AL QUR'AN

"Dan Al Qur'an itu adalah kitab yang Kami turunkan yang diberkati, maka ikutilah dia dan bertakwalah agar kamu diberi rahmat." (Al Qur'an, 6:155)

NURSING

Kemampuan seorang perawat dalam pemberian terapi pengobatan pada pasien ternyata tak kalah dengan dokter. Hal tersebut tentu sangat bermanfaat, terutama dalam kondisi keterbatasan tenaga dokter.

BISNIS KAOS

Kami melayani pemesanan kaos couple, kelas, angkatan, ataupun komunitas. , Harga cuman 60 ribu/Kaos, Pemesanan bisa sms 085721265252 FB : http://www.facebook.com/pages/Bisnis-Kaos/318312428215504 e-mail : the_slettinkdoll@yahoo.co.id.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

27 Apr 2012

Pendarahan pada kehamilan muda

Perdarahan pada kehamilan muda adalah perdarahan pervaginam pada kehamilan kurang dari 22 minggu.
Penanganan umum perdarahan pada kehamilan muda :
- Lakukan penilaian secara cepat mengenaii keadaan umum pasien, termasuk
tanda-tanda vital (nadi, tekanan darah, pernapasan, dan suhu).
- Periksa tanda-tanda syok (pucat, berkerringat banyak, pingsan, tekanan sistolik
kurang 90 mmHg, nadi lebih 112 kali per menit).
- Jika dicurigai terjadi syok, segera mullai penanganan syok. Jika tidak terlihat tanda-
tanda syok, tetap pikirkan kemungkinan tersebut saat penolong melakukan
evaluasi mengenai kondisi wanita karena kondisinya dapat memburuk dengan
cepat. Jika terjadi syok, sangat penting untuk memulai penanganan syok dengan
segera.
- Jika pasien dalam keadaan syok, pikirkaan kemungkinan kehamilan ektopik
terganggu.
- Pasang infus dengan jarum infus besar ((16 G atau lebih), berikan larutan garam
fisiologik atau ringer laktat dengan tetesan cepat (500 cc dalam 2 jam pertama).
Diagnosis perdarahan pada kehamilan muda :
1. Pikirkan kemungkinan kehamilan ektopik pada wanita dengan anemia, penyakit
radang panggul (pelvic inflammatory disease- PID), gejala abortus atau keluhan
nyeri yang tidak biasa.
Catatan : Jika dicurigai adanya kehamilan ektopik, lakukan pemeriksaan
bimanual secara hati-hati karena kehamilan ektopik awal bisa sampai mudah
pecah.
2. Pikirkan kemungkinan abortus pada wanita usia reproduktif yang mengalami
terlambat haid (lebih 1 bulan sejak haid terakhir) dan mempunyai 1 atau lebih
tanda berikut : perdarahan, kaku perut, pengeluaran sebagian produk konsepsi,
serviks yang berdilatasi atau uterus yang lebih kecil dari seharusnya.
3. Jika abortus merupakan kemungkinan diagnosis, kenali dan segera tangani
komplikasi yang ada.
1. Diagnosis abortus imminens :
- Bercak perdarahan hingga perdarahan sedang. Perdarahan ringan
membutuhkan waktu lebih 5 menit untuk membasahi pembalut atau kain
bersih.
- Serviks tertutup.
- Uterus sesuai dengan usia kehamilan.
- Gejala / tanda : kram perut bawah dan uterus lunak.
2. Diagnosis kehamilan ektopik terganggu :
- Bercak perdarahan hingga perdarahan sedang.
- Serviks tertutup.
- Uterus sedikit membesar dari usia kehamilan normal
- Gejala / tanda : limbung atau pingsan, nyeri perut bawah, nyeri goyang porsio,
massa adneksa, dan cairan bebas intra abdomen.
3. Diagnosis abortus komplit :
- Bercak perdarahan hingga perdarahan sedang.
- Serviks tertutup atau terbuka.
- Uterus lebih kecil dari usia kehamilan normal
- Gejala / tanda : sedikit atau tanpa nyeri perut bawah, dan riwayat ekspulsi hasil
konsepsi.
4. Diagnosis abortus insipiens :
- Perdarahan sedang hingga masif (banyak). Perdarahan berat membutuhkan
waktu kurang 5 menit untuk membasahi pembalut atau kain bersih.
- Serviks terbuka.
- Uterus sesuai usia kehamilan.
- Gejala / tanda : kram / nyeri perut bawah, dan belum terjadi ekspulsi hasil
konsepsi.
5. Diagnosis abortus inkomplit :
- Perdarahan sedang hingga masif (banyak).
- Serviks terbuka.
- Uterus sesuai usia kehamilan.
- Gejala / tanda : kram / nyeri perut bawah, dan ekspulsi sebagian hasil konsepsi.
6. Diagnosis abortus mola :
- Perdarahan sedang hingga masif (banyak).
- Serviks terbuka.
- Uterus lunak dan lebih besar dari usia kehamilan
- Gejala / tanda : mual / muntah, kram perut bawah, sindrom mirip pre
eklampsia, tidak ada janin, dan keluar jaringan seperti anggur.
Tanda dan gejala abortus antara lain nyeri abdomen bawah, nyeri lepas, uterus terasa lemas, perdarahan berlanjut, lemah, lesu, demam, sekret vagina berbau, sekret & pus dari serviks, dan nyeri goyang serviks. Komplikasinya adalah infeksi / sepsis. Penanganannya adalah mulai memberikan antibiotik sesegera mungkin sebelum melakukan aspirasi vakum manual. Antibiotiknya berupa ampisilin 2 gr IV tiap 6 jam ditambah gentamisin 5 mg/kgbb IV tiap 24 jam ditambah metronidazol 500 mg IV tiap 8 jam sampai ibu bebas demam 48 jam.
Tanda dan gejala lainnya adalah nyeri / kaku pada abdomen, nyeri lepas, distensi abdomen, abdomen terasa tegang & keras, nyeri bahu, mual-muntah, dan demam. Komplikasinya adalah perlukaan uterus, vagina atau usus. Penanganannya yaitu lakukan laparotomi untuk memperbaiki perlukaan dan lakukan aspirasi vakum manual secara berurutan. Mintalah bantuan lebih lanjut jika dibutuhkan.
Jenis-Jenis Abortus
___________________
Jenis-jenis abortus :
1. Abortus spontan
2. Abortus yang disengaja
3. Abortus tidak aman
4. Abortus septik
Abortus spontan adalah penghentian kehamilan sebelum janin mencapai viabilitas (usia kehamilan 22 minggu). Tahapan abortus spontan meliputi :
1. Abortus imminens (kehamilan dapat berlanjut).
2. Abortus insipiens (kehamilan tidak akan berlanjut dan akan berkembang menjadi
abortus inkomplit atau abortus komplit).
3. Abortus inkomplit (sebagian hasil konsepsi telah dikeluarkan).
4. Abortus komplit (seluruh hasil konsepsi telah dikeluarkan).
Abortus yang disengaja adalah suatu proses dihentikannya kehamilan sebelum janin mencapai viabilitas.
Abortus tidak aman adalah suatu prosedur yang dilakukan oleh orang yang tidak berpengalaman atau dalam lingkungan yang tidak memenuhi standar medis minimal atau keduanya.
Abortus septik adalah abortus yang mengalami komplikasi berupa infeksi-sepsis dapat berasal dari infeksi jika organisme penyebab naik dari saluran kemih bawah setelah abortus spontan atau abortus tidak aman. Sepsis cenderung akan terjadi jika terdapat sisa hasil konsepsi atau terjadi penundaan dalam pengeluaran hasil konsepsi. Sepsis merupakan komplikasi yang sering terjadi pada abortus tidak aman dengan menggunakan peralatan.
Penanganan
____________
Jika dicurigai suatu abortus tidak aman terjadi, periksalah adanya tanda-tanda infeksi atau adanya perlukaan uterus, vagina dan usus, lakukan irigasi vagina untuk mengeluarkan tumbuh-tumbuhan, obat-obat lokal atau bahan lainnya.
Penanganan abortus imminens :
1. Tidak perlu pengobatan khusus atau tirah baring total.
2. Jangan melakukan aktifitas fisik berlebihan atau hubungan seksual.
3. Jika perdarahan :
- Berhenti : lakukan asuhan antenatal seperti biasa, lakukan penilaian jika
perdarahan terjadi lagi.
- Terus berlangsung : nilai kondisi janin (uji kehamilan atau USG). Lakukan
konfirmasi kemungkinan adanya penyebab lain. Perdarahan berlanjut,
khususnya jika ditemukan uterus yang lebih besar dari yang diharapkan,
mungkin menunjukkan kehamilan ganda atau mola.
4. Tidak perlu terapi hormonal (estrogen atau progestin) atau tokolitik (misalnya
salbutamol atau indometasin) karena obat-obat ini tidak dapat mencegah
abortus.
Penanganan abortus insipiens :
1. Jika usia kehamilan kurang 16 minggu, lakukan evaluasi uterus dengan aspirasi
vakum manual. Jika evaluasi tidak dapat, segera lakukan :
- Berikan ergometrin 0,2 mg intramuskuler (dapat diulang setelah 15 menit bila
perlu) atau misoprostol 400 mcg per oral (dapat diulang sesudah 4 jam bila
perlu).
- Segera lakukan persiapan untuk pengeluaran hasil konsepsi dari uterus.
2. Jika usia kehamilan lebih 16 minggu :
- Tunggu ekspulsi spontan hasil konsepsi lalu evaluasi sisa-sisa hasil konsepsi.
- Jika perlu, lakukan infus 20 unit oksitosin dalam 500 ml cairan intravena
(garam fisiologik atau larutan ringer laktat) dengan kecepatan 40 tetes per
menit untuk membantu ekspulsi hasil konsepsi.
3. Pastikan untuk tetap memantau kondisi ibu setelah penanganan.
Penanganan abortus inkomplit :
1. Jika perdarahan tidak seberapa banyak dan kehamilan kurang 16 minggu,
evaluasi dapat dilakukan secara digital atau dengan cunam ovum untuk
mengeluarkan hasil konsepsi yang keluar melalui serviks. Jika perdarahan
berhenti, beri ergometrin 0,2 mg intramuskuler atau misoprostol 400 mcg per
oral.
2. Jika perdarahan banyak atau terus berlangsung dan usia kehamilan kurang 16
minggu, evaluasi sisa hasil konsepsi dengan :
- Aspirasi vakum manual merupakan metode evaluasi yang terpilih. Evakuasi
dengan kuret tajam sebaiknya hanya dilakukan jika aspirasi vakum manual
tidak tersedia.
- Jika evakuasi belum dapat dilakukan segera, beri ergometrin 0,2 mg
intramuskuler (diulang setelah 15 menit bila perlu) atau misoprostol 400 mcg
per oral (dapat diulang setelah 4 jam bila perlu).
3. Jika kehamilan lebih 16 minggu :
- Berikan infus oksitosin 20 unit dalam 500 ml cairan intravena (garam fisiologik
atau ringer laktat) dengan kecepatan 40 tetes per menit sampai terjadi
ekspulsi hasil konsepsi.
- Jika perlu berikan misoprostol 200 mcg per vaginam setiap 4 jam sampai
terjadi ekspulsi hasil konsepsi (maksimal 800 mcg).
- Evaluasi sisa hasil konsepsi yang tertinggal dalam uterus.
4. Pastikan untuk tetap memantau kondisi ibu setelah penanganan.
Penanganan abortus komplit :
1. Tidak perlu evaluasi lagi.
2. Observasi untuk melihat adanya perdarahan banyak.
3. Pastikan untuk tetap memantau kondisi ibu setelah penanganan.
4. Apabila terdapat anemia sedang, berikan tablet sulfas ferrosus 600 mg per hari
selama 2 minggu. Jika anemia berat berikan transfusi darah.
5. Konseling asuhan pasca keguguran dan pemantauan lanjut.
Pemantauan Pasca Abortus
__________________________
Insidens abortus spontan kurang lebih 15% (1 dari 7 kehamilan) dari seluruh kehamilan.
Syarat-syarat memulai metode kontrasepsi dalam waktu 7 hari pada kehamilan yang tidak diinginkan :
1. Tidak terdapat komplikasi berat yang membutuhkan penanganan lebih lanjut.
2. Ibu menerima konseling dan bantuan secukupnya dalam memilih metode
kontrasepsi yang paling sesuai.
Metode kontrasepsi pasca abortus :
1. Kondom
- Waktu aplikasinya segera.
- Efektivitasnya tergantung dari tingkat kedisiplinan klien.
- Dapat mencegah penyakit menular seksual.
2. Pil kontrasepsi
- Waktu aplikasinya segera.
- Cukup efektif tetapi perlu ketaatan klien untuk minum pil secara teratur.
3. Suntikan
- Waktu aplikasinya segera.
- Konseling untuk pilihan hormon tunggal atau kombinasi.
4. Implan
- Waktu aplikasinya segera.
- Jika pasangan tersebut mempunyai 1 anak atau lebih dan ingin kontrasepsi
jangka panjang.
5. Alat kontrasepsi dalam rahim
- Waktu aplikasinya segera dan setelah kondisi pasien pulih kembali.
- Tunda insersi jika hemoglobin kurang 7 gr/dl (anemia) atau jika dicurigai
adanya infeksi.
6. Tubektomi
- Waktu aplikasinya segera.
- Untuk pasangan yang ingin menghentikan fertilitas.
- Jika dicurigai adanya infeksi, tunda prosedur sampai keadaan jelas. Jika
hemoglobin kurang 7 gram/dl, tunda sampai anemia telah diperbaiki.
- Sediakan metode alternatif (seperti kondom).
Beberapa wanita mungkin membutuhkan :
1. Jika klien pernah diimunisasi, berikan booster tetanus toksoid 0,5 ml atau jika
dinding vagina atau kanalis servikalis tampak luka terkontaminasi.
2. Jika riwayat imunisasi tidak jelas, berikan serum anti tetanus 1500 unit
intramuskuler diikuti dengan tetanus toksoid 0,5 ml setelah 4 minggu.
3. Penatalaksanaan untuk penyakit menular seksual.
4. Penapisan kanker serviks.
Kehamilan Ektopik Terganggu
___________________________
Kehamilan ektopik adalah kehamilan dengan implantasi terjadi di luar rongga uterus. Tuba Fallopii merupakan tempat tersering terjadinya implantasi kehamilan ektopik (lebih 90%).
Tanda dan gejala kehamilan ektopik sangatlah bervariasi tergantung dari pecah tidaknya kehamilan tersebut. Alat penting yang dapat digunakan untuk mendiagnosis kehamilan ektopik yang pecah adalah tes kehamilan dari serum yang dikombinasi dengan pemeriksaan USG. Jika diperoleh haril darah yang tidak membeku segera mulai penanganan.
Tanda dan gejala kehamilan ektopik :
1. Gejala kehamilan awal berupa flek atau perdarahan ireguler, mual, pembesaran
payudara, perubahan warna pada vagina & serviks, perlunakan serviks,
pembesaran uterus, frekuensi buang air kecil meningkat.
2. Nyeri pada abdomen dan pelvis.
Tanda dan gejala kehamilan ektopik terganggu :
1. Kolaps dan kelelahan.
2. Denyut nadi cepat dan lemah (110 kali per menit atau lebih).
3. Hipotensi.
4. Hipovolemia.
5. Abdomen akut dan nyeri pelvis.
6. Distensi abdomen. Distensi abdomen dengan shifting dullness merupakan
petunjuk adanya darah bebas.
7. Nyeri lepas.
8. Pucat.
Diagnosis banding kehamilan ektopik yang tersering adalah abortus imminens. Diagnosa banding lainnya adalah penyakit radang panggul akut & kronik, kista ovarium (terpuntir atau ruptur) dan appendisitis akut. USG dapat membedakan antara kehamilan ektopik, abortus imminens dan kista ovarium terpuntir.
Penanganan awal kehamilan ektopik :
1. Segera lakukan uji silang darah dan laparatomi. Jangan menunggu darah
sebelum melakukan pembedahan.
2. Jika tidak ada fasilitas, segera rujuk ke fasilitas lebih lengkap dan lakukan
penilaian awal.
3. Pada laparatomi, eksplorasi kedua ovarium dan tuba Fallopii :
- Kerusakan tuba yang berat : lakukan salpingektomi (hasil konsepsi dan tuba
keduanya dikeluarkan). Ini merupakan terapi pilihan pada sebagian besar
kasus.
- Kerusakan tuba yang kecil : lakukan salpingostomi (hasil konsepsi dikeluarkan
dan tuba dipertahankan). Ini dilakukan dengan mempertimbangkan
konservasi kesuburan karena resiko kehamilan ektopik berikutnya cukup tinggi.
Jika terjadi perdarahan banyak dapat dilakukan autotransfusi apabila darah intraabdominal masih segar dan tidak terinfeksi atau terkontaminasi (pada akhir kehamilan, darah dapat terkontaminasi dengan air ketuban dan lain-lain sehingga sebaiknya tidak digunakan untuk autotransfusi). Darah dapat dikumpulkan sebelum pembedahan atau setelah abdomen dibuka :
1. Sewaktu ibu berbaring di atas meja operasi sebelum operasi dan abdomen
tampak tegang akibat terkumpulnya darah, saat itu memungkinkan untuk
memasukkan jarum melalui dinding abdomen dan darah dikumpulkan diset
donor.
2. Cara lain, bukalah abdomen :
- Ambil darah ke dalam suatu tempat dan saringlah darah dengan menggunakan
kasa untuk memisahkan bekuan darah.
- Bersihkan bagian atas dari kantong darah dengan cairan antiseptik dan bukalah
dengan pisau steril.
- Tuangkan darah wanita tersebut ke dalam kantong dan masukkan kembali
melalui set penyaring dengan cara biasa.
- Jika tidak tersedia kantong donor dengan antikoagulan, tambahkan sodium
sitrat 10 ml untuk setiap 90 ml darah.
Penanganan selanjutnya :
1. Sebelum membolehkan ibu pulang, lakukan konseling dan nasehat mengenai
prognosis kesuburannya. Mengingat meningkatnya resiko kehamilan ektopik
selanjutnya, konseling metode kontrasepsi dan penyediaan metode kontrasepsi,
jika diinginkan, merupakan hal yang penting.
2. Perbaiki anemia dengan sulfas ferrous 600 mg/hr per oral selama 2 minggu.
3. Jadwalkan kunjungan berikutnya untuk pemantauan dalam waktu 4 minggu.
Klasifikasi
Berdasarkan lokasi terjadinya, dibagi menjadi :
-         Kehamilan tuba ( >95%), paling banyak di pars ampularis (55%)
-         Kehamilan ektopik lain (<5%), antara lain terjadi di serviks uteri, ovarium, atau abdominal.
-         Kehamilan intraligamenter
-         Kehamilan heterotopik
-         Kehamilan ektopik bilateral
Kehamilan Tuba
Sebagian besar kehamilan tuba akan terganggu pada umur 6-10 minggu kemudian, dan nasib hasil konsepsi :
1.      Mati dan lalu diresorbsi
2.      Terjadi abortus tuba (65%), hasil konsepsi terlepas dari tuba, dan terjadi perdarahan, sedikit maupun banyak. Hasil konsepsi dan perdarahan bisa keluar ke arah kavum uteri dan dikeluarkan pervaginam, atau keluar ke arah kavum abdominal sehingga bertumpuk di belakang rahim, disebut hematoma retrouterina.
3.      Terjadi ruptur tuba (35%), bila robekan kecil maka hasil konsepsi tetap tinggal di dalam tuba,namun terjadi perdarahan banyak. Bila robekan besar, maka hasil konsepsi keluar lalu masuk rongga perut, hasil konsepsi mati dan berkumpul di retrouterina bersama darah.Bila janin agak besar, akan menjadi litopedion. Jika janin keluar diselubungi kantong amnion dan plasenta yang utuh, plasenta akan mencari kebutuhan makanan janin pada usus, lig.latum, dan organ disekitarnya, janin akan tumbuh bahkan sampai aterm, terjadi kehamilan abdominal sekunder.

Gambaran Klinik dan Diagnosa
1.      Kehamilan tuba yang belum terganggu
Tidak khas, tanda-tanda hamil muda, sedikit nyeri pada perut, pada pemeriksaan vaginal, uterus membesar dan lembek sehingga sukar diraba pada pemeriksaan bimanual, USG sangat membantu menegakkan diagnosis, dengan didapatkan uterus tanpa kantong gestasi, gambaran kantong gestasi berisi mudigah di luar uterus.

2.      Kehamilan tuba terganggu
Amenore, timbul nyeri perut bagian bawah mendadak disertai perdarahan pervaginam mendadak sehingga pasien pingsan atau syok. Darah dapat merangsang diafragma, sehingga menyebabkan nyeri bahu dan bila membentuk hematokel retrouterina menyebabkan nyeri defekasi.
Diagnosis:
    Pemeriksaan laboratorium : pemeriksaan hemoglobin dan hematokrit serial setiap 1 jam selama 3 kali berturut-turut, pemeriksaan leukosit menunjukkan leukositosis.
    Pemeriksaan vaginal :
-     nyeri goyang (+) dengan menggerakkan serviks menimbulkan nyeri
-     kavum douglasi menonjol dan nyeri pada perabaan karena terisi darah
-     teraba tumor di samping uterus denganm konsistensi lunak pada abortus tuba
    Pada palpasi perut dan pada perkusi ada tanda perdarahan intraabdominal (shifting dullness).
    Pemeriksaan USG bila sudah terganggu (ruptur): kantong gestasi tidak jelas, massa hiperekoik tidak beraturan,  tidak berbatas tegas, dan di sekitarnya didapati cairan bebas (gambaran darah intraabdominal).
    Kuldosentesis (douglas pungsi) untuk mengetahui adakah darah dalam kavum douglasi
    Laparoskopi merupakan alat bantu diagnostik pilihan terakhir jira yang lain meragukan.

Pengelolaan
-     rawat inap
-     pemberian cairan pada pasien yang mengalami syok
-     laparatomi atau salpingektomi
-     kemoterapi dengan metotreksat 1mg/kg i.v dan factor sitrovorum 0,1 mg/kg i.m berselang seling tiap hari selama 8 hari.
Indikasi tindakan : 1) kehamilan di pars ampularis tuba; 2) diameter kantong gestasi ≤ 4cm; 3) perdarahan dalam rongga perut ≤ 100 ml; 4) tanda vital baik dan stabil


Mola Hidatidosa
_______________
Kehamilan mola merupakan proliferasi abnormal dari vili khorialis.
Penanganan awal kehamilan mola :
Jika diagnosa kehamilan mola telah ditegakkan, lakukan evaluasi uterus :
- Jika dibutuhkan dilatasi serviks, gunakkan blok paraservikal.
- Pengosongan dengan aspirasi vakum manuaal lebih aman daripada kuretase
tajam. Resiko perforasi dengan menggunakan kuret tajam cukup tinggi.
- Jika sumber vakum adalah tabung manual,, siapkan peralatan aspirasi vakum
manual minimal 3 set agar dapat digunakan secara bergantian hingga
pengosongan kavum uteri selesai. Isi uterus cukup banyak tetapi penting untuk
cepat dikosongkan.
Penanganan selanjutnya kehamilan mola :
- Pasien dianjurkan untuk menggunakan konntrasepsi hormonal (apabila masih ingin
anak) atau tubektomi apabila ingin menghentikan fertilitas.
- Lakukan pemantauan setiap 8 minggu selaama minimal 1 tahun pasca evakuasi
dengan menggunakan tes kehamilan dengan urin karena adanya resiko
timbulnya penyakit trofoblas yang menetap atau khoriokarsinoma. Jika tes
kehamilan dengan urin tidak negatif setelah 8 minggu atau menjadi positif
kembali dalam 2 tahun pertama, rujuk ke pusat kesehatan tersier untuk
pemantauan dan penanganan lebih lanjut.
Definisi
Statu kehamilan yang berkembang dengan tidak ditemukannya janin, dan terjadi perubahan pada vili korialis berupa degenerasi hidropik.
Gejala dan Tanda
-         Perdarahan intermiten, sedikit-sedikit maupun langsung banyak (gejala utama) antara bulan pertama sampai ketujuh
-         Preeklampsia terjadi lebih muda daripada kehamilan biasa
-         Tirotoksikosis
-         Emboli sel trofoblas ke paru
-         Kista lutein yang menyebabkan risiko degenerasi keganasan meningkat
Diagnosis
-         ­Amenorea
-         Perdarahan pervaginam
-         Uterus lebih besar dari usia kehamilan, dan tidak ditemukan tanda kehamilan pasti, seperti balotement dan detak jantung janin
-         Peninggian kadar hCG
-         Gambaran khas USG berupa badai salju atau sarang lebah
-         Keluarnya gelembung mola (diagnosa paling tepat)
-         Pemeriksaan histologik : vili edema dengan sel trofoblas yang tidak begitu berproliferasi, sedangkan di tempat lain tampak vili normal
Pengelolaan Terdiri dari 4 tahap :
Perbaiki KU
Yaitu transfusi darah untuk memperbaiki syok atau anemia dan mengurangi penyulit seperti preeklampsia atau tirotoksikosis.
Pengeluaran jaringan mola
Ada 2 cara :
-         Vakum kuretase
Vakum kuretase dilanjutkan kuretase, dan diberikan uterotonika untuk memperbaiki kontraksi
-         Histerektomi
Pada pasien umur tua dan paritas tinggi karena merupakan faktor predisposisi terjadinya keganasan














     ABORTUS
Definisi
Adalah ancaman atau pengeluaran hasil konsepsi sebelum janin dapat hidup di luar kandungan. Sebagai batasan, kehamilan < 20 minggu atau berat janin < 500 gram.

Etiologi
-     Faktor genetik
-     Kelainan kongenital uterus
-     Autoimun
-     Defek fase luteal
-     Infeksi
-     Hematologik
-     Lingkungan

Macam Abortus
Abortus Iminens
Definisi
Abortus tingkat permulaan atau ancaman terjadinya abortus yang ditandai perdarahan pervaginam.

Diagnosis
Diawali keluhan perdarahan pervaginam pada umur kehamilan < 20 minggu, mulas atau tidak ada keluhan selain perdarahan pervaginam. Ostium uteri masih tertutup, besarnya uterus masih sesuai usia kehamilan, dan tes kehamilan urin masih positif.

Tata Laksana
-         Tirah baring sampai perdarahan berhenti
-         Spasmolitik agar uterus tidak berkontraksi
-         Hormon progesteron atau derivatnya untuk mencegah abortus
-         Jika perdarahan setelah beberapa minggu masih berlangsung, maka perlu ditentukan apakah kehamilan masih baik

Abortus Insipiens
Definisi
Abortus yang sedang mengancam, ditandai dengan serviks telah mendatar dan ostium uteri telah membuka, tetapi hasil konsepsi masih di dalam kavum uteri dan dalam proses pengeluaran.

Diagnosa
Penderita mulas karena kontraksi yang sering dan kuat, perdarahan bertambah sesuai pembukaan serviks uterus dan umur kehamilan. Besar uterus masih sesuai umur kehamilan dengan tes urin kehamilan masih positif. Pada pemeriksaan USG didapati pembesaran uterus masih sesuai umur kehamilan, gerak janin dan gerak jantung janin masih jelas, dan terlihat penipisan serviks uterus atau pembukaannya.

Tata Laksana
Bila ada tanda syok< atasi dengan pemberian cairan dan transfusi darah, lalu segera lakukan tindakan evakuasi disusul kuretase bila perdarahan banyak. Pada umur kehamilan > 12 minggu, evakuasi dengan cara digital disusukl kuretase dan pemberian uterotonika untuk mencegah terjadinya perforasi pada dinding uterus. Pasca tindakan, perbaiki keadaan umum, pemberian uterotonika, dan antibiotika profilaksis.

Abortus Kompletus
Definisi
Seluruh hasil konsepsi telah keluar dari kavum uteri, sehingga rongga rahim kosong.


Diagnosa
Semua hasil konsepsi telah keluar, ostium uteri telah menutup, uterus sudah mengecil sehingga perdarahan sedikit. Besar uterus tidak sesuai umur kehamilan. Tes urin masih positif sampai 7-10 hari setelah abortus.

Tata Laksana
Tidak ada pengobatan khusus, hanya roboransia atau hematenik bila keadaan pasien memerlukan. Tidak perlu uterotonika.

Abortus Inkompletus
Definisi
Sebagian hasil konsepsi telah keluar dari kavum uteri, namun masih ada yang tertinggal.

Diagnosis
Kanalis servikalis masih terbuka dan teraba jaringan pada kavum uteri atau menonjol pada ostium uteri eksternum. Besar uterus lebih kecil dari usia kehamilan. Jumlah perdarahan tergantung pada jaringan yang tersisa. Pasien dapat mengalami anemia atau syok hemoragik.

Tata Laksana
Bila ada tanda syok maka atasi dulu dengan pemberian cairan atau transfusi darah. Bila perdarahan hebat, segera evakuasi secara manual agar kontraksi uterus baik dan perdarahan berhenti, lalu segera lakukan kuretase. Pasca tindakan, berikan uterotonika (parenteral atau per oral), dan antibiotik.

Missed Abortion
Definisi
Abortus yang ditandai dengan embrio atau fetus telah meninggal sebelum usia kehamilan 20 minggu dan hasil konsepsi masih tertahan dalam kandungan.

Diagnosa
Pasien tidak ada keluhan kecuali merasakan pertumbuhan kehamilannya tidak seperti harapan. Bila kehamilan 14-20 minggu, pasien merasa rahim semakin mengecil dan tanda-tanda kehamilan sekunder pada payudara mulai menghilang. Pada pemeriksaan USG didapatkan uterus mengecil, kantong gestasi mengecil, dan bentuknya tidak beraturan disertai gambaran fetus dengan tidak adanya tanda kehidupan. Pada pemeriksaan tes urin, hasilnya negatif setelah 1 minggu dari terhentinya pertumbuhan kehamilan.

Tata Laksana
Pada umur kehamilan < 12 minggu, evakuasi secara langsung dengan melakukan dilatasi dan kuretase bila serviks uterus memungkinkan. Bila umur kehamilan 12-20 minggu dengan serviks uterus yang masih kaku,lakukan induksi (oksitosin i.v atau mesoprostol 400mg sublingual) atau mematangkan kanalis servikalis. Setelah janin keluar dengan induksi, lakukan kuretase. Pasca tindakan, bila perlu, berikan oksitosin i.v dan antibiotika.

Abortus Habitualis
Definisi
Abortus spontan yang terjadi 3 kali atau lebih berturut-turut.

Etiologi
-         Reaksi imunologik
-         Inkompetensia serviks
-         Etiologi lain seperti disfungsi tiroid, malnutrisi, dll

Tata Laksana
Pada inkompetensia serviks, operasi pada umur kehamilan 12-14minggu dengan cara SHIRODKAR atau McDONALD.

Abortus Infeksious, Abortus Septik
Definisi
Abortus infeksius adalah yang disertai infeksi pada alat genitalia. Abortus septik adalah abortus yang disertai penyebaran infeksi pada peredaran darah tubuh atau peritoneum (septikemia atau peritonitis).

Diagnosis
Anamnesis yang cermat tentang upaya tindakan abortus yang tidak menggunakan peralatan yang asepsis dengan didapat gejala dan tanda panas yang tinggi, tampak sakit dan lelah, takikardia, perdarahan pervaginam yang berbau, uterus yang membesar dan lembut, serta nyeri tekan. Bila sampai terjadi sepsis dan syok, pasien akan tampak lelah, panas tinggi, menggigil, dan tekanan darah turun. Pada laboratorium didapatkan leukositosis.

Tata Laksana
-         Pengelolaan mempertimbangkan keseimbangan cairan tubuh
-         Antibiotika sesuai hasil kultur sampai 2 hari bebas demam
-         Kuretase bila keadaan umum sudah baik minimal 6 jam setelah antibiotika diberikan
-         Injeksi ATS dan irigasi kanalis vagina dengan larutan peroksida bila ditakutkan terjadi tetanus. Jika perlu, segera histerektomi total.

Makalah Nifas


BAB 1
PENDAHULUAN
1.1    Latar Belakang
Angka kematian ibu pada masa nifas di Indonesia masih tinggi sekitar 60 % sehingga pencetusan pembuatan program dan kebijakan teknis mengenai jadwal kunjungan masa nifas paling sedikit empat kali dilakukan kunjungan utk menilai status ibu dan bayi baru lahir, juga mencegah, mendeteksi dan menangani masalah – masalah yg terjadi.
Perawatan masa nifas adalah perawatan terhadap wanita yang telah selsai bersalin sampai alat – alat kandungan kembali seperti sebelum hamil lamanya kira – kira 6 – 8 minggu. Akan tetapi alat genetalia baru pulih kembali seperti sebelum ada kehamilan dalam waktu 3 bulan.
Perwatan masa nifas sebenarnya dimulai sebenarnya sejak kala uri dengan menghindarkan adanya kemungkinan-kemungkinan perdarahan post partum dan infeksi. Bila ada perlukaan jalan lahir atau luka bekas episiotomi, lakukan penjahitan dan perawatan luka dengan sebaik-baiknya. Penolong persalinan harus tetap waspada sekurang-kurangnya 1 jam sesudah melahirkan, untuk mengatasi kemungkinan terjadinya perdarahan post partum.

1.2    Tujuan
1.    Menjelaskan pengertian masa nifas
2.    Menjelaskan tujuan asuhan masa nifas
3.    Menjelaskan jadwal kunjungan rumah
4.    Menjelaskan asuhan lanjutan masa nifas di rumah
5.     Menjelaskan keuntungan dan keterbatasan kunjungan rumah ibu post partum
6.    Menjelaskan hal yang perlu diperhatikan dalam perawatan masa nifas






1.3 Manfaat
1.    Mengetahui  pengertian masa nifas
2.    Mengetahui  tujuan asuhan masa nifas
3.    Mengetahui  jadwal kunjungan rumah
4.    Mengetahui  asuhan lanjutan masa nifas di rumah
5.     Mengetahui  keuntungan dan keterbatasan kunjungan rumah ibu post partum
6.    Mengetahui  hal yang perlu diperhatikan dalam perawatan masa nifas

   


















BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Definisi Masa Nifas
    Masa nifas adalah masa setelah keluarnya plasenta sampai alat-alat reproduksi pulih seperti sebelum hamil dan secara normal  masa nifas berlangsung selama 6-8minggu atau 40 hari

2.2 Tujuan Asuhan Masa Nifas
Tujuan asuhan masa nofas antara lain:
    Membantu ibu dan pasangannya selama masa transisi awal mengasuh anak
    Menjaga kesehatan ibu dan bayi baik fisik maupun psikologisnya
    Melaksanakan skrining yang komprehensif, deteksi dini.
    Memberikan pendidikan kesehatan tentang perawatan kesehatan diri, nutrisi, KB, menyusui, pemberian imunisasi, perawatan bayi sehat.
    memberikan pelayanan KB

2.3 Jadwal Kunjungan Rumah
    Tahapan masa nifas di bagi menjadi 3 yaitu:
•    puerpurium dini : kepulihan dimana ibu telah diperbolehkan berdiri dan berjalan-jalan.
•    Puerpurium intermedial: kepulihan menyeluruh alat-alat genetalia yang lamanya 6-8 minggu
•    Remote puerpurium: waktu yang diperlukan untuk pulih dan sehat sempurna terutama bila waktu persalinan mempunyai komplikasi. Waktu untuk sehat sempurna bisa berminggu-minggu, bulanan bahkan tahunan.


Jadwal Kunjungan Ulang
Paling sedikit 4 kali kunjungan masa nifas dilakukan untuk menlai status ibu dan BBL, dan untuk mencegah, mendeteksi dan menangani masalah-masalah yang terjadi dalam masa nifas.
1)    6 – 8 jam setelah perslinan
Tujuannya :
•    Mencegah perdarahan – krn antonia uteri.
•    Mendeteksi perdarahan penyebab lain rujuk bila berdarahan berlanjut.
•    Memberikan konseling ke ibu atau anggota keluarga utk mencegah perdarahan karena antonia uteri.
•    Pemberian ASI awal.
•    Melakukan hubungan antara ibu dan bayi.
•    Menjaga bayi ttp sehat dan mencegah hipotermi.
2)    6 jam setelah persalinan
Tujuannya  :
•    Memastikan involusi uterus bejalan normal
•    Menilai tanda – tanda demam,infeksi,atau perdarahan abnormal.
•    Memastikan ibu mendptkan cukup makanan, cairan dan istirahat
•    Memastikan ibu dapat menyusui dgn baik tidak ada tanda penyulit.
•    Memberikan konseling pada ibu mengenai asuhan pd bayi, tali pusat,mjg bayi tetap hangat dan perawatan bayi sehari – hari.
3)    2-3 minggu setelah persalinan
•    Memastikan involusi uteri berjalan normal, uterus berkontrksi, fundus uteri dibawah umbilicus, tidak ada pendarahan dan tidak berbau.
•    Menilai adanya tanda-tanda demam, infeksi atau pendarahan abnormal.
•    Memastikan ibu mendapatkan cukup makanan, cairan dan istirahat.
•    Memastikan ibu menyusui bayinya dengan baik dan tidak menunjukkan tanda-tanda penyakit.
•    Memberikan konseling pada ibu mengenai asuhan pada bayi supaya tetap hangat dan merawat bayi.
4)    Kunjungan ke empat 4-6 minggu setelah persalinan
•    Menanyakan pada ibu tentang penyakit-penyakit yang ibu dan bayi alami.
•    Memberikan konseling KB secara dini.
•    Tali pusat harus tetap kering, ibu diberitahu bahaya membubuhkan sesuatu pada tali pusat bayi, misal minyak atau bahan lain. Jika ada kemerahan pada pusat, pendarahan tercium bau busuk, bayi segera di rujuk.
•    Perhatikan kondisi umum bayi, apakah ada ikterus atau tidak, ikterus pada hari ketiga post partum adalah fisiologis yang tidak perlu pengobatan. Namun bila ikterus terjadi pada hari ketiga atau kapan saja dan bayi malas untuk menetek serta tampak mengantuk maka segera rujuk ke Rumah Sakit.
•    Bicarakan pemberian ASI dengan ibu dan perhatikan apakah bayi menetek dengan baik.
•    Nasehati ibu untuk hanya memberikan ASI kepada bayi selama minimal 4-6 bulan dan bahaya pemberian makanan tambahan selain ASI sebelum usia 4-6 bulan.
•    Catat semuah dengan tepat hal-hal yang diperlukan.
•    Jika ada yang tidak normal segera rujuk ibu dan atau bayi ke puskesmas atau Rumah Sakit.

2.4    Asuhan Lanjutan Masa Nifas Di Rumah
Pelaksanaan Asuhan Nifas
Ibu yang baru pulang dari Rumah Sakit.
•    Keputusan diambil oleh ibu hasil konsultasi dengan Rumah Sakit atau Bidan.
•    Bidan memberikan informasi terinci tentang ringkasan proses persalinan, hasil dan informasi lain yang relevan.
•    Jika perlu mengulangi pada sore hari atau esok hari.

Kunjungan Post Natal rutin
•    Kunjungan rumah sebaiknya dilakukan setiap pagi dan sore selama beberapa hari post partum.
•    Ibu, suami atau keluarganya diajak untuk mendemonstrasikan : cara memandikan bayi, cara membuat susu, cara menyetrika botol, cara mencuci tangan.
•    Jika ibu mengeluh sakit perineum dapat dianjurkan mengompres / cebok dengan air hangat.
•    Saran / nasehat yang diberikan harus realistis dan sesuai keadaan.
•    Berbicara dengan bayi dan bereaksi dengan sabar ketika bayi  menangis.
•    Karena bidan pada waktu mengunjungi tidak lama, maka perlu melibatkan keluarga untuk : memberikan perhatian penuh baik verbal maupun non verbal, siap siaga, memberikan dukungan dalam beradaptasi dalam lingkungan baru.
•    Bidan mengobservasi status mental ibu dan sikap terhadap bayinya, suami serta anak-anak lainnya.
•    Memberikan pengenalan tanda bahaya / masalah yang mungkin di hadapi.
•    Bidan juga perlu mengobservasikan reaksi anggota keluarga lainnya.
•    Siapkan waktu agar ibu dapat mengekspresikan perasaannya, kecemasan terhadap bayinya, anak-anak lainnya dan hubungan antar mereka.
•    Bidan mendengarkan, memberikan dukungan dan dorongan terus menerus serta memberikan dukungan ekstra kepada ibu yang kurang mendapat dukungan dari keluarga.
•    Pada setiap akhir kunjungan, bidan melengkapi catatan termasuk saran-saran yang diberikan, untuk mempermudah asuhan post natal berikutnya.
•    Perencanaan : skrining test untuk mengetahui penyakit metabolisme, yang muncul pada hari ke 6 – ke 14.
•    Sebelum hari ke sepuluh mulai membicarakan tentang KB (metode kontrasepsi) : mendorong ibu untuk berfikir positif tentang rencana kehamilan berikutnya, jika ingin menggunakan pil 2-3 minggu sesudah bersalin ibu dianjurkan ke klinik KB atau jika ingin menggunakan IUD 6 minggu Post Partum.
•    Dengan rilek mendorong suami istri untuk membicarakan awal seksual intercourse, dijelaskan juga : lamanya pengeluaran lochea, kembalinya menstruasi, kesuburan, cara-cara meminimalkan nyeri perenium, perubahan fisik dan psikologi.
Jika ada kelainan atau penyimpangan baik bayi maupun ibunya anjurkan segera ke Rumah Sakit, misalnya : pendarahan post partum, gangguan mental kejang, bayi hipotermia, bila mungkin ibu dan bayi dalam satu ruangan.

2.5    Keuntungan Dan Keterbatasan Kunjungan Rumah Ibu Post Partum
Keuntungan :
•    Dapat melihat dan berinteraksi dgn anggota keluarga di dlm lingkungan yg alami dan aman.
•    Dapat mengkaji kecukupan sumber yg ada dirumah serta keamanan di rumah dan di lingkungan sekitar.
1.    Keterbatasan :
•    Besarnya biaya utk mengunjungi pasien yg jarak jauh
•    Terbatasnya jumlah tenaga bidan dalam memberikan pelayanan kebidanan.
•    Kekhawatiran ttg keamanan utk mendatangi pasien di daerah tertentu
2.6    Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam perawatan masa nifas
a.    Mobilisasi
Umumnya wanita sangat lelah setelah melahirkan, lebih-lebih bila persalinan berlangsung lama, karena si ibu harus cukup beristirahat, dimana ia harus tidur terlentang selama 8 jama post partum untuk memcegah perdarahan post partum. Kemudian ia boleh miring ke kiri dan ke kanan untuk memcegah terjadinya trombosis dan tromboemboli. Pada hari kedua telah dapat duduk, hari ketiga telah dapat jalan-jalan dan hari keempat atau kelima boleh pulang. Mobilisasi ini tidak mutlak, bervariasi tergantung pada adanya komplikasi persalinan, nifas, dan sembuhnya luka.
b.    Diet / Makanan
Makanan yang diberikan harus bermutu tinggi dan cukup kalori, yang mengandung cukup protein, banyak cairan, serta banyak buah-buahan dan sayuran karena si ibu ini mengalami hemokosentrasi.


c.    Buang Air Kecil
Buang air kecil harus secepatnya dilakukan sendiri. Kadang-kadang wanita sulit kencing karena pada persalinan m.sphicter vesica et urethare mengalami tekanan oleh kepala janin dan spasme oleh iritasi musc. sphincter ani. Juga oleh karena adanya oedem kandungan kemih yang terjadi selama persalinan. Bila kandung kemih penuh dengan wanita sulit kencing sebaiknya lakukan kateterisasi, sebab hal ini dapat mengundang terjadinya infeksi. Bila infeksi telah terjadi (urethritis, cystitis, pyelitis), maka pemberian antibiotika sudah pada tempatnya.
d.    Buang Air Besar
Buang air besar harus sudah ada dalam 3-4 hari post partum. Bila ada obstipasi dan timbul berak yang keras, dapat kita lakukan pemberian obat pencahar (laxantia) peroral atau parenterala, atau dilakukan klisma bila masih belum berakhir. Karena jika tidak, feses dapat tertimbun di rektum, dan menimbulkan demam.
e.    Demam
Sesudah bersalin, suhu badan ibu naik ± 0,5 C dari keadaan normal, tapi tidak melebihi 38 C. Dan sesudah 12 jam pertama suhu badan akan kembali normal. Bila suhu lebih dari 38 C/ mungkin telah ada infeksi.
f.    Mules-mules
Hal ini timbul akibat kontraksi uterus dan biasanya lebih terasa sedang menyusui. Hal ini dialami selama 2-3 hari sesudah bersalin. Perasaan sakit ini juga timbul bila masih ada sisa selaput ketuban, plasenta atau gumpalan dari di cavum uteri. Bila si ibu sangat mengeluh, dapat diberikan analgetik atau sedativa supaya ia dapat beristirahat tidur.
g.    Laktasi
h.    Jam sesudah persalinan si ibu disuruh mencoba menyusui bayinya untuk merangsang timbulnya laktasi, kecuali ada kontraindikasi untuk menyusui bayinya, misalnya: menderita thypus abdominalis, tuberkulosis aktif, thyrotoxicosis,DM berat, psikosi atau puting susu tertarik ke dalam, leprae.
Atau kelainan pada bayinya sendiri misalnya pada bayi sumbing (labiognato palatoschizis) sehingga ia tidak dapat menyusu oleh karena tidak dapat menghisap, minuman harus diberikan melalui sonde

















BAB III
Penutup
3.1 Kesimpulan
Masa nifas merupakan masa selama persalinan dan segera setelah kelahiran yang meliputi minggu-minggu berikutnya pada waktu saluran reproduksi kembali ke keadaan tidak hamil yang normal. (F.Gary cunningham,Mac Donald,1995:281).
Jadi, kita sebagai tenaga kesehatan ( bidan) mempunyai peran dan tanggung jawab dalam masa nifas yaitu mendeteksi komplikasi dan perlunya rujukan, memberikan konseling untuk ibu dan keluarganya mengenai cara mencegah perdarahan, mengenai tanda-tanda bahaya, menjaga gizi yang baik, serta mempraktikan kebersihan yang aman, menganjurkan untuk kunjungan ulang selama masa nifas, memulai dan mendorong pemberian ASI eklusif












Daftar Pustaka
Saleha, 2009. Asuhan Kebidanan Pada Masa Nifas. Jakarta: Salemba Medika.
Saifudin, Abdul Bari Dkk, 2000, Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal, Yayasan Bidan Pustaka Sarwono Prawirohardjo, Jakarta
Eny dan Diah, 2008, Asuhan Kebidanan Nifas,Penerbit: Nuha Medika, Jogjakarta.

KONSEP DASAR ASUHAN KEHAMILAN

MATA KULIA                       : ASKEB I (KEHAMILAN)
POKOK BAHASAN            : KONSEP DASAR ASUHAN KEHAMILAN
SUB POKOK BAHASAN    : Philosofi asuhan kebidanan, Lingkup asuhan kebidanan, Prinsip pokok asuhan kehamilan, sejarah asuhan kehamilan, Tujuan asuhan kehamilan, Refocusing asuhan kehamilan, standar asuhan kehamilan, tipe pelayanan asuhan kehamilan, Hak-hak wanita hamil, Tenaga profesional (asuhan kehamilan), peran dan tanggung jawab bidan dalam asuhan kehamilan, issu terkini asuhan kehamilan, Evidence based dalam asuhan praktik kehamilan.
WAKTU            : 120 Menit
DOSEN            : Fanny Seleky, SST
         

OBJEKTIF PRILAKU SISWA (OPS)
 Setelah mengikuti mata kuliah ini mahasiswa diharapkan dapat Menjelaskan tentang konsep dasar asuhan kehamilan

REFERENSI
1.    Varney,H. Buku ajar asuhan Kebidanan.EGC,Jakarta, 2006
2.    Cunningham, obstetri William edisi 21, EGC, Jakarta, 2006
3.    IBI indonesia, modul standar pelayanan kebidanan, pengurus pusat IBI, Jakarta, 2006  

Pendahuluan
Periode antepertum adalah periode kehamilan yang dihitung Sejas hari pertama haid terakhir (HPHT) hingga  dimulainya persalinan sejati. Periode antepartum dibagi menjadi tiga trimestre,yang masing-masing terdiri dari 13 minggu atau 3 bulan menurut hitungan kalender. Pembagian waktu ini diambil dari ketentuan yang mempertimbangkan bahwa lama kehamilan diperkirakan kurang lebih 280 hari, 40 minggu, 10 bulan (berdasarkan perputaran  bulan atau lunar),atau 9 bulan sejak hari pertama haid terakhir (HPHT). Pada kenyataannya, kehamilan tidak berlangsung selama itu. Pembuahan terjadi ketika ovulasi, kurang lebih 14 hari setelah haid terakhir (dengan perkiraan siklus 28 hari).Hal ini membuat kehamilan berlangsung selama kurang lebih 266 hari atau 38minggu. Dengan penambahan 14 hari, maka lam akehamilan menjadi 280 hari, bila dihitung dari haid terakhir. Pada prakriknya, trimestr pertama secara umum dipertimbangkan berlangsung pada minggu pertama hingga ke-12 (12 minggu), trimester ke dua pada minggu ke-13 hingga ke-27 (15 minggu), dan trimester ke tiga pada minngu ke-28 hingga ke-40 (13 minggu).  

URAIAN MATERI
     Philosofi asuhan kehamilan
Memberi perawatan kepada wanita hamil dan melibatkan orang-orang yang dekat dengannya merupakan halyang menarik. Untuk berbagi dan memfasilitasi pertumbuhan wanita dan pasangannya ketika mereka mulai membuka diri dan mengeksplorasi perasaan mereka adalah kesempatan untuk berpartisipasi dalampengalaman kehidupan seseorang yang menakjubkan. Setiap wanita atau pasangan dan pengalaman pada masa usia subur adalah statu hal yang unik. Oleh karena itu, memberi perawatan untuk kehamilan dan fokus tentang cara wanita dan pasangannya mengalami kehamilan ini harus disesuaikan dengan keunikan pengalaman mereka.
Sejumlah Keyakinan menjadi pusat dalam praktik kebidanan dan menjadi ciri perawatan kesehatan yang dilakukan oleh bidan secara keseluruhan. Penatalaksanaan perawatan wanita hamil, sebagaimana semua aspek pada siklus usia subur, melibatkan prinsip-prinsip dasar filosofi kebidanan seperti memfasilitasi proses alamiah, perawatan yang berpusat pada keluarga, kelanjutan perawatan dan hak wanita untuk berpartisipasi sesuai pemahamannya tentang pengalaman usia subur. 

     Lingkup asuhan kehamilan
Penatalaksanaan perawatan wanita selama periode antepartum mencakup hal-hal berikut :
a.    Penegakan diagnosis dan penatalaksanaan awal kehamilan
b.    Pengkajian dan evaluasi kesejahteraan wanita
c.    Pengkajian dan evaluasi kesejahteraan janin
d.    Tindakan untuk meredalkan ketidaknyamanan pada kehamilan
e.    Intervensi Gizi pada kehamilan
f.    Panduan antisipasi dan instruksi
g.    Penapisan komplikasi pada ibu dan janin

     Prinsip pokok asuhan kehamilan
Asuhan kebidanan merupakan suatu metode yang berbeda-beda mengenai pemberian asuhan.  Dalam bagian ini anda akan mulai memahami apa perbedaan dan anda akan bisa menjelaskan prinsip-prinsip yang memberi batasan tentang asuhan kebidanan.
Bidan-bidan diseluruh dunia sependapat bahwa asuhan kebidanan adalah:
a.    Memahami bahwa kaelahiran anak adalah suatu proses alamiah dan fisiologis.
b.    Menggunakan cara-cara yang sederhana, non intervensi sebelum berpaling keteknologi
c.    Aman, berdasarkan fakta dan memberi kontribusi pada keselamatan jiwa ibu
d.    Terpusat pada ibu, bukan terpusat pada pemberian asuhan kebidanan atau lembaga atau sayang ibu.
e.    Menjaga Privasi serta kerahasiaan ibu sejauh mungkin
f.    Membantu ibu agar meras aman, nyaman, dan di dukung secara emosional
g.    Memastikan bahwa kaum ibu mendapatkan informasi, penjelasan, dan konseling yang cukup
h.    Mendorong para ibu dan keluarga agar dapat menjadi peserta aktif dalam membuat keputusan setelah mendapat penjelasan mengenai asuhan yang akan mereka dapatkan
i.    Menghormati praktek-praktek alat dan keyakinan agama mereka
j.    Memantau kesejahteraan fisik, psikologi, spiritual dan sosial ibu, keluarganya selama masa kelahiran anak.
k.    Memfokoskan perhatian pada peningkatan kesehatan dan pencegahan penyakit
     Tujuan asuhan kehamilan
Tujuan utama antenatal adalah untuk memfasilitasi hasil yang sehat dan positif bagi ibu maupun bayinya dengan cara :
1.    membuat hubungan saling percaya dengan ibu
2.    mendeteksi komplikasi mengancam jiwa
3.    Mempersiapkan kelahiran
4.    Memberi Pendidikan
     Standar asuhan kehamilan
Terdapat 6 standar dalam standar pelayanan antenatal seperti berikut ini :
1.    Standar 3 : Identifikasi ibu hamil
Bidan melakukan kunjungan rumah dan berinteraksi dengan masyarakat secara berkala untuk memberikan penyuluhan dan memotivasi ibu, suami dan anggota keluarganya agar mendorong ibu hamil untuk memeriksakan kehamilannya sejak dini dan secara teratur.
 
2.    Standar 4 : Pemeriksaaan dan   pamantauan Antenatal
Bidan memberikan sedikitnya 4x pelayanan antenatal. Pemeriksaan meliputi anamnesis dan pemantauan ibu dan janin dengan seksama untuk menilai apakah perkembangan berlangsung normal.
3.    Standar 5 : Palpasi abdominal
Bidan melakukan pemeriksaan abdominal secara seksama dari melakukan palpasi untuk memperkirakan usia kehamilan: serta bila umur kehamilan bertambah memeriksa posisi, bagian terendah janin, dan masuknya kepala janin kedalam rongga panggul, untuk mencari kelainan serta melakukan rujukan tepat waktu.

4.    Standar 6 : Pengelolaan anemia pada kehamilan
Bidan melakukan tidakan pencegahan, penemuan, penanganan, dan/atau rujukan semua kasus anemia pada kehamilan sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

5.    Standar 7 : Pengelolaan dini Hipertensi pada kehamilan
Bidan menemukan secara dini setiap kenaikan tekanan darah pada kehamilan dan mengenal tanda serta gejala pre-eklampsi lainnya, serta mengambil tindakan yang tepat dan merujuknya.

6.    Standar 8 : Persiapan persalinan
 Bidan memberikan saran yang tepat lepada ibu hamil, suami serta keluarganya pada trimestre ketiga, untuk memastikan bahwa persiapan persalinan yang bersih dan aman serta suasana yang menyenangkan akan direncanakan dengan baik, disamping persiapan trnsportasi dan biaya untuk merujuk, bila tiba-tiba terjadi gawat darurat. Bidan hendaknya melakukan kunjungan rumah untuk hal ini.
     Hak-hak wanita hamil
Pasien yang mengandung memiliki hak untuk berpartisipasi dalam pengambilan keputusan yang melibatkan kesejahteraannya dan anak yang dilahirkannya kelak. Selain itu wanta hamil juga memiliki hak tambahan :
1. Pasien yang mengandung memiliki hak, sebelum pemberian obat atau prosedur yang dilakukan, untuk mendapat informasi dari tenaga kesehatan profesional yang merawatnya efek langsung dan tidak langsung dari pemberian obat tersebut.
2. Pasien yang mengandung memiliki hak, sebelum terapi diajukan, untuk mendapat informasi bukan hanya manfaat atau risiko dari suatu terapi tetapi juga alternatif terapi yang lain.
3.    Pasien yang mengandung memiliki hak, sebelum pemberian obat mendapatkan informasi bahwa obat atau program yang akan diikuti tidak akan membahayakan janin yang dikandung.
4.    Pasien yang mengandung memiliki hak, jika ada indikasi akan dilakukan seksio sesaria, untuk mendapatkan informasi sebelum mendapatkan asupan obat preopersi.
5.     Pasien yang mengandung memiliki hak, mendapat informasi mengenai semua obat dan sebagian besar prosedur kebidanan.
6.    Pasien yang mengandung memiliki hak, mendapat informasi tentang merk obat yang akan diberikan agar ia dapat memberi tahu petugas kesehatan mengenai reaksi negatif obat terhadap dirinya.
7.    Pasien yang mengandung memiliki hak untuk membuat keputusan sendiri.
8.    Pasien yang mengandung memiliki hak untuk mengetahui nama dan kualifikasi individu yang memberikan obat atau prosedur kepadanya selama persalinan atau kelahiran.
9.    Pasien yang mengandung memiliki hak untuk mengetahui tujuan dari prosedur yang dilakukan apakah sesuai indikasi medis atau untuk tujuan pendidikan atau penelitian.
10.    Pasien yang mengandung memiliki hak untuk ditemani oleh orang yang disayang (keluarga) untuk memberikan semangat kepada nya.
11.    Pasien yang mengandung memiliki hak untuk memilih posisi yang nyaman pada saat persalinan atau kelahiran.
12.    Pasien yang mengandung memiliki hak untuk merawat bayinya disebelah tempat tidurnya (bayi normal) dan menyusui bayinya.
14.    Pasien yang mengandung memiliki hak untuk mendapat informasi dan kualifikasi orang yang telah menolongnya dan nama tersebut harus tercantum pada akte kelahiran
15.    Pasien kebidanan memiliki hak untuk diberi informasi mengenai aspek yang diketahui atau diindikasikan tentang perawatan atau kondisi bayinya, yang menimbulkan kecacatan atau masalah lain di kemudian hari.
16.    Pasien kebidanan memiliki hak untuk meminta dan memiliki catatan riwayat medis lengkap mengenai dirinya dan bayinya secara lengkap, akurat dan dapat dipertanggung jawabkan.
17.    Paien kebidanan memiliki hak selama atau setelah perawatan, untuk memiliki akses terhadap catatan riwayat medis lengkapnya,termasuk catatan perawat, dan menerima salinan pembayaran biaya sepatutnya dan tanpa biaya menyewa pengacara. 
     Peran dan tanggung jawab bidan dalam asuhan kehamilan
Bidan adalah suatu profesi yang dinamis. Oleh karena itu perubahan-perubahan begitu cepat didunia ini, para bidan harus terus-menerus memperbaharui keterampilan mereka serta harus mempertinggi pengetahuannya. Bidan yang baru berpraktek haruslah kompeten dalam pengetahuan dan keterampilan yang diharuskan agar supaya menjadi seorang praktisi yang aman saat memulai pekerjaannya. Akan tetapi, tugas belajarnya tersebut barulah dimulai. Saat pengetahuan dan keterampilan bertambah melalui pengabdiannya, ia akan tumbuh dalam memainkan peran dan tanggung jawabnya sebagai seorang bidan yang profesional. Idealnya, hal ini haruslah merupakan proses pertumbuhan dan perkembangan yang berlangsung seumur hidup. Beberapa tanggung jawab bidan ini adalah :
1.    Menjaga agar pengetahuannya tetap Up-Date, harus mengembangkan pengetahuan,keterampilan, dan kemahirannya bertambah luas serta mencakup semua aspek dari peran seorang bidan.
2.    Mengenali batas-batas pengetahuan, keterampilan pribadinya dan tidak berupaya untuk melampaui wewenangnya dalam praktek kliniknya.
3.    Menerima tanggung jawab untuk mengambil keputusan serta konsekuensi dari keputusan tersebut.
4.    Berkomunikasi dengan pekerja kesehatan profesional lainnya (bidan, dokter,perawat) dengan rasa hormat dan martabat
5.    Memelihara kerjasama yang baik dengan staff kesehatan dan rumah sakit pendukung untuk memastikan sistem rujukan yang optimal.
6.    kegiatan memantau mutu, yang bisa mencakup penilaian sejawat,pendidikan berkesinambungan. Kaji ulang kasus dan audit. Maternal dan prenatal
7.    Bekerjasama dengan masyarakat dimana ia berpraktek meningkatkan akses danmutu asuhan kesehatan
8.    Menjadi bagian dari upaya untuk meningkatkan status wanita serta kondisi hidup mereka serta menghilangkan praktek-praktek kultur yang sudah terbukti merugiakan kaum wanita.  

KESIMPULAN
Memberi perawatan kepada wanita hamil dan melibatkan orang-orang yang dekat dengannya merupakan halyang menarik. Untuk berbagi dan memfasilitasi pertumbuhan wanita dan pasangannya ketika mereka mulai membuka diri dan mengeksplorasi perasaan mereka adalah kesempatan untuk berpartisipasi dalampengalaman kehidupan seseorang yang menakjubkan. Setiap wanita atau pasangan dan pengalaman pada masa usia subur adalah statu hal yang unik. Oleh karena itu, memberi perawatan untuk kehamilan dan fokus tentang cara wanita dan pasangannya mengalami kehamilan ini harus disesuaikan dengan keunikan pengalaman mereka.
LATIHAN SISWA
1.    Jelaskan tujuan asuhan antenatal
2.    Jelaskan standar asuhan kebidanan
3.    Jelaskan peran dan tanggung jawab bidan dalam asuhan kebidanan

TANDA – TANDA KEHAMILAN

MATA KULIA            : ASKEB I (KEHAMILAN)
POKOK BAHASAN            : a. TANDA – TANDA KEHAMILAN
                                                b. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK KEHAMILAN
SUB POKOK BAHASAN    : - Tanda pasti
      - Tanda tidak pasti
      - Tanda kemungkinan
WAKTU            : 120 Menit
DOSEN            : Fanny Seleky, SST

OBJEKTIF PRILAKU SISWA (OPS)
 Setelah mengikuti mata kuliah ini mahasiswa diharapkan dapat Mendiagnosis kehamilan.

REFERENSI
1.    Cunningham, obstetri William edisi 21, EGC, Jakarta, 2006
2.    Coad,J, Dunstal,M, anatomi dan fisiologi untuk bidan,EGC, Jakarta, 2007
3.    Jones,D,L, dasar-dasar obstetric dan ginekologi,EGC, Jakarta, 2002 
Pendahuluan
Kehamilan adalah suatu keadaan fisiologis, akan tetapi pentingnya diagnosis kehamilan tidak dapat diabaikan. Dalam kehidupan wanita, hanya sedikit diagnosis yang lebih penting dari pada diagnosis kehamilan. Mengetahui adanya kehamilan sangat penting agar tepat dalam diagnosis dan pengobatan semua proses penyakit. Banyak manifestasi dari adaptasi fisiologi terhadap kehamilan yang mudah dikenali dan merupakan petunjuk penting bagi diagnosis dan evaluasi kemajuan kehamilan.
Diagnosis kehamilan biasanya sangat mudah ditegakkan, tetapi sayang nya hal ini tidak selalu terjadi. Proses farmakologis atau perubahan patofisiologis kadang – kadang memicu perubahan-perubahan endokrin atau anatomis yang menerupai kehamilan, sehingga membingungkan wanita, dan kadang-kadang juga dokternya. Dengan demikian, kadang-kadang diagnosis kehamilan tidak mudah ditegakkan, tetapi kehamilan jarang tidak terdiagnosa apabila telah dilakukan pemeriksaan klinis dan laboratorium.
  
URAIAN MATERI
Perubahan endokronologis, fisiologis,dan anatomis yang menyertai kehamilan menimbulkan gejala dan tanda yang memberikan bukti adanya kehamilan. Gejala dan tanda tersebut diklasifikasikan menjadi 3 kelompok : Tanda persumtif (tidak pasti), tanda-tanda kemungkinan, dan tanda-tanda positif kehamilan.

     Bukti persumtif kehamilan (tanda tidak pasti kehamilan)
Bukti persumtif kehamilan umumnya didasarkan pada gejala-gejala subjektif berupa :
1.    Mual dengan atau tanpa muntah
2.    Gangguan berkemih
3.    Fatigue
4.    Persepsi adamya gerakan janin

Yang termasuk tanda persumtif (tidak pasti) adalah :
1.    Terhentinya menstruasi
2.    Perubahan pada payudara
3.    Perubahan warna mukosa vagina
4.    Meningkatnya pigmentasi kulit dan timbulnya striae abdomen
5.    Yang terpenting,apakah wanita yang bersangkutan merasa dirinya hamil

GEJALA KEHAMILAN (SUBJEKTIF)
Terdapat sejumlah gejala yang sering menyadarkan wanita yang pernah melahirkan akan kemungkinan adanya awal suatu kehamilan.
•    Mual dengan atau tanpa Muntah
Kehamilan sering ditandai oleh sistem pencernaan,yang terutama bermanifestasi sebagai mual dan muntah. Apa yang disebut dengan mornign sickness yang biasanya timbul pada pagi hari.  Gejala ini biasanya dimulai sekitar 6 minggu setelah hari pertama menstruasi terakhir dan menghilang spontan 6 sampai 12 minggu kemudian. Penyebab kelainan ini tidak diketahui tetapi tampaknya berkaitan dengan tingginya kadar bentuk-bentuk tertentu hCG (yang mengalamivariasi dalam glikosilasi) dengan kapasitas perangsangan-tiroid terbesar. Gonadotropin korionik, terutama bentuk-bentuk iso dengan jumlah asam sialat yang lebih rendah,nekerja melalui reseptor thiroid stimulating hormon (TSH) untuk mempercepat penyerapan iodium.
      
•    Gangguan Berkemih
Selama trimester pertama, uterus yang membesar, yang menekan kandung kemih, dapat menyebabkan peningkatan frekuensi berkemih. Seiring dengan kemajuan kehamilan, frekuensi berkemih secara bertahap berkurang seiring dengan naiknya uterus kedalam abdomen. Namun, gejala sering berkemih muncul kembali menjelang akhir kehamilan saat kepala janin turun ke dasar panggul ibu, memberi dampak pada kapasitas kandung kemih.

 
•    Fatigue
Fatigue (rasa mudah lelah) merupakn gejala yang sangat sering terjadi pada awal kehamilan sehingga merupakan tanda diagnostik yang penting.

•    Persepsi gerakan janin
Kadang-kadang pada usia kehamilan antara 16 dan 20 minggu, wanita hamil mulai menyadari adanya gerakan berdenyut ringan diperutnya, dan intensitas gerakan ini semakin meningkat secara bertahap. Sensasi ini disebabkan oleh gerakan janin, dan hari ketika gerakan tersebut disadari oleh wanita hamil di sebut sebagai quickening atau munculnya persepsi kehidupan. 
TANDA KEHAMILAN
Terdapat sejumlah temuan klinis yang menandai adanya kehamilan.
•    Terhentinya Menstruasi
Terhentinya menstruasi secara mendadak pada wanita sehat usia subur yang sebelumnya mengalami menstruasi yang spontan, berkala, dan teratur merupakan isyarat kyat adanya kehamilan. Diantara para wanita terdapat variasi yang cukup besar pada lamanya siklus ovarium dengan (demikian juga siklus menstruasi), bahkan pada wanita yang sama. Dengan demikian, baru 10 hari atau lebih dari waktu perkiraan awitan menstruasi, berhentinya menstruasi dapat menjadi indikator kehamilan yang handal. Apabila menstruasi berikutnya tidak datang, probabilitaskehamilan yang jauh lebih besar.
Terhentinya menstruasi dapat disebabkan oleh sejumlah keadaan selain kehamilan. Penyebab tersering terlambatnya perkiraan periode menstruasi berikutnya (selain kehamilan) adalah anovulasi. Anovulasi dapat merupakan konsekuensi dari sejumlah faktor yang mencakup sakit berat dan kelainan fisiologis akibat gangguan emosi, termasuk kecemasan akan kehamilan. Tertundanya menstruasi juga dapat disebabkan oleh menetapnya fungsi  korpus luteum; tetapi bukti adanya entitas semacam ini belum meyakinkan. 


  
•    Perubahan Pada Mukus Serviks
Apabila mukus servik diaspirasi, disebarkan diatas kaca objek, dibiarkan kering selama beberapa menit, dan diperiksa dibawah mikroskop, dapat terlihat pola khas yang bergantung pada tahap siklus ovarium dan ada tidaknya kehamilan, tepatnya bergantung pada pada sekresi progesteron dalam jumlah besar. Dari sekitar hari ke-7 sampai sekitar hari ke-18 siklus menstruasi, mukus servik mengering memperlihatkan pola daun pakis. Hal ini kadang-kadang disebut proses arborisasi atau pola daun palem. Setelah sekitar hari ke-21, pola daun pakis ini tidak berbentuk,tetapi terlihat pola yang cukup berbeda dengan gambaran seperti sel atau manik-manik. Pola ini juga biasanya dijumpai pada kehamilan.
Apabila dijumpai mukus encer dalam jumlah banyak dan apabila terbentuk pola daun pakis saat pengeringan, kecil kemungkinan ada kehamilan. Namun apabila jumlah mukus sedikit dan terbentuk pola yang sangat seluler, ia mungkin hamil dan mungkin juga tidak, bergantung pada sekresi progesteron endrogennya.

•    Perubahan Pada Payudara
Secara umum perubahan anatomis pada payudara yang menyertai kehamilan pada primipara cukup khas, pada multipara,yamg payudaranya mungkin masih  mengandung sejumlah kecil zat susu atau kolostrum selama beberapa bulan atau bahkan beberapa tahun setelah kelahiran anak terahkhir mereka, perubahan ini kurang mencolok,terutama apabila mereka menyusui. Perubahan payudara yang serupa dengan yang dijumpai pada kehamilan terjadi pada wanita dengan tumor hipofisis penghasil prolaktin atau pada wanita yang mengkonsumsi obat anti-antisietas (gol.beszodiazepin), yang mencetuskan hiperprolaktinemia.
   
•    Perubahan warna Mukosa Vagina
Selama kehamilan, mukosa vagina biasanya tampak gelap kebiruan atau merah keunguan dan mengalami kongesti. Gambaran ini merupakan bukti persumtif kehamilan, dan tidak bersifat konklusif. Perubahan serupa pada mukosa vagina dapat ditimbulkan oleh semua keadaan yang menyebabkan kongesti hebat dari organ-organ panggul.

•    Meningkatkan Pigmentasi Kulit dan Munculnya Striae Abdomen
Menifestasi-menifestasi kulit ini sering dijumapai tetapi tidak bernilai diagnosis untuk kehamilan. Manifestasi ini mungkin tidak di jumpai pada kehamilan; sebaiknya, perubahan ini terjadi pada penggunaan kontrasepsi estrogen-progestin oral.
  
     Bukti Kemungkinan hamil
Tanda-tanda kemungkinan kehamilan mencakup:
1.    Pembesaran abdomen
2.    Perubahan bentuk, ukuran, dan konsitensi uterus
3.    Perubahan anatomis pada serviks
4.    Kontraksi Braxton Hicks
5.    Bollotement
6.    Kontur fisik janin
7.    Adanya gonadotropin korionik di urin atau serum

•    PEMBESARAN ABDOMEN
Pada usia kehamilan 12 minggu, uterus biasanya teraba di dinding abdomen sebagai sebuah penonjolan tepat diatas simfisis; setelah itu ukuran uterus membesar secara bertahap sampai akhir kehamilan. Setiap pembesaran abdomen pada wanita usia subur merupakan isyarat kuat kehamilan.  
•    PERUBAHAN BENTUK, UKURAN, DAN KONSITENSI UTERUS
Pada minggu-minggu pertama kehamilan, meningkatnya uterus terutama terbatas pada diameter anteroposterior, tapi pada masa gestasi selanjutnya, korpus uterus hampir membulat; garis tengah uterus rata-rata 8 cm dicapai pada minggu ke-12. Pada pemeriksaan bimanual, korpus uterus selama kehamilan teraba liat atau elastis dan kadang-kadang sangat lunak. Pada seikitar 6 sampai 8 minggu setelah hari pertama menstruasi terakhir, tanda hegar mulai tampak. Dengan satu tangan pemeriksa diatas abdomen dan dua jari tangan yang lain dimasukkan ke dalam vagina, dapat diraba serviks yang keras, dengan korpus uterus yang elastis di atas ismus yang lunak bila di tekan, yang terletak diatas bagian tersebut. Kadang-kadang ismus sedemikian lunaknya sehingga servik dan korpus uterus seolah-olah merupakan dua bagian yang terpisah. Pada tahap kehamilan ini, pemeriksa yang kurang berpengalaman dapat salah mengira bahwa serviks adalah uterus yang kecil, dan fundus uteri yang lunak adalah suatu adneksa. Namun, tanda ini bukan tanda dignostik kehamilan, karena keadaan ini kadang-kadang di jumapai saat dinding uterus pada wanita tidak hamil mengalami perlunakan yang berlebihan oleh kausa kehamilan. 

•    PERUBAHAN PADA SERVIKS
Pada minggu ke-6 sampai 8, serviks biasanya sudah cukup lunak. Pada primigravida, konsitensi jaringan servik yang mengelilingi os eksternus lebih mirip dengan mulut bibir dari pada tulang rawan hidung, yang khas untuk serviks pada wanita tidak hamil. Namun keadaan-keadaan lain dapat menyebabkan serviks melunak, misalnya kontrasepsi yang mengandung estrogen-progestin. Seiring dengan perkembangan kehamilan, kanalis servikalis dapat menjadi sedemikian melebar sehingga jari tangan dapat di masukkan. Pada proses peradangan tertentu, serta karsinoma, serviks akan tetap keras selama kehamilan dan, bila pun mungkin, hanya membuka pada saat persalinan.
  
•    KONTRAKSI  BRAXTON HICKS
Selama kehamilan, uterus mengalami kontraksi yang biasanya dapat diraba tetapi tidak nyeri dengan interval yamg irreguler sejak masa awal kehamilan. Kontraksi ini, yang disebut sebagai kontraksi Braxton Hicks, dapat mengalami peningkatan frekuensi dan amplitudo apabila uterus di masase. Namun kontraksi ini bukan merupakan tanda positif kehamilan karena kontraksi serupa kadang-kadang dijumpai pada uterus wanita dengan hematometra atau mioma lunak, terutama mioma submukosa bertangkai. Namun, deteksi kontraksi braxton hicks dapat membantu menyingkirkan adanya kehamilan ektopik abdomen.

•    BALLOTTEMENT
Sekitar pertengahan kehamilan, volume janin lebih kecil dibanding volume cairan amnion. Karena itu, tekanan mendadak pada uterus dapat meyebabkan janin tenggelam kedalam cairan amnion dan kemudian memantul ke posisinya semula; benturan yang ditimbulkan (ballotement) dapat dirasakan oleh jari-jari tangan pemeriksa.

•    KONTUR FISIK JANIN
Pada parus kedua kehamilan, kontur tubuh janin dapat dipalpasi melalui dinding abdomen ibu, dan semakin mendekati masa ini kontur janin semakin jelas. Kadang-kadang, mioma subserosa memiliki ukuran dan bentuk sedemikian sehingga menyerupai kepala janin, bagian-bagian tubuh janin, atau keduanya, sehingga terjadi kesalahan diagnosis yang serius. Dengan demikian, diagnosis positif kehamilan tidak dapat ditegakkan hanya berdasarkan tanda ini.

•    DETEKSI GONADOTROPIN
Adanya gonadotropin korionik (hCG) di dalam plasma ibu dan ekskresinya diurin merupakan dasar bagi uji endokrin untuk kehamilan. Hormon ini dapat ditemukan didalam cairan tubuh dengan salah satu dari berbagai teknik bioassay atau immunoassay.
Gonadotropin korionik penting bagi pengenalan kehamilan oleh ibu karena hormon ini bekerja “menyelamatkan” korpus luteum, tempat utama pembentukan progesteron selama 6 minggu pertama. Hormon ini mencegah involusi korpus luteum.


     Bukti positif kehamilan (pasti hamil)
Tiga tanda positif kehamilan adalah :
1.    Identifikasi kerja jantung janin yang terpisah dan tersendiri dari kerja jantung wanita hamil.
2.    Persepsi gerakan janin aktif oleh pemeriksa
3.    Pengenalan mudigah dan janin setiap saat selama kehamilan dengan teknik sonografik atau pengenalan janin yang lebih tua secara radiografis pada paruh kedua kehamilan.

•    KERJA JANTUNG JANIN
Mendengar atau mengamati denyut jantung janin dapat memastikan diagnosis kehamilan. Kontraksi jantung janin dapat diidentifikasi dengan auskultasi menggunakan fetoskop khusus, ultrasosnografi dengan prisip dopler, dan sonografi.
Denyut jantung janin dapat dideteksi dengan auskultasi menggunakan stetoskop rata-rata pada usia kehamilan 17 minggu; pada usia kehamilan 19 minggu, denyut jantung janin dapat di deteksi pada hampir semua wanita hamil yang tidak kegemukan. Frekuensi denyut jantung janin pada tahap ini dan sesudahnya berkisar antara 120-160 dpm dan terdengar sebagai bunyi ganda mirip detak jam di bawah bantal. Pada sebagian besar masa kehamilan, janin bergerak bebas dalam cairan amnion dan karena itu tempat pada abdomen ibu untuk mendengar bunyi jantung janin dengan jelas dapat berubah-ubah.
Dengan menggunakan peralatan dopler yang tepat, kerja jantung janin hampir selalu dapat dideteksi pada usia kehamilan 10 minggu. Pada bulan-bulan kehamilan selanjutnya, pemeriksa sering dapat mendengar suara selain suara yang dihasilkan oleh kerja jantung janin. Yang tersering adalah :
1.    Desir  tali pusat
2.    Desir uterus
3.    Suara akibat gerakan janin
4.    Denyut ibu
5.    Suara seperti berkumur-kumur yang dihasilkan oleh berjalannya gas atau cairan melalui usus ibu.

Dengan auskultasi abdomen, denyut ibu sering terdengar secara terpisah; dan pada sebagian wanita, denyut aorta terdengar sangat keras. Kadang-kadang sewaktu pemeriksaaan, denyut ibu dapat menjadi sedemikian cepat sehingga mirip dengan bunyi jantung janin.

•    PERSEPSI GERAKAN JANIN
Gerakan janin dapat terdeteksi oleh pemeriksa setelah usia kehamilan 20 minggu. Gerakan janin memperlihatkan intensitas yang bervariasi dari gerkan halus pada awal kehamilan sampai gerakan nyata pada periode selanjutnya; yang kadang-kadang juga dapat dilihat selain dapat diraba. Kadan-kadang sensasi yang agak mirip dapat ditimbulkan karena kontraksi otot abdomen atau peristalsis usus, walaupun hal ini seyogyanya tidak mengelabui pemeriksa yang berpengalaman.

•    DETEKSI KEHAMILAN SECARA ULTRASONOGRAFIK
Pemakaian sonografi transvaginal telah menimbulkan revolusi dalam pencitraan kehamilan tahap awal dan perkembangannnya. Dengan sonografi abdomen, kantong gestasi dapat dilihat hanya setelah usia kehamilan 4 sampai 5 minggu sejak menstruasi terakhir. Pada hari ke-35, semua kantung gestasi normal seyogyanya sudah terlihat, dan setelah 6 minggu, denyut jantung seharusnya sudah terdeteksi. Pada minggu ke-8, usia gestasi dapat diperkirakan secara cukup akurat. Sampai minggu ke-12, tiap milimeter panjang puncak kepala-bokong merefleksikan pertambahan usia gestasi 4 hari.




KESIMPULAN
Kehamilan adalah suatu keadaan fisiologis, akan tetapi pentingnya diagnosis kehamilan tidak dapat diabaikan. Dalam kehidupan wanita, hanya sedikit diagnosis yang lebih penting dari pada diagnosis kehamilan. Mengetahui adanya kehamilan sangat penting agar tepat dalam diagnosis dan pengobatan semua proses penyakit.
Perubahan endokronologis, fisiologis,dan anatomis yang menyertai kehamilan menimbulkan gejala dan tanda yang memberikan bukti adanya kehamilan. Gejala dan tanda tersebut diklasifikasikan menjadi 3 kelompok : Tanda persumtif (tidak pasti), tanda-tanda kemungkinan, dan tanda-tanda positif kehamilan.
     Bukti persumtif kehamilan (tanda tidak pasti kehamilan)
Bukti persumtif kehamilan umumnya didasarkan pada gejala-gejala subjektif berupa :
1.    Mual dengan atau tanpa muntah
2.    Gangguan berkemih
3.    Fatigue
4.    Persepsi adamya gerakan janin
     Bukti Kemungkinan hamil
Tanda-tanda kemungkinan kehamilan mencakup:
1.    Pembesaran abdomen
2.    Perubahan bentuk, ukuran, dan konsitensi uterus
3.    Perubahan anatomis pada serviks
4.    Kontraksi Braxton Hicks
5.    Bollotement
6.    Kontur fisik janin
7.    Adanya gonadotropin korionik di urin atau serum




     Bukti positif kehamilan (pasti hamil)
Tiga tanda positif kehamilan adalah :
1.    Identifikasi kerja jantung janin yang terpisah dan tersendiri dari kerja jantung wanita hamil.
2.    Persepsi gerakan janin aktif oleh pemeriksa
3.    Pengenalan mudigah dan janin setiap saat selama kehamilan dengan teknik sonografik atau pengenalan janin yang lebih tua secara radiografis pada paruh kedua kehamilan.

LATIHAN SISWA
1.    Jelaskan tanda-tanda pasti kehamilan !
2.    Jelaskan tanda-tanda tidak kehamilan !
3.    Jelaskan tanda-tanda kemungkinan !

PERUBAHAN DAN ADAPTASI PSIKOLOGIS DALAM MASA KEHAMILAN

MATA KULIAH        : ASKEB I (KEHAMILAN)
POKOK BAHASAN        : PERUBAHAN DAN ADAPTASI PSIKOLOGIS
                  DALAM MASA KEHAMILAN
SUB POKOK BAHASAN    :  1.  Pada Kehamilan Trimester I
2.    Pada Kehamilan Trimester II
3.    Pada Kehamilan Trimester III
WAKTU            : 120 Menit
DOSEN            : Fanny Seleky, SST
         

OBJEKTIF PRILAKU SISWA (OPS)
 Setelah mengikuti mata kuliah ini mahasiswa diharapkan dapat Menjelaskan Perubahan dan adaptasi psikologis dalam masa kehamilan
REFERENSI
1.    Jones,D,L, dasar-dasar obstetric dan ginekologi,EGC, Jakarta, 2002
2.    Varney,H. Buku ajar asuhan Kebidanan.EGC,Jakarta, 2006

Pendahuluan
Kehamilan merupakan waktu transisi, yakni suatu masa antara kehidupan sebelum memiliki anak yang sekarang ada dalam kandungan dan kehidupan nanti setelah anak tersebut lahir. Perubahan status yang radikal ini dipertimabangkan sebagai suatu krisis disertai periode tertentu untuk menjalani proses persiapan psikologis yang secara normal sudah ada selama kehamilan dan mengalami puncaknya pada saat bayi lahir.
Selama kehamilan berlangsung, terdapat rangkaian proses psikologis khusus yang jelas, yang terkadang tampak berkaitan erat dengan perubahan biologis yang sedang terjadi.

URAIAN MATERI
     Pada Kehamilan Trimester I
Trimester pertama sering dianggap sebagai periode penyesuaian. Penyesuaian yang dilakukan wanita terhadap kenyataan bahwa ia sedang mengandung. Penerimaan terhadap kenyataan ini dan arti semua ini bagi dirinya merupakan tugas psikologis yang paling penting pada trimester pertama kehamilan.
Sebagian besar wanita merasa sedih dan ambivalen tentang kenyataan bahwa ia hamil. Kurang lebih 80% wanita mengalami kekecewaan, penolakan, kecemasan, depresi, dan kesedihan. Hingga kini masih diragukan bahwa seorang wanita lajang bahkan telah merencanakan dan menginginkan kehamilan atau telah berusaha keras untuk hamil tidak mengatakan pada dirinya sedikit nya satu kali bahwa ia sebenarnya berharap tidak hamil. Keseragaman kebutuhan ini perlu dibicarakan dengan wanita karena ia cenderung menyembunyikan ambivalensi atau perasaan negatifnya ini karena perasaan tersebut bertentangan dengan apa yang menurutnya semestinya ia rasakan. Jika ia tidak dibantu memahami dan menerima ambivalensi dan perasaan negatif tersebut sebagai suatu hal yang normal dalam kehamilan, maka ia akan merasa sangat bersalah jika nantinya bayi yang ia kandung meninggal saat di lahirkan atau terlahir cacat atau abnormal.  Fokus wanita adalah pada dirinya sendiri.
Beberapa wanita, terutama mereka yang telah merencanakan kehamilan atau telah berusaha keras untuk hamil, merasa suka cita sekaligus tidak percaya bahwa dirinya telah hamil dan mencari bukti kehamilan pada setiap jengkal tubuhnya. Trimester pertama sering menjadi waktu yang sangat menyenangkan untuk melihat apakah kehamilan akan dapat berkembang dengan baik. Hal ini akan terlihat jelas terutama pada wanita yang telah beberapa kali mengalami keguguran dan bagi para tenaga kesehatan profesional wanita yang cemas akan memungkinan terjadinya keguguran kembali atau teratoma.
Hasrat seksual pada trimester pertama sangat bervariasi antara wanita yang satu dan yang lain. Biasanya pada trimester pertama merupakan terjadi nya penurunan libido.  Libido secara umum sangat dipengaruhi oleh keletihan, nausea, depresi, payudara yang membesar dan nyeri, kecemasan, kekhawatiran, dan masalah-masalah lain yang merupakan hal yang normal terjadi pada trimester pertama.  
     Pada Kehamilan Trimester II
Trimester kedua sering dikenal sebagai periode kesehatan yang baik, yakni periode ketika wanita merasa nyaman dan bebas dari segala ketidaknyamanan yang normal dialami saat hamil. Namun, trimester kedua juga merupakan fase ketika wanita menelusur dan paling banyak mengalami kemunduran. Trimester kedua sebenarnya sebenarnya terbagi atas dua fase : pra-queckening dan pasca-queckening. Queckening menunjukkan kenyataan adanya kehidupan yang terpisah, yang menjadi dorongan bagi wanita dalam melaksanakan tugas psikologis utamanya pada trimester kedua, yakni mengembangkan identitas sebagai ibu bagi dirinya sendiri yang berbeda dari ibunya.
Queckening memudahkan wanita untuk mengkonseptualisasi bayinya sebagai individu yang terpisah dari dirinya sendiri. Kesadaran baru ini memulai perubahan dalam fokusnya dari diri sendiri kepada bayi yang dikandungnya.
Sebagian wanita merasa lebih erotis selama trimester kedua, kurang lebih 80% wanita mengalami kemajuan yang nyata dalam hubungan seksual mereka dibanding pada trimester pertama dan sebelum hamil. Trimester kedua relatif terbebas dari segala ketidaknyamanan fisik, dan usuran perut wanita belum menjadi masalah besar, lubrikasi vagina semakin banyak pada masa ini, kecemasan, kekhawatiran dan masalah-masalah yang sebelumnya menimbulkan ambivalensi pada wanita tersebut mereda, dan ia telah mengalami perubahan dari seorang menuntut kasih sayang dari ibunya menjadi seorang yang mencari kasih sayang dari pasangannya, dan semua faktor ini turut mempengaruhi peningkatan libido dan kepuasan seksual.     
     Pada Kehamilan Trimester III
Trimester ketiga sering disebut periode penantiandengan penuh kewaspadaan. Sejumlah ketakutan muncul pada trimester ketiga. Wanita mungkin merasa cemas dengan kehidupan bayi dan kehidupannya sendiri, seperti : apakah bayinya nanti akan lahir abnormal, terkait persalinan dan pelarían (nyeri, kehilangan kendali, hal-hal lain yang tidak diketahui), apakah ia akan menyadari bahwa ia akan bersalin, atau bayinya tidak mampu keluar karena perutnya sudah luar biasa besar, atau apakah organ vitalnya akan mengalami cedera akibat tendangan bayi.
Wanita akan kembali merasakan ketidaknyamanan fisik yang semakin kuat menjelang akhir kehamilan. Ia akan merasa canggung, jelek, berantakan dan memerlukan dukungan yang sangat besar dan konsisten dari pasangannya. Pada pertengahan trimester ketiga, peningkatan hasrat seksual yang terjadi pada trimester sebelumnya akan menghilang karena abdomennya yang semakin besar menjadi halangan.  

KESIMPULAN
Selama kehamilan berlangsung, terdapat rangkaian proses psikologis khusus yang jelas, yang terkadang tampak berkaitan erat dengan perubahan biologis yang sedang terjadi.
     Pada Kehamilan Trimester I
Trimester pertama sering dianggap sebagai periode penyesuaian. Penyesuaian yang dilakukan wanita terhadap kenyataan bahwa ia sedang mengandung. Kurang lebih 80% wanita mengalami kekecewaan, penolakan, kecemasan, depresi, dan kesedihan. Beberapa wanita, terutama mereka yang telah merencanakan kehamilan atau telah berusaha keras untuk hamil, merasa suka cita sekaligus tidak percaya bahwa dirinya telah hamil dan mencari bukti kehamilan pada setiap jengkal tubuhnya. Biasanya pada trimester pertama merupakan terjadi nya penurunan libido.
     Pada Kehamilan Trimester II
Trimester kedua sering dikenal sebagai periode kesehatan yang baik, yakni periode ketika wanita merasa nyaman dan bebas dari segala ketidaknyamanan yang normal dialami saat hamil.
Trimester kedua sebenarnya sebenarnya terbagi atas dua fase : pra-queckening dan pasca-queckening. Queckening menunjukkan kenyataan adanya kehidupan yang terpisah, yang menjadi dorongan bagi wanita dalam melaksanakan tugas psikologis utamanya pada trimester kedua, yakni mengembangkan identitas sebagai ibu bagi dirinya sendiri yang berbeda dari ibunya.
     Pada Kehamilan Trimester III
Trimester ketiga sering disebut periode penantiandengan penuh kewaspadaan. Sejumlah ketakutan muncul pada trimester ketiga. Wanita mungkin merasa cemas dengan kehidupan bayi dan kehidupannya  sendiri, Wanita akan kembali merasakan ketidaknyamanan fisik yang semakin kuat menjelang akhir kehamilan. Ia akan merasa canggung, jelek, berantakan dan memerlukan dukungan yang sangat besar dan konsisten dari pasangannya.

LATIHAN SISWA

1.    Jelaskan perubahan-perubahanyang terjadi pada trimester I,II dan III
2.    Jelaskan proses queckening pada trimester ke-II.

PERUBAHAN ANATOMI DAN ADAPTASI FISIOLOGIS PADA IBU HAMIL TRIMESTER I,II,III

MATA KULIA            : ASKEB I (KEHAMILAN)
POKOK BAHASAN        : PERUBAHAN ANATOMI DAN ADAPTASI
                  FISIOLOGIS PADA IBU HAMIL TRIMESTER I,II,III
SUB POKOK BAHASAN    :  1.  Sistem reproduksi
2.    Payudara
3.    Sistem endokrin
4.    Sistem kekebalan
5.    Sistem perkemihan
6.    Sistem pencernaan
7.    Sistem muskuloskeletal
8.    Sistem Kardiovaskuler
9.    Sistem Integumen
10.    Metabolisme
11.    Berat badan dan Indeks Masa Tubuh (IMT)
12.    Darah dan Pembekuan darah
13.    Sistem Pernafasan
14.    Sistem Persyarafan
WAKTU            : 120 Menit
DOSEN            : Fanny Seleky, SST
         
OBJEKTIF PRILAKU SISWA (OPS)
 Setelah mengikuti mata kuliah ini mahasiswa diharapkan dapat Menjelaskan Perubahan dan adaptasi fisiologis pada ibu hamil dengan tepat.





REFERENSI
1.    Coad,J, Dunstal,M, anatomi dan fisiologi untuk bidan,EGC, Jakarta, 2007
2.    Jones,D,L, dasar-dasar obstetric dan ginekologi,EGC, Jakarta, 2002
3.    Cunningham, obstetri William edisi 21, EGC, Jakarta, 2006
4.   
Pendahuluan
Selama 279 hari kehamilan rata-rata, fisiologi ibu mengalami perubahan nyata untuk menunjang perkembangan janin dan untuk mempersiapkan ibu menjalani persalinan dan laktasi. Perubahan dimulai pada fasu luteal siklus haid, sebelum pembuahan dan implantasi, seiring dengan dimulainya sekresi progesterone dari korpus luteum. Apabila pembuahan berhasil, kadar progesteron dan estrogen meningkat secara proresif. Bersama-sama mereka akan mengendalikan banyak perubahan fisiologis ibu selama hamil.
URAIAN MATERI
     Sistem reproduksi
1.    Uterus
Uterus mengalami peningkatan ukuran dan perubahan bentuk. Endometrium menebal menjadi desidua. Ketiga lapisan miometrium menjadi semakin jelas karena otot uterus mengalami hiperplasia (pembentukan serat baru) dan hipertrofi (peningkatan panjang dan ketebalan serat otot yang sudah ada). Seiring dengan kemajuan kehamilan, saat timbul dan kecepatan potensial aksi miometrium berubah, sedangkan sel otot meningkatkan kandungan protein kontraktil, taut celah, retikulum sarkoplasma, dan mitokondria.
Pada awal kehamilan, ismus uterus memenjang dari sekitar 7-25 mm. Dari minggu ke-32 sampai ke-34, ismus membentuk segmen bawah uterus (SBU). Sering dengan terjadinya pendataran (effecement) (pada sekitar 36 minggu), os eksternal menyatu ke SBU. Blastokista biasanya tertanam di fundus (bagian atas) uterus. Pada minggu ke-12, janin memenuhi rongga uterus dan fundus dapat dipalpasi di batas panggul. Seiring dengan membesarnya uterus selama kehamilan, konfigurasi anteversi dan antefleksi lenyap dan uterus menjadi tegak, miring, kemudian berputar ke kanan di bawah tekanan kolon desendens.
Selama kehamilan, uterus tidak pernah benar-benar ”tenang” dan selalu memperlihatkan aktivitas frekuensi rendah. Kontraksi Braxton-Hicks adalah kontraksi yang tidak nyeri yang dapat diukur sejak trimester pertama kehamilan. Kontraksi ini tidak menyebabkan dilatasi serviks, tetapi membantu sirkulasi darah ke plasenta. Kontraksi biasanya ireguler dan lemas, tidak tersinkronisasi, dan memiliki fokus multipel. Ligamentum uterus melunak dan menebal di bawah pengaruh estrogen, yang menyebabkan mobilitas dan kapasitas panggul meningkat.
2.    Serviks
Serviks melebar selama kehamilan. Estrogen meningkatkanpasokan darah ke serviks yang menyebabkan waran ungu pucat dan tekstur jaringan yan glebih lunak. Mukosa serviks berproliferasi dan kelenjar menjadi lebih kompleks dan mengeluarkan mukus kental, yang membentuk suatu sumabat atau operkulum untuk melindungi serviks dari infeksi asendens. Sumbat menempel secara lateral oleh proyeksi mukus yang menebal dimulut kelenjar penyekresi mukus. Sumbat inilah yang keluar sebgai ”show” (blodoy show) saat permulaan persalinan saat serviks mulai tertarik keatas untuk membentuk segmen bawah rahim.    
3.    Vagina
Aliran darah ke vagina meningkat yang menyebabkan jaringan vagina melunak dan lebih dapat diregang. Warna ungu pucat pada vagina dan serviks secara tradisional dikenal sebagai indikator kehamilan. Peningkatan aliran darah berarti denyut arteri uterus dapat dirasakan melalui forniks lateralis. Pembengkakan vena menyebabkan peningkatan transudasi vaskular, yang bersama dengan peningkatan produksi mukus menyebabkan peningkatan pengeluaran duh vagina. Duh vagina memiliki pH rendah (karena efek peningkatan estrogen pada flora vagina) dan berwarna putih dengan bau tidak menusuk. Estrogen juga merangsang pembelahan sel epitel vagina sehingga sel tersebut menjadi berbentuk perahu (yang seyogianya tidak dicuragai sek karsinoma). Pada awal kehamilan, korpus luteum yang mengalami hipertrofi dan panjangnya sekitar 3-5 cm, teregang dipermukaan ovarium; pada sebagian wanita, hal ini dapat dipalpasi atau, pada wanita yang menjalani pengambilan telur untuk IVF, dilihat selama pemeriksaan endoskopik. 

     Payudara
Pada minggu-minggu awal, wanita hamil sering mengalami rasa nyeri dan gatal di payudara. Setelah bulan kedua, payudara bertambah besar dan vena-vena halus menjadi kelihatan tepat dibawah kulit. Puting susu menjadi bertambah besar, berpigmen lebih gelap, dan lebih erektil. Setelah beberapa bulan pertama, cairan kental kekuning-kuningan, kolostrum, sering dapat ditekan keluar dari puting susu denanga tekanan lembut. Pada saat itu, aerola menjadi lebih lebih lebar dan berpigmen lebih gelap. Sejumlah tonjolan-tonjolan kecil tersebar diseluruh aerola yang disebut juga kelenjar Montgomery-merupakan kelenjar sebasea yang mengalami hipertrofi. Bila pertambahan ukuran payudara sangat besar, dapat timbul striasi-striasi yang serupa dengan yang ditemukan di abdomen. Yang menarik, ukuran payudara sebelum hamil tidak berhubungan dengan volume produksi ASI.    
     Sistem endokrin
Kebanyakan perubahan anatomik yang terjadi pada kehamilan disebabkan hormon-hormon yang disekresi oleh plasenta (estrogen, progesteron, dll). Namun, kelenjar endokrin lain, semasa kehamilan, mensintesis hormon dalam jumlah yang berbeda bila dibandingkan dengan keadaan tidak hamil.
Kelenjar Hipofise
Sekresi FSH dan LH menurun sampai pada tingkat yang rendah semasa hamil, sedangkan sekresi ATCH, tirotropin, hormon melanosit dan prolaktin meningkat. Kadar prolaktin, misalnya, meningkat dengan cepat sampai pada kehamilan minggu ke-30 kemudian melambat sampai genap bulan. Prolaktin mungkin merupakan suatu faktor yang , menyebabkan pnerunan FSH dan LH sampai pada level yang sangat rendah pada kehamilan minggu ke-8.
Kelenjar Adrenal
Kortikosteroid total meningkat secara progresif sampai genap bulan. Sedikit banyak, ini dapat menerangkan kecenderungan seorang wanita hamil mengalami striae abdomen, glikosuria, dan hipertensi.
Kelenjar Tiroid
Kelenjar tiroid membesar selama kehamilan, kadang-kadang sampai dua kali normal. Pembesaran ini terutama di sebabkan penumpukan koloid yang disebabkan penurunan kadar yodium di dalam plasma, akibat dari meningkatnya kemampuan ginjal semasa kehamilan untuk mengekskresikan unsur ini. Estrogen merangsang peningkatan sekresi thyroxin binding globulin. Akibatnya terjadi peningkatan kadar T3 dan T4.  Kadar yang meningkat ini tidak menunjukkan hipertiroidisme karena kadar TSH dan tiroksin bebas berada dalam batas normal. Apabila hendak melakukan tes fungsi tiroid, perubahan –perubahan ini harus dipertimbangkan.
Kelenjar Paratiroid
Pengaturan konsentrasi kalsium berkaitan erat dengan fisiologi magnesium, fosfat, hormon paratiroid, vitamin D, dan kalsitonin. Perubahan apa pun dari salah satu faktor di atas kemungkinan akan mempengaruhi yang lainnya.        
     Sistem kekebalan
Human chorionic gonadotropin dapat menurunkan respons imun wanita hamil. Selain itu, kadar IgG, IgA, dan IgM serum menurun mulai dari minggu ke 10 kehamilan, hingga mencapai kadar terendah pada minggu ke 30 dan tetap berada pada kadar ini hingga term. Perubahan –perubahan ini dapat menjelaskan penigkatan risiko infeksi yang tidak masuk akal pada wanita hamil.
     Sistem perkemihan
Perubahan-Perubahan Ginjal Pada Kehamilan Normal
Perubahan    Keterangan    Relevansi klinis
Bertambahnya ukuran ginjal    Panjang ginjal bertambah sekitar 1 cm pada pemeriksaan sinar X    Menyusutnya ukuran pada pascapartum tidak boleh diartikan sebagai kehilangan jaringan parenkim
Dilatasi pelvis, kaliks, dan ureter    Menyerupai hidronefrosis pada pemeriksaan USG atau IVP (lebih terlihat pada sebelah kanan)    Jangan diartikan sebagai uropati abstruktif; retensi urin menyebabkan kesalahan dalam pengumpulan; infeksi traktus urinarius bagian atas lebih virulen; mungkin menyebabkan sindrom distensi, pielografi elektif sebaiknya diundur sampai setidaknya 12 minggu pascapartum
Peningkatan hemodinamik ginjal     Peningkatan laju filtrasi glomerolus dan aliran plasma  ginjal sebanyak 50%     Penurunan kadar kreatinin serum nitrogen dan urea selama masa kehamilan normal; kadar kreatinin > 0,8 mg/dl (>72µmol/L) sudah mencurigakan; ekskresi protein, asam amino, dan glucosa seluruhnya mengalami peningkatan
Perubahan metabolisme asam-basa    Penurunan ambang bikarbonat ginjal; progesteron menstimulasi pusat pernafasan    Kadar bikarbonat dan Pco2 serum masing-masing lebih rendah 4-5 mEq/L dan 10 mmHg sudah menggambarkan retensi CO2
Penanganan air oleh ginjal     Perubahan osmoregulasi; penurunan ambang osmotik untuk pelepasan AVP dan rasa haus; peningkatan kecepatan pembuangan horman    Osmolalitas serum menurun sebesar 10mOsm/L (Na serum  5 mEq/L) selama masa kehamilan normal; peningkatan metabolisme AVP dapat  menyebabkan diabetes insipidus transien pada kehamilan. 

Selama keamilan konsentrasi kreatinin dan ureum plasma normalnya menurun akibat meningkatnya filtrasi glomerolus untuk zat-zat ini.
Glukosaria selama kehamilan tidak selalu berarti abnormal. Peningkatan filtrasi glomerolus yang cukup besar, bersama dengan gangguan kapasitas reabsorbsi tubuler untuk glukosa yang difiltrasi, menerangkan sebagian besar kasus glukosuria.
Proteinuria normalnya tidak terjadi selama kehamilan, kecuali kadang-kadang dalam jumlah yang sangat kecil pada waktu atau segera setelah persalinan yang berat.   
     Sistem pencernaan
Progesteron merangsang nafsu makan dan rasa haus serta mempengaruhi kepekaan papil pengecap. Progesteron juga mempengaruhi otot polos usus, yang mengubah motilitas dan waktu transit. Hal ini dapat menyebabkan peningkatan efisiensi penyerapan, tetapi juga dapat menimbulkan mual dan konstipasi. Penurunan tonus sfingter aesofagus bawah dapat menyebabkan refluks dan nyeri ulu hati.
Gusi dapat menjadi hiperemis dn melunak pada kehamilan serta dapat berdarah bahkan pada cedera ringan, misalnya oleh sikat gigi. Ini mungkin terjadi karena retensi cairan intraseluler yang disebabkan oleh progesteron.  
     Sistem muskuloskeletal
Lordosis progresif merupakan gambaran yang karakteristik pada kehamilan normal. Untuk mengkompensasi posisi uterus yang membesar, lordosis menggeser pusat gravitasi kebelakang pada tungkai bawah. Terdapat penigkatan mobilitas sendi sakroiliaka, sakrokoksigeal, dan sendi pubis selama kehamilan, kemungkinan hamil akibat perubahan hormonal. Mobilitas tersebut mungkin menyebabkan perubahan postur ibu, dan selanjutnya mengakibatkan rasa tidak nyaman dipunggung bagian bawah, terutama pada akhir kehamilan. Selama trimester akhir kehamilan, rasa pegal, mati rasa, dan lemah kadangkala dialami pada ekstremitas atas. Hal ini kemungkinan merupakan akibat lordosis nyata yang disertai dengan fleksi anterior leher danmerosotnya gelang bahu, yang kemudian akan menimbulkan traksi pada nervus ulnaris dan medianus.
     Sistem Kardiovaskuler
Perubahan fisiologis yang paling nyata terjadi pada sistem kardiovaskuler sebagai persiapan untuk memenuhi peningkatan kebutuhan jaringan ibu dan janin. Perubahan ini secara tidak langsung oleh hormon dan secara langsung oleh efek mekanis.
Volume Darah
Volume darah total meningkat sebesar 30-50%, lebih kepada kehamilan multipel. Peningkatan berkolerasi erat dengan berat lahir dan, karena dimulai sejak awal kehamilan, mekanisme pada perubahan dini sistem kardiovaskular ini disebabkan oleh faktor hormon. Sistem vaskular mengalami ekspansi karena progesteron merangsang vasodilatasi otot polos pembuluh darah dan estrogen merangsang angiogenesis serta peningkatan aliran darah. Aborsi spontan berulang berespons terhadap sistem vaskular yang kurang terisi dengan meningkatkan retensi natrium dan air, dengan demikian, volume darah meningkat sekitar 40 %. Ekspansi plasma lebih besar dari pada peningkatan sel darah sehingga secara keseluruhan terjadi hemodilusi (pengenceran darah).
Curah Jantung
Curah jantung meningkat pada awal kehamilan, semula akibat peningkatan kecepatan denyut jantung, yang kemudian diikuti oleh peningkatan isi sekuncup. Miokontraktilitas meningkat sepanjang kehamilan, yang sedikit banyak menyebabkan hipertrofi ventrikel. Curah jantung adalah hasil dari dua variabel : kecepatan denyut jantung dan isi sekuncup.
Tekanan Darah
Tekanan darah menurun pada awal kehamilan, mencapai minimum pada pertengahan kehamilan, kemudian kembali mendekati nilai prahamil menjelang aterm. Pada kehamilan, efek postur pada tekanan darah tampak jelas.
     Metabolisme
Metabolisme Air
Peningkatan retensi air adalah suatu perubahan fisiologis yang normal pada akhir kehamilan. Akumulasi cairan ini disebabkan oleh peningkatan tekanan vena dibagian yang lebih rendah dari uterus akibat oklusi parsial vena kava. Penurunan tekanan osmotikkoloid interstisial yang ditimbulkan olrh kehamilan normal juga cenderung menimbulkan edema pada akhir kehamilan.
Metabolisme Protein
  Produk konsepsi, sebagaimana uterus dan darah ibu, relatif kaya akan protein dari pada lemak atau karbohidrat. Saat aterm, janin dan plasenta bila digabungkan akan berberat sekitar 4 kg dan mengandung kurang lebih 500g protein, atau sekitar separuh dari pertamabahan total pada kehamilan. Balans nitrogen pada wanita hamil tampak bahwa penggunaan nitrogen yang sebenarnya hanya 25%. Oleh karena itu, kebutuhan harian asupan protein selama kehamilan meningkat cukup besar.
Metabolisme Karbohidrat
Metabolisme ibu dipengaruhi oleh perubahan sekresi hormon tiroid dan perubahan respons terhadap insulin. Pada paruh kehamilan, peningkatan kepekaan terhadap insulin mendorong pengendapan lemak ibu. Pada paruh kedua keamilan, resistensi terhadap insulin menyebabkan peningkatan kadar berbagai  substrat di plasma ibu yang meningkatkan penyaluran melalui plasenta dan pertumbuhan janin.
     Berat badan dan Indeks Masa Tubuh (IMT)
Pertambahan berat badan selama kehamilan sebagian besar diakibatkan oleh uterus dan isinya, payudara, dan peningkatan volume darah serta cairan ekstraseluler ekstravasikuler. Sebagian kecil pertambahan berat badan tersebut diakibatkan oleh perubahan metabolik yang mengakibatkan pertambahan air seluler dan penumpukan lemak dan protein baru, yang disebut cadangan ibu. Pertambahan berat badan rata-rata sebanyak 12,5 kg.
Analisis Pertambahan Berat Badan Berdasarkan Peristiwa Fisiologis
Selama Kehamilan
Jaringan dan cadangan    Kenaikan berat badan (g) kumulatif
Sampai :
    10 minggu    20 minggu    30 minggu    40 minggu (Total)
Janin     5    300    1500    3400
Plasenta     20    170    430    650
Cairan amnion    30    350    750    800
Uterus     140    320    600    970
Payudara     45    180    360    405
Darah     100    600    1300    1450
Cairan  ekstravaskuler    0    30    80    1480
Cadangan maternal (lemak)    310    2050    3480    3345
Total     650    4000    8500    12500

     Darah dan Pembekuan darah
PERUBAHAN HEMATOLOGIS PADA KEHAMILAN
    Perubahan pada kehamilan    catatan
Volume plasma    Meningkat sekitar 50% dari 2600 ml menjadi 3900 ml    Lebih besar pada kehamilan kedua dan berikutnya; berkolerasi dengan berat lahir
Massa sel darah merah    Meningkat sekitar 18 %    Meningkat lebih besar apabila ibu mendapat suplemen zat besi
Hitung neutrofil    Baik jumlah sel maupun aktivitas metabolik meningkat    Peningkatan inisial terjadi pada awal kehamilan dan serupa dengan respons terhadap stres fisiologis lain
Protein plasma    menurun    Penurunan tekanan osmotik merupakan presdiposisi edema
Faktor pembekuan    meningkat    Faktor fibrinolitik berkurang
Hitung trombosit     Sedikit turun    Koagulabilitas meningkat

     Sistem Pernafasan
Pernafasan masih diaframagtik selama kehamilan, tetapi karena pergerakan diafragma terbatas, setelah minggu ke 30, wanita hamil bernafas lebih dalam, dengan meningkatkan volume tidal dan kecepatan ventilasi, sehingga memungkinkan percampuran gas meningkat dan konsumsi oksigen meningkat 20 %. Diperkirakan efek ini disebabkan oleh meningkatnya sekresi progesteron. Keadaan tersebut dapat menyebabkan pernafasan berlebihan dan pO2 arteri lebih rendah. Pada kehamilan lanjut, kerangka iga bawah melebar keluar sedikit, dan mungkin tidak kembali ke keadaan sebelum hamil, sehingga menimbulkan kekhawatiran bagi wanita yang memperhatikan penampilan badannya.  
     Sistem Persyarafan
Wanita hamil sering melaporkan adanya masalah pemusatan perhatian, konsentrasi dan memori selama kehamilan dan masa nifas awal.adanya penurunan memori terkait kehamilan yang terbatas pada trimester ketiga. Penurunan ini disebabkan oleh depresi, kecemasan, kurang tidur, atau perubahan fisik lain yang dikaitkan dengan kehamilan. Penurunan memori yang diketahui hanyalah sementara dan cepat pulih setelah pelahiran. 
KESIMPULAN
Selama 279 hari kehamilan rata-rata, fisiologi ibu mengalami perubahan nyata untuk menunjang perkembangan janin dan untuk mempersiapkan ibu menjalani persalinan dan laktasi.
     Sistem reproduksi
1.    Uterus
2.    Serviks
3.    Vagina
     Payudara
Pada minggu-minggu awal, wanita hamil sering mengalami rasa nyeri dan gatal di payudara.
     Sistem endokrin
a.    Kelenjar Hipofise
b.    Kelenjar Adrenal
c.    Kelenjar Paratiroid
     Sistem kekebalan
Human chorionic gonadotropin dapat menurunkan respons imun wanita hamil. Selain itu, kadar IgG, IgA, dan IgM serum menurun mulai dari minggu ke 10 kehamilan, hingga mencapai kadar terendah pada minggu ke 30 dan tetap berada pada kadar ini hingga term.
     Sistem perkemihan
Selama keamilan konsentrasi kreatinin dan ureum plasma normalnya menurun akibat meningkatnya filtrasi glomerolus untuk zat-zat ini.
     Sistem pencernaan
Progesteron juga mempengaruhi otot polos usus, yang mengubah motilitas dan waktu transit. Hal ini dapat menyebabkan peningkatan efisiensi penyerapan, tetapi juga dapat menimbulkan mual dan konstipasi. Penurunan tonus sfingter aesofagus bawah dapat menyebabkan refluks dan nyeri ulu hati.
     Sistem muskuloskeletal
Lordosis progresif merupakan gambaran yang karakteristik pada kehamilan normal. Untuk mengkompensasi posisi uterus yang membesar, lordosis menggeser pusat gravitasi kebelakang pada tungkai bawah. Terdapat penigkatan mobilitas sendi sakroiliaka, sakrokoksigeal, dan sendi pubis selama kehamilan, kemungkinan hamil akibat perubahan hormonal.
     Sistem Kardiovaskuler
Perubahan fisiologis yang paling nyata terjadi pada sistem kardiovaskuler sebagai persiapan untuk memenuhi peningkatan kebutuhan jaringan ibu dan janin. Perubahan ini secara tidak langsung oleh hormon dan secara langsung oleh efek mekanis.
a.    Volume Darah
b.    Curah Jantung
c.    Tekanan Darah
     Metabolisme
a.    Metabolisme Air
b.    Metabolisme Protein
c.    Metabolisme Karbohidrat
     Berat badan dan Indeks Masa Tubuh (IMT)
Pertambahan berat badan selama kehamilan sebagian besar diakibatkan oleh uterus dan isinya, payudara, dan peningkatan volume darah serta cairan ekstraseluler ekstravasikuler. Pertambahan berat badan rata-rata sebanyak 12,5 kg.
     Sistem Pernafasan
Pernafasan masih diaframagtik selama kehamilan, tetapi karena pergerakan diafragma terbatas, setelah minggu ke 30, wanita hamil bernafas lebih dalam, dengan meningkatkan volume tidal dan kecepatan ventilasi, sehingga memungkinkan percampuran gas meningkat dan konsumsi oksigen meningkat 20 %.
     Sistem Persyarafan
Wanita hamil sering melaporkan adanya masalah pemusatan perhatian, konsentrasi dan memori selama kehamilan dan masa nifas awal.adanya penurunan memori terkait kehamilan yang terbatas pada trimester ketiga. Penurunan ini disebabkan oleh depresi, kecemasan, kurang tidur, atau perubahan fisik lain yang dikaitkan dengan kehamilan.
LATIHAN SISWA
1.    jelaskan perubahan-perubahan yang terjadi dalam sistem reproduksi selama kehamilan
2.    Jelaskan perubahan sistem kardiovaskuler selama kehamilan
3.    Jelaskan perubahan sistem muskoloskeletal selama kehamilan.