Persoalannya di sini, mengapa Rasulullah minum air zam-zam dalam keadaan berdiri. Menurut kajian pakar, air zam-zam mengandungi fluorida yang memiliki daya efektif membunuh kuman serta ia mengandungi kalsium dan garam magnesium yang tinggi berbanding air biasa, dari segi saintifik air zam-zam bersifat alkali, jadi air zam-zam boleh meneutralkan asid hidroklorik yang terhasil di dalam perut dan mengurangkan pedih ulu hati. Jadi inilah sebab Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi Wasallam minum air zam-zam berdiri supaya air tersebut cepat dapat menetralkan asid yang terhasil dalam perut.
Dijelaskan sebagai berikut :Dalam kitab yang sama di halaman 271-272, beliau mengatakan, “Sesungguhnya air zam-zam adalah air yang berkah“. Nabi mengatakan, “Air zam-zam adalah makanan yang mengenyangkan dan penyembuh penyakit.” (HR Muslim no 2473).
Dalam hadits yang lain Nabi mengatakan, “Air zam-zam itu sesuai dengan niat orang yang meminumnya.” (HR.Ahmad dan Ibnu Majah dalam Targhib wa Tarhib 2/168 al-Hafidz al-Mundziri mengatakan tentang hadits ini, diriwayatkan oleh Ahmad dengan sanad yang shahih.)
Selain itu, air zam-zam juga mengandungi iodin, sulfat dan nitrat. Kandungan makronutrien yang tinggi khususnya magnesium, sodium dan potassium menyebabkan air zam-zam bersifat nutritif berbanding sumber lain, inilah yang membuatkan air zam-zam dapat menyegarkan para jemaah haji yang meminumnya dan memberi ketahanan anbodi kepada orang yang meminumnya. Di sini saya tunjukkan perbandingan unsur-unsur yang terdapat di dalam air zam-zam dengan air mineral:
PERBANDINGAN UNSUR KIMIA ZAM ZAM dengan AIR BIASA
Air Zam-zam (Mg/l) | Air Biasa |
*Klorida (cl) 159,75*Sulfat (SO24) 140*Nitrat (NO3) –*Nitrit (NO2) 0,045*Bikarbonat (HCO3) 398,22*Flour (F) –*Besi (Fe) tak terdeteksi *Mangan (Mn) 0,014 *Natrium (Na) 318,0 *Kalium (Ca) 182,2 *Zat Padat Terlarut (TDS) 858 *Magnesium (Mg) 6,86 *Zat Organik 2,79- *Jumlah Mikro Organisme (TPK) 38 kolom/ml *PH 7,3. | * Mineral : 30* Mineral : 27* Mineral : 15* Mineral : - * Mineral : 32 * Mineral : 0,7 * Mineral : 0 * Mineral : - * Mineral : 20 * Mineral : 3 * Mineral : 170 * Mineral : 5 * Mineral : - * Mineral : - * Mineral : 7,2 |
Dialah Kabsyah binti Rafi’ bin Mu’awiyah bin ‘Ubaid bin al-Abjar al-Khudriyyah, istri dari Muadz yang juga disebut Kabsyah al Anshariyah yang terhitung masuk Islam bersamaan dengan seluruh bani Abdul Asyhal merupakan perempuan pertama yang berba’iah kepada Nabi Muhammad Shalallahu ‘Alaihi Wasallam di Madinah. Di masa sakitnya, ia pernah memenuhi panggilan Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi Wasallam untuk sebuah tugas memutus sebuah perkara untuk bani Quraizhah. Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi Wasallam menilai putusan itu sangat adil, Beliau bersabda, ”Engkau telah memutuskan hukuman sesuai dengan hukum Allah dan hukum Rasul-Nya” Ini menjadi sandaran atau dalil bahwasanya boleh wanita duduk menjadi hakim disaat menentukan suatu putusan Hukum.عن كبشة قالت : دخل علي رسول الله صلى الله عليه وسلم فشرب من في قربة معلقة قائما فقمت إلى فيها فقطعته
Dari Kabsyah ia berkata : Rasulullah masuk ke rumahku, kemudian Beliau minum dari mulut bejana (dari kulit) yang tergantung sambil berdiri. Lantas aku berdiri ke bejana tersebut dan memotong talinya” [HR. At-Tirmidzi no. 1892 dan dinyatakan shahih oleh Al-Albaniy dalam Shahih Sunan At-Tirmidziy 2/335].
عن عائشة : ان النبي صلى الله عليه وسلم دخل على امرأة من الأنصار وفي البيت قربة معلقة فاختنثها وشرب وهو قائم
Dari ‘Aisyah : Bahwasannya Nabi Shalallahu ‘Alaihi Wasallam pernah masuk ke rumah seorang wanita Anshar yang di dalamnya ada bejana (kulit) yang tergantung. Beliau membelokkan mulut bejana itu dan meminumnya dalam keadaan berdiri” [HR. Ahmad 6/161; dihasankan oleh Al-Arna’uth dalam Takhriij ‘alal-Musnad 42/165-166].
1. Mazhab Al-Hanafiyah
Menurut pandangan mazhab ini, makan dan minum sambil berdiri hukumnya adalahkarahah tanzih. Maksudnya dibenci atau tidak disukai.
Namun mazhab ini mengecualikannya dengan mengatakan bahwa dibolehkan minum air zamzam atau air bekas wudhu sambil berdiri.
Pendapat mazhab ini bisa kita lihat dalam Ibnu Abidin jilid 1 halaman 387.
2. Mazhab Al-Malikiyah
Dalam pandangan mazhab ini, hukum makan dan minum sambil berdiri dibolehkan, tidak ada larangan. Jadi siapa pun boleh untuk makan atau minum sambil berdiri.
Kalau kita teliti kitab-kitab seperti Al-Fawakih Ad-Dawani jilid 2 halaman 417 dan Al-Qawanin Al-Fiqhiyah halaman 288, maka kita akan dapat keterangan seperti itu.
3. Mazhab As-Syafi’iyah
Mazhab ini mengatakan bahwa minum sambil berdiri adalah khilaful aula (menyalahi keutamaan). Jadi bukan berarti haram hukumnya secara total.
Silahkan periksa kitab Asy-Syafi’iyah, semisal kitab Raudhatuttalibin jilid 7 halaman 340 dan kitab lainnya seperti Mughni Al-Muhtaj jilid 1 halaman 250.
4. Mazhab Al-Hanabilah
Dalam pandangan salah satu riwayat mazhab ini, dikatakan bahwa mazhab ini cenderung tidak mengatakan ada karahah (kebencian) untuk minum dan makan sambil berdiri.
Namun dalam riwayat yang lain malah disebutkan sebaliknya, yaitu mereka mengatakan justru ada karahah (kebencian).
Silahkan periksa Kitab Kasysyaf Al-Qinna’ jilid 5 halaman 177 dan juga kitab Al-Adab Asy-Syar’iyah jilid 3 halaman 175-176.
0 comments:
Posting Komentar