap dan tindakan.
Perilaku Sehat
• Perilaku merupakan hasil segala macam pengalaman serta interaksi manusia dengan lingkungan yang terwjud dalam bentuk pengetahuan, sikap, dan tindakan perilaku manusia bersifat holistik atau menyeluruh.
• Ibu yang mempunyai pengetahuan dan pengalaman serta selalu melakukan hubungan atau interaksi dengan lingkungannya maka akan mendapat informasi dalam menjaga kesehatannya.
perilaku propesional dari bidan mencakup ;
• Dalam melaksanakan tugasnya berpegang teguh pada filosofi, etika profesi dan aspek legal
• Bertanggung jawab dan mempertanggung jawabkan keputusan klinis yang dibuatnya
• Senantiasa mengikuti perkembangan pengetahuan dan keterampilan mutakhir secara berkala
• Menggunakan cara pencegahan universal untuk mencegah penularan penyakit dan strategi pengendalian infeksi
• Menggunakan konsultasi dan rujukan yang tepat selama memberikan asuhan kebidanan
• Menghargai dan memanfaatkan budaya setempat sehubungan dengan praktek kesehatan, kehamilan, kelahiran, periode pasca persalinan, bayi baru lahir dan anak
• Menggunakan model kemitraan dalam bekerja sama dengan kaum wanita/ibu agar mereka dapat menentukan pilihan yang telah diinformasikan tentang semua aspek asuhan, meminta persetujuan secara tertulis supaya mereka bertanggung jawab atas kesehatannya sendiri
• Menggunakan keterampilan komunikasi
• Bekerjasama dengan petugas kesehatan lainnya untuk meningkatkan pelayanan kesehatan ibu dan keluarga
• Melakukan advokasi terhadap pilihan ibu dalam tatanan pelayanan.
Manfaat paradigma dikaitkan dengan asuhan kebidanan
a. orang/individu/manusia adalah fokus paradigma.
b. orang/manusia harus bertanggung jawab terhadap kesehatan sendiri.
c. manusia berinteraksi dengan lingkungan/masyarakat.
d. lingkungan / masyarakat dapat mempengaruhi kesehatan.
e. Bidan sebagai manusia harus memiliki ilmu pengetahuan untuk mengetaui bagaimana diri sendiri.
f. dengan mengetahui bagaimana diri sendiri diharapkan bidan dapat memahami orang lain/manusia lain, sehingga bidan harus bersikap objektif dalam memberikan pelayanan kebidanan kepada wanita-wanita.
g. sifat-sifat manusia harus diperhatikan, keterbukaan dan kesabaran antara hubungan bidan dan wanita sangat dibutuhkan.
h. interaksi antara bidan dan pasien mendorong keterbukaan hubungan bidan dengan wanita.
i. bidan – pasien saling membutuhkan.
j. bidan harus menganggap pekerjaan sebagai suatu hal yang menarik, menumbuhkan ketertarikan dalam aspek kesehatan, contohnya saja dalam interaksi bidan – pasien dan dalam bekerja dengan teman-teman dan tim kesehatan lain.
2. Definisi Bidan
Dalam bahasa inggris, kata Midwife (Bidan) berarti “with woman”(bersama wanita, mid
= together, wife = a woman. Dalam bahasa Perancis, sage femme (Bidan) berarti “ wanita
bijaksana”,sedangkan dalam bahasa latin, cum-mater (Bidan) bearti ”berkaitan dengan
wanita”.
Menurut churchill, bidan adalah ” a health worker who may or may not formally trained
and is a physician, that delivers babies and provides associated maternal care” (seorang
petugas kesehatan yang terlatih secara formal ataupun tidak dan bukan seorang dokter,
yang membantu pelahiran bayi serta memberi perawatan maternal terkait).
Definisi Bidan (ICM) : bidan adalah seorang yang telah menjalani program pendidikan
bidan yang diakui oleh negara tempat ia tinggal, dan telah berhasil menyelesaikan studi
terkait serta memenuhi persyaratan untuk terdaftar dan atau memiliki izin formal untuk
praktek bidan. Bidan merupakan salah satu profesi tertua didunia sejak adanya peradaban
umat manusia.
Bidan adalah seorang perempuan yang lulus dari pendidikan bidan, yang terakreditasi,
memenuhi kualifikasi untuk diregister, sertifikasi dan atau secara sah mendapat lisensi
untuk praktek kebidanan. Yang diakui sebagai seorang profesional yang
bertanggungjawab, bermitra dengan perempuan dalam memberikan dukungan, asuhan
dan nasehat yang diperlukan selama kehamilan, persalinan dan nifas, memfasilitasi
kelahiran atas tanggung jawabnya sendiri serta memberikan asuhan kepada bayi baru
lahir dan anak.
KEPMENKES NOMOR 900/ MENKES/SK/ VII/2002 bab I pasal 1:
Bidan adalah seorang wanita yang telah mengikuti program pendidikan bidan dan lulus
ujian sesuai persyaratan yang berlaku.
Menurut WHO bidan adalah seseorang yang telah diakui secara regular dalam program
pendidikan kebidanan sebagaimana yang telah diakui skala yuridis, dimana ia
ditempatkan dan telah menyelesaikan pendidikan kebidanan dan memperoleh izin
melaksanakan praktek kebidanan.
3. Pelayanan Kebidanan
Tujuan pelayanan kesehatan kebidanan adalah untuk meningkatkan jangkauan dan mutu pelayanan KIA di wilayah kerja puslesmas, melalui pemantauan cakupan layanan di setiap desa secara terus-menerus.
Pelayanan Antenatal
adalah pelayanan kesehatan yang diberikan kepada ibu selama masa kehamilannya sesuai dengan standar pelayanan antenatal. Walaupun pelayanan antenatal selengkapnya mencangkup banyak hal yang meliputi anames, pemeriksaan fisik ( umum dan kebidanan ), pemeriksaan laboratorium atas indikasi, serta intervensi dasar dan khusus (sesuai resiko yang ada ), namyn dalam penerapan operasionalnya dikenal standar minimal “7T” untuk pelayanan antenatal, yang terdiri atas :
a. timbang berat badan dan tinggi badan
b. ukur tekanan darah
c. ukur tinggi fundus uteri
d. pemberian imunisasi (tetanus toxoid) lengkap, minimal 2 kali pemberian
e. pemberian tablet besi minimal 90 tablet selama kehamilan
f. tes terhadap penyakit menular seksual
g. temu wicara dalam rangka persiapan rujukan.
untuk menjamin mutu pelayanan ditetapkan frekuensi pelayanan minimal 4 kali, dengan ketentuan sebagai berikut:
a. minimal 1 kali pada triwulan I (1-3 bulan)
b. minimal 1 kali pada triwulan II ( 4-6 bulan)
c. minimal 2 kali pada triwulan III (7-9 bulan)
Standar waktu pelayanan antenatal tersebut ditentukan untuk menjamin mutu pelayanan, khususnya dalam member kesempatan yang cukup dalam menangani kasus resiko tinggi yang ditemukan.
Pertolongan Persalinan
Dalam program KIA dikenal beberapa jenis tenaga yang memberikan pertolongan persalinan kepada masyarakat. Jenis tenaga tersebut adalah :
a. tenaga professional : Dokter spesialis kebidanan, Dokter umum, Bidan, Pambantu budan ( PKE ), Perawat bidan.
b. dukun bayi
1.terlatih : ialah dukun bayi yang telah mendapatkan latihan oleh tenaga kesehatan yang dinyatakan lulus.
2. tidak terlatih: ialah dukun bayi yang belum pernah dilatih oleh tenaga kesehatan atau dukun bayi yang sedang dilatih dan belum dinyatakan lulus.
Pertolongan persalinan oleh dukun bayi diharapkan memenuhi standar “3 bersih”, yang meliputi bersih tangan penolong, bersih alat pemotong tali pusat, dan bersih alas tempat ibu berbaring serta lingkungannya.
Pada prinsipnya, penolong persalinan harus memperhatikan hal-hal sebagai berikut:
a. Sterilitas
b. Metode pertolongan persalinan yang memenuhi persyaratan teknis medis.
c. Merujuk kasus yang memerlukan tingkat pelayanan yang lebih tinggi.
Deteksi Dini Ibu Hamil Beresiko
Untuk menurunkan angka kematian ibu secara bermakna, deteksi dini kehamilan beresiko perlu lebih digalakan baik di fasilitas pelayanan KIA maupun masyarakat. Dalam rangka itulah deteksi ibu hamil beresiko perlu difokuskan kepada keadaan yang menyebabkan kematian ibu bersalin dirumah dengan pertolongan dukun bayi. Semua kehamilan mempunyai resiko, resiko kehamilan yang tidak langsung, namun meningkatkan kematian, disebut sebagai “FAKTOR RESIKO”, yaitu :
a. Primigravida kurang dari 20 tahun atau lebih dari 35 tahun.
b. Anak lebih dari 4.
c. Jarak persalinan terakhir dan kehamilan sekarang kurang 2 tahun.
d. Tinggi badan kurang dari 145cm.
e. Berat badan kurang dari 38kg atau lingkar lengan atas kurang dari 23,5cm.
f. Riwayat keluarga menderita kencing manis, hiprtensi, dan riwayat cacat kongenital.
g. Kelainan bentuk tubuh, misalnya kelainan tulang belakang atau panggul.
semakin banyak ditemukan factor resiko pada ibu hamil, maka semakin tinggi resiko kehamilannya.
Resiko tinggi kehamilan merupakan keadaan penyimpangan dari normal, yang secara langsung menyebabkan kesakitan dan kematian ibu maupun bayi, resiko tinggi pada kehamilan meliputi:
a. Hb kurang dari 8gr%.
b. Tekanan darah tinggi (systole > 140mmHg, diastole>90mmHg).
c. Oedema yang nyata.
d. Eklampsia.
e. Pendarahan pervaginam.
f. Ketuban pecah dini.
g. Letak lintang pada usia kehamilan lebih dari 32 minggu.
h. Letak sungsang pada primigravida.
i. Infeksi berat/sepsis.
j. Persalinan premature
k. Kehamilan ganda.
l. Janin yang besar.
m. Penyakit kronis pada ibu: jantung, paru, ginjal,dll.
n. Riwatat obstretik buruk, riwayat bedah Caesar, dan komplikasi kehamilan.
Pelayanan Kesehatan Pada Neonatal
Dewasa ini 45% kematian bayi terjadi pada usia kurang dari 1 bulan. Penyebab utama dari kematian neonatal adalah tetanus neonatorum, gangguan yang timbul pada bayi berat lahir rendah ( BBLR) dan asfiksa, upaya yang dilakukan untuk mencegah kematian neonatal diutamakan pada pemeliharaan kehamilan sebaik mungkin, pertolongan persalinan “ 3 bersih “ dan perawatan bayi baru lahir yang adekuat termasuk perawatan tali pusat yang higienis.
Selain hal diatas, dilakukan pula upaya deteksi dini neonatal resiko tinggi agar segera dapat diberikan pelayanan yang diperlukan.
Resiko tinggi pada neonatal meliputi :
a. BBLR (berat lahir < 2500gram).
b. Bayi dengan tetanus neonatorum.
c. Bayi baru lahir dengan asfiksia.
d. bayi dengan ikterus neonatorum (ikterus >10 hari setelah lahir).
e. Bayi baru lahir dengan sepsis.
f. Bayi lahir dengan berat >4000gram.
g. Bayi preterm dan postern.
h. Bayi lahir dengan cacat bawaan sedang.
i. Bayi lahir dengan persalinan dengan tindakan.
. Pelayanan Kebidanan terbagi menjadi 3 jenis :
• Layanan kebidanan Primer ialah layanan bidan yang sepenuhnya menjadi tanggung jawab bidan.
• Layanan kebidanan Kolaborasi adalah layanan kebidanan yang dilakukan oleh bidan sebagai anggota tim yang kegiatannya dilakukan secara bersama-sama atau sebagai salah satu urutan dari sebuah proses kegiatan pelayanan kesehatan.
• Layanan kebidanan Rujukan adalah layanan yang dilakukan oleh bidan dalam rangka rujukan ke sistem pelayanan yang lebih tinggi atau sebaliknya. Pelayanan yang dilakukan oleh bidan sewaktu menerima rujukan dari dukun yang menolong persalinan, juga layanan rujukan yang dilakukan oleh bidan ketempat/fasilitas pelayanan kesehatan lainnya secara horizontal maupun vertikal atau ke profesi kesehatan lainnya. Layanan kebidanan yang tepat akan meningkatkan keamanan dan kesejahteraan ibu serta bayinya.
4. Asuhan Kebidanan
Dalam menjalankan perannya bidan memiliki keyakinan yang dijadikan panduan dalam memberikan asuhan. Keyakinan tersebut meliputi :
1. Keyakinan tentang kehamilan dan Persalinan. Hamil dan bersalin merupakan suatu proses alamiah dan bukan penyakit.
2. Keyakinan tentang perempuan. Setiap perempuan adalah pribadi yang unik mempunyai hak, kebutuhan, keinginan masing-masing. Oleh sebab itu perempuan harus berpartisipasi aktif dalam setiap asuhan yang diterimanya.
3. Keyakinan fungsi Profesi dan manfaatnya. Fungsi utama profesi bidan adalah mengupayakan kesejahteraan ibu dan bayinya, proses fisiologis harus dihargai, didukung dan dipertahankan. Bila timbul penyulit, dapat menggunakan teknologi tepat guna dan rujukan yang efektif, untuk memastikan kesejahteraan perempuan dan janin/bayinya.
4. Keyakinan tentang pemberdayaan perempuan dan membuat keputusan. Perempuan harus diberdayakan untuk mengambil keputusan tentang kesehatan diri dan keluarganya metalui komunikasi, informasi, dan edukasi (KIE) dan konseling. Pengambitan keputusan merupakan tanggung jawab bersama antara perempuan, keluarga dan pemberi asuhan.
5. Keyakinan tentang tujuan Asuhan. Tujuan utama asuhan kebidanan untuk menyelamatkan ibu dan bayi (mengurangi kesakitan dan kematian). Asuhan kebidanan berfokus pada : pencegahan, promosi kesehatan yang bersifat holistik, diberikan dengan cara yang kreatif dan fteksibel, suportif, peduti; bimbingan, monitor dan pendidikan berpusat pada perempuan; asuhan berkesinambungan, sesuai keinginan dan tidak otoriter serta menghormati pilihan perempuan.
6. Keyakinan tentang kolaborasi dan kemitraan. Praktik kebidanan dilakukan dengan menempatkan perempuan sebagai partner dengan pemahaman holistik terhadap perempuan, sebagai salah satu kesatuan fisik, psikis, emosional,sosial, budaya, spiritual serta pengataman reproduksinya. Bidan memiliki otonomi penuh dalam praktiknya yang berkolaborasi dengan tim kesehatan lainnya.
7. Sebagai Profesi bidan mempunyai pandangan hidup Pancasila, seorang bidan menganut filosofi yang mempunyai keyakinan didalam dirinya bahwa semua manusia adalah mahluk bio-psiko¬sosio-kultural dan spiritual yang unik merupakan satu kesatuan jasmani dan rohani yang utuh dan tidak ada individu yang sama.
8. Bidan berkeyakinan bahwa setiap individu berhak memperoleh pelayanan kesehatan yang aman dan memuaskan sesuai dengan kebutuhan dan perbedaan kebudayaan. Setiap individu berhak menentukan nasib sendiri dan mendapatkan informasi yang cukup dan untuk berperan disegala aspek pemeliharaan kesehatan.
9. Setiap individu berhak untuk dilahirkan secara sehat, untuk itu maka setiap wanita usia subur, ibu hamil, melahirkan dan bayinya berhak mendapatkan pelayanan yang berkualitas.
10. Pengalaman melahirkan anak merupakan tugas perkembangan keluarga, yang membutuhkan persiapan sampai anak menginjak masa-masa remaja.
11. Keluarga-keluarga yang berada di suatu wilayah/daerah membentuk masyarakat kumpulan dan masyarakat Indonesia terhimpun didalam satu kesatuan bangsa Indonesia. Manusia terbentuk karena adanya interaksi antara manusia dan budaya dalam lingkungan yang bersifat dinamis mempunyai tujuan dan nilai-nilai yang terorganisir.
Perawatan Pascapartum
adalah masa dari kelahiran plasenta dan selaput janin (menandadakan akhir periode intrapartum), hingga kembalinya traktus reproduksi wanita pada kondisi tidak hamil.
Periode ini disebut juga puerperium, dan wanita yang mengalami puerperium disebut peurpera. Periode pemulihan pasca partum berlangsung sekitar 6 minggu.
Perubahan Psikologis dan Anatomis Puerperium
a. Uterus
Involusi uterus meliputi reorganisasi dan pengeluaran desisua/ endometrium dan eksfoliasi tempat perletaka plasenta yang ditandai dengan penurunan ukuran dan berat serta perubahan pada lokasi uterus juga ditandai dengan warna dan jumlah lokia.
b. Lokia
Adalah istilah untuk secret dari uterus yang keluar melalui vagina selama puerperium. Karena perubahan warnanya, nama deskriptif lokia berubah: Lokia rubra, serosa, atau alba.
Lokia rubra berwarna merah karena mengandung darah. Ini adalah lokia pertama yang mulai keluar segera setelah pelahiran dan terus berlanjut selama 2-3 hari pertama pascapartum. Lokia rubra terutama mengandung darah dan jaringan desidua.
Lokia serosa mulai terjadi sebagai bentuk yang lebih pucat dari lokia rubra, serosa, dan merah muda. Lokia ini berhenti sekitar 7-8 hari kemudian dengan warna merah muda, kuning, atau putih hingga transisi menjadi lokia alba. Lokia serosa terutama mengandung cairan serosa, jaringan desidua, leukosit, dan eritrosit.
Lokia alba mulai terjadi sekitar hari ke-10 pascapartum dan hilang sekitar periode 2-4 minggu. Pada beberapa wanita, lokia ini tetap ada pada saat pemeriksaan pasca partum. Warna lokia alba putih krem dan terutama mengandung leukosit dan sel desidua.
c. Vagina dan Perinium
Setelah satu hingga 2 hari pertama pasca partum, tonus otot vagina kembali, celah vagina tidak lebar dan vagina tidak lagi edema. Sekarang vagina menjadi berdinding lunak , lebih besar dari biasanya, dan umumnya longgar. Ukurannya menurun dengan kembalinya rugae vagina sekitar minggu ke-3 pascapartum. Ruang vagina selalu sedikit lebih besar daripada sebelum kelahiran pertama.
d. Payudara
Pengkajian payudara pada periode awal pasca partum meliputi penampilan dan intergritas putting susu, memar atau iritasi jaringan payudara karena posisi bayi pada payudara, adanya kolostrum, apakah payudara terisi air susu, dan adanya sumbatan, kongesti, dan tanda-tanda mastitis potensial.
Pemulihan Dari Ketidaknyamanan Umum
a. Nyeri setelah lahir
Nyeri setelah kelahiran disebabkan oleh kontraksi dan relaksasi uterus berurutan yang terjadi secara terus-menerus. Nyeri setelah lahir akan hilang jika uterus tetap berkontraksi dengan baik, yang memerlukan kandung kemih kosong. Ibu harus diingatkan bahwa pengisiian kandung kemih yang sering seiiring tubuhnya mulai membuang kelebihan cairan setelah melahirkan akan menyebabkan kebutuhan berkemih yang sering. Kandung kemih yang penuh mengubah posisi uterus ke atas, menyebabkan relaksasi dan kontraksi uterus yang lebih nyeri.
b. Keringat Berlebih
Wanita pascapartum mengeluarkan keringat berlebihan Karena tubuh menggunakan rute ini dan dieresis untuk mengeluarkan kelebihan cairan interstisial yang disebabkan oleh peningkatan normal cairan intraselular selama kehamilan. cara menguranginya sangat sederhana, yaitu dengan membuat kulit tetap bersih dan kering. Perawatan juga harus dilakukan dengan memastikan hidrasi wanita yang baik. dengan meminum segelas air setiap 1 jam saat ia terjaga menjadi pelengkap perawatan ini.
c. Pembesaran Payudara
Diperkirakan bahwa pembesaran payudara disebabkan kimbinasi akumulasi dan statis air susu serta peningkatan vaskularitas dan kongesti. Saat suplai air susu masuk kedalam payudara, pembesaran payudara dimulai dengan perasaan berat saat payudara mulai terisi. Payudara mulai distensi, tegang, dan nyeri tekan saat di sentuh. Kulit terasa hangat saat disentuh, dengan vena dapat terlihat, dan tegang dikedua sisi payudara. Putting payudara lebih keras dan menjadi sulit bagi bayi untuk mengisapnya. Pada beberapa wnita nyeri tekan payudara menjadi nyeri hebat, terutama jika bayi mengalami kesulitan dalam menyusu. Tindakan untuk menurunkan nyeri bergantung pada apakah wanita menyusui.
Wanita yang memilih memberikan susu formula perlu memahami bahwa mereka membentuk suplai air susu, yang menyebabkan pembesaran. Mereka perlu diajarkan untuk menggunakan BH atau bebat payudara untuk menyangga payudara dengan kuat, meningkatnya, bukan menekan kearah dinding dada. Kompres es pada payudara, menggunakan pak es kimiawi siap pakai atau kantong kompres plastik gulung yang diisi dengan air dan dibekukan, membatasi aliran darah dan menghambat produksi air susu.
Wanita yang menggunakan susu payudara sebaiknya dinasehati bahwa kompres hangat, menyusui secara sering, dan penggunaan analgesik ringan dapat menghilangkan ketidaknyamanan pembesaran payudara. Jika aerola dan putting susu terlalu keras atau tegang untuk dihisap bayi, mengeluarkan sedikit susu sebelum meletakan bayi pada payudara dapat memfasilitasi usaha untuk mengunci puting susu.
C. Penutup
1. Kesimpulan
Bidan adalah seorang yang telah menjalani program pendidikan bidan yang diakui olehnegara tempat ia tinggal, dan telah berhasil menyelesaikan studi terkait serta memenuhi persyaratan untuk terdaftar dan atau memiliki izin formal untuk praktek bidan.Sebagai anggota profesi, bidan mempunyai ciri khas yang khusus. Sebagai pelayan profesional yang merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan.
Kebidanan sebagai profesi merupakan komponen yang paling penting dalam
meningkatkan kesehatan perempuan
2. Daftar Pustaka
http://bidanshop.blogspot.com/2010/01/falsafah-kebidanan-di-indonesia.html
http://bidanshop.blogspot.com/2010/05/paradigma-asuhan-kebidanan.html
http://www.askep-askeb.cz.cc/2010/02/falsafah-kebidanan.html
http://www.artikata.com/arti-321846-bidan.php
Helen Varney, Jan M.Kriebs , Carolyn L.Gegor, Buku Ajar Asuhan Kebidanan, Penerbit EGC, Jakarta, 2007.
Syafrudin SKM, M.Kes, Organisasi dan Manajeman Pelayanan Kesehatan Dalam Kebidanan,
Penerbit trans info media, Jakarta, 2009.
0 comments:
Posting Komentar